Day 1 : Tour the City Centre of Singapore

Singapore Trip #1

Changi Airport – Fragrance Hotel – Masjid Haji Mohd Salleh – Singapore River – Merlion Park – Victoria Theatre and Memorial Hall – The Arts House at the Old Parliament – Asian Civilisations Museum – Cavenagh Bridge – The First Generation Sculpture – Helix Bridge – Marina Bay Sands Mall

Dari awal kehamilan dulu kami sudah sepakat jika ingin mengajak anak traveling ke luar negeri harus menunggu usia yang paling ideal minimal 1,5 tahun. Pertimbangannya adalah pada usia tersebut anak sudah bisa makan makanan dewasa (bukan menu bubur), tidak lagi digendong melulu, bisa diajak jalan dan berlari serta bisa menikmati saat eksplorasi tempat yang dikunjungi. Terakhir yang paling utama adalah fisik si anak yang sudah siap diajak menguras tenaga.

Dan inilah cerita pengalaman pertama kami traveling ke luar negeri bersama anak batita 18 bulan 😉 Yes, Here we go!

Soetta Airport to Changi Airport

Perjalanan dimulai dengan berangkat dari rumah Andung Ry di Karawaci jam 4 subuh dan sampai di bandara Soekarno Hatta sekitar jam 5 WIB. Dengan menggunakan taksi kami turun di Terminal 3 AirAsia. Jadwal keberangkatan pesawat jam 7.10 WIB sehingga masih banyak waktu untuk sholat subuh dan sarapan ringan tanpa terburu-buru.

image

Saat check in dilakukan, kami mencoba sistem Self Check-In di mesin AirAsia yang tersedia. Prosesnya cepat dan mudah, sangat cocok untuk yang sedang terburu-buru atau tidak tahan dengan antrian. Cukup ikuti petunjuk di layar mesin dengan klik data yang diinginkan dan scanning paspor yang diperlukan kemudian voila tiket fisik akan tercetak otomatis dari mesin tersebut 😉

image

Tepat jam 9.45 waktu Singapura (1 jam lebih cepat dari Indonesia) pesawat kami mendarat dengan sempurna di Changi Airport. Setibanya di sana kami harus mengisi kartu kedatangan terlebih dahulu. Kartu ini berfungsi sebagai identitas ke-valid-an seseorang saat berkunjung ke negara lain.

Dari sana kami lanjut berjalan kaki ke Terminal 3 untuk mencapai Sky Train dan melanjutkan naik MRT ke tujuan Geylang tempat hotel kami berada. Perjalanan di Sky Train hanya sekitar 5 menit sedangkan di dalam MRT menghabiskan waktu kurang lebih 15 menit untuk mencapai Aljunied Station dengan melewati 7 station.

Sebelum menggunakan MRT jangan lupa terlebih dahulu membeli Singapore Tourist Pass (STP) yang digunakan sebagai alat pembayaran saat menggunakan transportasi publik di Singapura yakni diantaranya MRT, LRT dan Bus.

Hanya berjarak sekitar 20 km dari Changi Airport kami tiba di hotel. Karena waktu check in hotel baru berlaku jam 3 sore maka kami titip barang terlebih dahulu ke concierge kemudian keluar lagi mencari masjid untuk jamak dzuhur dan ashar serta makan siang.

Masjid Haji Mohd Salleh

image

Masjid ini berada tidak jauh dari hotel tempat kami menginap. Terletak di 245, Geylang Road cukup jalan sedikit ke arah jalan besar utama maka bangunan masjid tersebut sudah terlihat dari kejauhan. Masjid yang sudah berdiri sejak tahun 1900-an ini pendirinya asal Indonesia yang menetap lama di Singapura, namanya Haji Mochamad Salleh.

image

Usai melaksanakan ibadah, kami langsung mencari tempat makan untuk mengisi perut. Tidak jauh dari Masjid Haji Mohd Salleh terdapat sebuah restoran India muslim yang menyajikan makanan berlabel halal. Detail mengenai Mufiz Restaurant bisa baca disini. Setelah mengisi perut kami naik bus ke arah Kallang Station untuk mencapai pusat kota Singapura. Sesuai itinerary yang sudah dibuat, hari ini kami akan menghabiskan waktu hingga malam hari disekitaran pusat kota tersebut.

Singapore River

image

Sebagian besar bangunan peninggalan sejarah di Singapura berada di tepi utara Singapore River. Menurut historinya, wilayah ini berada dibawah perencanaan kota yang disusun oleh Raffles pada tahun 1822 yang kemudian dialokasikan sebagai Civic District Pemerintahan Kolonial Inggris.

Karena sebagian besar bangunan saling berdekatan satu sama lain, maka cara terbaik untuk menjelajahi tempat ini adalah dengan berjalan kaki. Untuk mencapai kesini terlebih dahulu kami naik MRT dari Kallang Station dan turun di Raffles Place Station kemudian keluar di exit H.

image

Dari pintu exit H kami berjalan santai ke arah gedung perkantoran UOB Plaza melewati Marina Boulevard. Di sebelah gedung perkantoran itulah terletak Singapore River. Sepanjang jalan tepian sungai ini biasa disebut Singapore River Walk. Menurut sejarahnya, Singapore River merupakan pusat perdagangan Singapura sampai dengan tahun 1970-an. Pada masa itu semua kapal harus melewati Singapore River untuk mencapai gudang dan pertokoan di Boat Quay.

image

 

Merlion Park

image

Berjalan lagi menyusuri Singapore River terdapat Merlion Park yang juga merupakan lokasi dimana patung merlion berada. Patung ini memiliki filosofi tersendiri bagi masyarakat Singapura. Diambil dari kata mermaid & lion yang berarti ikan duyung dan singa. Tubuh patung (ikan) melambangkan Singapura yang dahulu adalah desa nelayan, disebut Temasek yang artinya ‘kota laut’ dalam bahasa Jawa Kuno. Sedangkan kepala (singa) mencerminkan ‘kota singa’ dalam bahasa melayu yang kemudian digunakan sebagai nama negara Singapura.

image

Patung yang berdiri dengan tinggi 8,6 meter dan berat 70 ton tersebut dibuat oleh pengrajin lokal Lim Nang Seng dan dirancang oleh Fraser Brunner untuk Badan Pariwisata Singapura (BPS) pada tahun 1964 kemudian diresmikan pada tanggal 15 September 1972 oleh Perdana Menteri Lee Kuan Yew di muara Singapore River untuk menyambut semua pengunjung ke Singapura.

image

Patung yang menjadi ciri khas memancurkan air dari mulutnya ini berada di sekitar Merlion Park tepatnya di depan Hotel Fullerton dan menghadap Marina Bay. Taman ini juga berisi patung Merlion dengan ukuran yang lebih kecil. Dikenal sebagai ‘anak Merlion’, berdiri dengan tinggi 2 meter dan berat 3 ton. For your info, terdapat lima Merlion resmi yang disetujui oleh Badan Pariwisata Singapura, yaitu dua buah di Merlion Park dan lainnya berada di Pulau Sentosa (menjadi replika tertinggi), Gunung Faber dan terakhir di Tourism Court di Orchard Spring Lane.

Victoria Theatre and Memorial Hall

image

Lokasi Victoria Theatre berada di 11 Empress Place Singapore. Bangunan ini merupakan peninggalan kolonial tertua yang dibangun pada tahun 1862 sebagai balai kota. Memiliki gaya arsitektur Inggris neo-classic yang populer di abad ke-19. Teater ini terhubung ke Concert Hall terdekat (dibangun tahun 1905) dengan sebuah menara jam. Persis di depan bangunan megah ini terdapat patung perunggu asli Stamford Raffles yang dipindahkan pada tahun 1919 dan diresmikan oeh gubernur Sir Arthur Henderson Young.
image

Awalnya Teater Victoria merupakan sebuah monumen yang digunakan untuk pameran hasil karya seni masyarakat lokal maupun mancanegara. Seiring perkembangan jaman teater ini mengalami renovasi yang kemudian menjadi salah satu teater megah Singapura dimana beragam pertunjukkan budaya diselenggarakan. Hingga saat ini bangunan tersebut masih menjadi salah satu landmark ikonik di pusat kota Singapura. Oh ya, dekat jembatan menuju bangunan ini biasa mangkal es potong S$1 yang hits itu, cobain deh 😉
image

 

Raffles Landing Site

Sir Stamford Raffles adalah seorang pendiri Singapura. Terdapat 2 lokasi tempat dimana patung ini diletakkan yaitu di area taman luar Victoria Theatre (patung berwarna abu kehitaman) sedangkan posisi mock-up (berwarna putih) terdapat di North Boat Quay, di belakang Gedung The Old Parliament. Patung yang terbuat dari poli marmer putih ini biasa disebut Raffles Landing Site dimana lokasi ini diduga sebagai tempat pertama kali Raffles mendaratkan kakinya di Singapore pada tanggal 29 Januari 1819.

The Arts House at the Old Parliament

Berlokasi di 1 Old Parliament Lane Singapore tepatnya di belakang Theatre Victorial, gedung parlemen lama ini dibangun pada tahun 1827 oleh Coleman dan merupakan gedung pemerintahan tertua yang ada di sini. Gedung ini digunakan sebagai gedung parlemen pada tahun 1965-1999 sebelum diubah menjadi sebuah galeri seni untuk mendukung perkembangan seni lokal.

Gedung dengan bangunan megah bergaya Victoria ini dikelilingi dengan pagar putih bersih yang dirancang dan dibangun oleh arsitek asal Irlandia bernama George Drumgould Coleman pada tahun 1827, yang menjadi unggulan jaman kolonial untuk pedagang Skotlandia.

Asian Civilisation Museum
image

Asian Civilisation Museum (ACM) didirikan tahun 1865 sebagai gedung pengadilan, kemudian digunakan sebagai kantor pemerintahan karena ada relokasi pengadilan. Pada tahun 1989, bagunan ini diubah menjadi museum yang dikenal sebagai Empress Place Museum dan dibuka secara umum. Memiliki luas bangunan 14.000 meter persegi dengan terbagi dalam tiga tingkat terdapat 11 galeri tematik dengan menampilkan 1.300 artefak dari Tiongkok, Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Asia Barat yang merupakan warisan budaya India, China, Asia Tenggara dan Dunia Islam.

Disekitar area luar ACM dapat dijumpai beberapa patung tokoh bersejarah Singapura yang salah satunya adalah President Singapura, Ho Chi Minh. Ada juga terdapat taman cina yang luas dengan tersebar batu-batu besar bertuliskan huruf kanji. Sedangkan tepat di samping taman tersebut terdapat taman bola logam berukuran besar dan mengkilat yang seru buat foto-foto. Sayangnya saya tidak menemukan nama resmi kedua taman ini, silahkan mention kalau ada yang tahu 😉

image

image

image

 

Cavenagh Bridge

 

Jembatan kuno yang melintasi Singapore River ini dahulu bernama Edinburgh Bridge. Cavanagh Bridge merupakan jembatan tertua yang dibuka untuk umum pada tahun 1870. Memiliki panjang 79,25 meter dan lebar 9,45 meter membuat jembatan ini cocok digunakan bagi para pejalan kaki. Sejak tahun 1910 semua kendaraan berupa kereta atau kuda dilarang melewati jembatan ini sehingga jembatan dikhususkan hanya untuk pedestrian bridge.

 

The First Generation Sculpture

image

Setelah melewati Avanagh Bridge kami melihat patung berupa kumpulan anak-anak yang bermain di tepian sungai. Patung ini dibuat oleh seorang pematung bernama Chong Fah Cheong. Diberikan nama ‘First Generation’ untuk menggambarkan kehidupan awal masyarakat Singapura. Saat itu masih banyak anak kecil yang sibuk bermain di tepian sungai kemudian lompat untuk menikmati sejuknya air. Sayangnya keceriaan itu hilang ketika dilakukakn proyek pembersihan sungai pada tahun 1983.

Helix Bridge

Hari semakin malam dan langit pun mulai gelap. Tujuan kami berikutnya adalah Helix Bridge, salah satu jembatan yang juga menjadi landmark negara ini. Pemandangan malam hari di pusat kota Singapura jadi semakin cantik dengan lampu-lampu yang menyala dari berbagai penjuru kota.

 

Jembatan yang dibuat oleh tim perancang dari Australia dan Singapura ini berada tepat disamping Benjamin Shears Bridge dan Bayfront Bridge. Jembatan ini dibuka pada tanggal 18 July 2010 dengan memiliki panjang hingga 280 meter. Saat malam hari lampu disekitar jembatan akan otomatis menyala dengan aneka warna yang berganti-ganti yaitu merah, kuning, biru dan hijau.

 

Jembatan ini terhubung dengan taman di sebelah Selatan, Timur dan Pusat Marina. Helix Bridge yang memiliki presisi kuat dan membentuk suatu simbolisasi lampu ini dapat diartikan sebagai DNA. DNA dalam ilmu pengetahuan berarti polimer berupa rantai panjang dari nukleotida. Huruf c, g, a, t pada lantai jembatan memiliki arti 4 kemungkinan basa yang ada pada komponen nukleotida yaitu cytosine, guanine, adenine, dan thymine. Inisial huruf tersebut akan menyala secara bergantian pada malam hari. Salut dengan perancangnya!

Marina Bay Sands Mall

Sebenarnya kami menunggu water show dan light show disekitar Waterfront Promenade, tetapi sampai dengan jam 8 malam belum juga terlihat. Akhirnya kami coba meneruskan perjalanan masuk ke dalam Marina Bay Sands Mall yang terhubung langsung oleh Helix Bridge.

image

Kami mencari jalan menuju Garden by the Bay via mall ini tapi ternyata gagal. Mencoba mengikuti petunjuk arah ke Garden by The Bay tersebut melalui eskalator menuju lantai 4 yang berada di sebelah kiri dari pintu masuk Helix Bridge. Sesampainya di atas ternyata yang kami temukan hanya roof top mall untuk bisa melihat Garden by The Bay dari kejauhan.

image

Karena gagal akhirnya kami memutuskan pulang mengingat hari semakin malam dan si toddler sudah seharian jalan. Kami mencari McD terdekat untuk makan malam kemudian melanjutkan perjalanan pulang ke hotel dengan rute yang sama saat pergi tadi.

Kesimpulan hari ini adalah berwisata di pusat kota Singapura sangat direkomendasikan. Kamu bisa menikmatinya tanpa merogoh kocek sama sekali, kecuali jika ingin masuk ke dalam museum atau tempat yang tadi kami lewati. Tipsnya adalah jangan lupa membawa cemilan yang banyak jika ingin mengisi perut sambil duduk santai melihat pemandangan dan mengamati para turis yang berseliweran. Karena tidak seperti di negara kita, dimana ada tempat wisata disitu abang pikulan berada 😀

 

:: 27 Maret 2016 ::

 

Miranti

jendelakeluargaid@gmail.com

3 thoughts on “Day 1 : Tour the City Centre of Singapore

Leave a Reply

error: Content is protected !!