Kumpulan Materi IPC 1-15
⭐Sharing materi IPC #2 ⭐
5 Agustus 2015
TEMPER TANTRUM
🏈 Letupan emosi yang tampil dalam bentuk perilaku agresif tak terkendali
🏈 SEBABNYA?
❗Mengantuk
❗Lapar
❗Bosan
❗Kaget dengan suasana baru
❗Kecewa
🏈 YANG HARUS DILAKUKAN:
▪Pegang anak erat-erat hingga dia tak dapat memukul/menendang dan melakukan hal berbahaya lain
▪Jangan diajak berkomunikasi hingga ia tenang
▪Ajak anak bicara saat sudah tenang. Bisa menunggu sampai 15-20 menit untuk tenang
▪Jelaskan mengapa kita memegangnya erat-erat dan mengapa kita tidak memenuhi permintaannya
▪Ajarkan anak bagaimana ia menununjukkan kemarahannya lain kali
🏈 MENCEGAH TANTRUM:
✅ Pastikan tidurnya cukup
✅ Perutnya terisi penuh
✅ Temani saat berada di lingkungan baru
✅ Beri peringatan akan pergantian aktivitas
✅ Ajari anak mengendalikan emosi
Sumber: babycenter.co.uk yang dirangkum di https://istiana.sutanti.wordpress.com/ dan mommiesdaily.com
💞〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
🙏 Islamic Parenting Community 🙏
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰💞
📌 fan page: https://m.facebook.com/isparentingcommunity
📷 Instagram: @islamicparenting
🐥 twitter: @isparentingcom
🌏 blog: isparenting.wordpress.com
*** *** **
⭐Sharing Materi IPC #3⭐
🍃 IMAN TIDAK CUKUP KEYAKINAN HATI 🍃
🌴 Seorang wanita bertanya kepada Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah, “apakah iman itu cukup dengan keyakinan hati? Karena terkadang ada seorang Muslim yang jauh dari shalat, puasa dan zakat“.
Syaikh menjelaskan:
🌴 Iman tidak cukup dengan keyakinan hati tanpa melaksanakan shalat dan kewajiban yang lain. Bahkan wajib bagi seseorang untuk mengimani dalam hatinya bahwa Allah itu Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya, dan mengimani bahwa Ia adalah Rabb-nya dan penciptanya, dan wajib baginya untuk menujukan semua jenis ibadah hanya kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala, dan beriman kepada Rasul-Nya, Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam, bahwasanya ia adalah Rasulullah untuk seluruh jin dan manusia. Semua ini wajib diimani karena ini adalah landasan agama. Dan juga wajib bagi setiap mukallaf untuk mengimani setiap kabar dari Allah dan Rasul-Nya. Wajib juga mengimani surga, neraka, shirat, mizan dan semua hal yang terdapat dalilnya dari Al Qur’an Al Karim dan As Sunnah yang shahih dan suci.
🌴 Disamping semua ini, wajib juga untuk mengucapkan dua kalimat syahadat laa ilaaha illallah muhammad rasulullah. Juga wajib untuk menunaikan shalat dan semua kewajiban dalam agama.
❗Apabila shalat ditunaikan maka, ia telah menunaikan apa yang diwajibkan dalam agama. Namun jika tidak shalat, maka kafir. Karena meninggalkan shalat adalah kekafiran.
🌴 Adapun zakat, puasa, haji dan kewajiban lainnya selama masih meyakini bahwa hukumnya wajib namun ketika melalaikan hal-hal ini seseorang tidak dikafirkan. Namun ia adalah pelaku maksiat, dan imannya lemah serta kurang. Karena iman itu naik dan turun. Menurut ahlussunnah wal jama’ah, iman itu naik dengan dengan ketaatan dan amalan shalih, dan turun dengan maksiat.
🌴 Khusus shalat, jika ditinggalkan maka kafir menurut mayoritas ulama, walaupun orang yang meninggalkan shalat itu tidak mengingkari wajibnya shalat. Inilah pendapat yang tepat diantara khilaf yang ada di antara para ulama. Maka shalat itu tidak sebagaimana ibadah-ibadah yang lain seperti zakat, puasa, haji dan yang lainnya. Yang jika meninggalkannya, tidaklah kufur akbar, menurut pendapat yang shahih. Namun dengan meninggalkannya, iman menurun dan lemah dan termasuk dosa besar. Meninggalkan zakat itu dosa besar, meninggalkan puasa dosa besar, meninggalkan haji ketika mampu juga dosa besar, namun tidak kufur akbar selama masih meyakini bahwa zakat itu benar wajib, puasa itu benar wajib, haji itu benar wajib bagi yang mampu. Ia tidak mendustakan dan mengingkari kewajiban itu semua, walaupun telah melalaikannya, maka tidak menjadi kafir, menurut pendapat yang shahih.
❗Adapun shalat, jika ditinggalkan menjadi kafir menurut pendapat yang shahih dari khilaf ulama yang ada. Walaupun tidak mengingkari wajibnya shalat, sebagaimana sudah kami jelaskan. Semoga Allah melindungi kita dari perbuatan demikian. Ini berdasarkan sabda Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam:
بين الرجل وبين الكفر والشرك ترك الصلاة
“batas antara seseorang dengan kekafiran dan kesyirikan adalah meninggalkan shalat” (HR. Muslim 82, At Tirmidzi 2620, Abu Daud 4678, Ibnu Majah 1078, Ahmad 3/389, Ad Darimi 1233)
dan sabda Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam:
العهد الذي بيننا وبينهم الصلاة فمن تركها فقد كفر
“perjanjian antara kami dengan mereka adalah shalat, barangsiapa yang meninggalkannya maka kafir”
(HR. Tirmidzi 2621, An Nasa-i 463, Ibnu Majah 1079, Ahmad 5/346)
Nas-alullah al alfiyah was salamah.
📖 Sumber: Fatawa Nurun ‘alad Darbi Syaikh Ibnu Baz yang dihimpun Syaikh Ath Thayyar, 1/33, Asy Syamilah
—
Penerjemah: Yulian Purnama
Artikel Muslimah.Or.Id (4 November 2014)
💞〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
🙏 Islamic Parenting Community 🙏
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰💞
📌 fan page: https://m.facebook.com/isparentingcommunity
📷 Instagram: @islamicparenting
🐥 twitter: @isparentingcom
🌏 blog: isparenting.wordpress.com
*** *** ***
⭐Sharing Materi IPC #5 ⭐
👶 PERKEMBANGAN ANAK USIA 0-2 TAHUN MENURUT PSIKOLOGI & ISLAM 👶
🐥 Dalam Islam, menurut Ust. Moh Fauzil Adhim yang juga seorang Psikolog & Penulis (1996, dalam Virgiani, 2014), usia 0-2 tahun adalah masa bayi.
Pada fase ini orang tua-anak perlu mengembangkan kasih sayang secara dua arah dimana ibu memberikan kasih sayangnya dan dalam waktu bersamaan juga menstimulus/ mengembangkan kemampuan anak memberikan respon terhadap orangtua.
🐥Caranya? (dalam Virgiani, 2014)
1⃣ Ibu SIAP untuk SELALU bersikap penuh kasih sayang, lembut dan sabar kepada anak.
Bagaimana anak bisa percaya sama dunianya sedangkan ortunya udah stress duluan repot segala macam punya anak.. dan marah2 ?
2⃣ Peka kebutuhan bayi. Tetap sabar, penuh kasih sayang, dan lembut dalam menstimulus fisik anak, menerima perasaan-perasaan bayi dan tidak membiarkan bayi menangis terlalu lama
3⃣ Tidak membandingkan-bandingkan perkembangan bayi karena tiap bayi punya perkembangan unik masing-masing. Minimal sekali, orang tua mengetahui milestone perkembangan fisik anak sehingga tau kapan masa aman dan tidak aman untuk setiap perkembangan fisik anak
4⃣ Komunikatif dengan bayi. Banyak orang tua yang tidak mengobrol atau malas mengobrol dengan bayinya.
Alasannya? karena anaknya juga belum bisa ngomong.. ngga ngerti… ngga ngerespon juga.. ngapain diajak ngomong…
❗Lho.. kalau bayinya ngga diajak-ajak ngomong, kapan bisa bicaranya… karena kemampuan verbal kan ngga datang dengan sendirinya, butuh distimulus…..
5⃣ Perbanyak sentuhan fisik yang penuh kasih sayang… pelukan, ciuman, usapan, belaian, dll…
6⃣ Perbanyak juga kata-kata positif, misalnya
💓 ‘ayah bunda sayang kamu…’
💓 ‘masya Allah cantiknya, pintarnya, kuatnya, hebatnya..’
💓 Menyemangati anak setiap kali anak berhasil melakukan gerakan tertentu, entah itu ketika anak mulai miring-miring, tengkurap, membolik balik badan, dll..
💓 Selalu berikan masukan positif, STOP untuk ragu memuji anak, mengatakan bahwa kita bangga padanya..!
❗Saat ini, seharusnya tidak ada lagi orang tua- orang tua yang berpikir bahwa memberikan kasih sayang cukup lewat perilaku, apalagi uang… Padahal salah satu kebutuhan penting manusia ladalah perasaan yakin bahwa dirinya ‘baik’, ‘berarti’, ‘dicintai’ oleh orang tuanya, keluarganya, gurunya, lingkungannya, dll.. dan itu didapatkan lewat kata-kata verbal yang dengan sangat jelas diterima oleh anak. Karena seperti manusia normal, anak tidak dapat membaca pikiran orang lain.
7⃣ Yakinkan anak bahwa ia tidak sendirian.
Hingga usia sekitar 8-9 bulan, bayi hanya paham bahwa sesuatu yang ada jika terlihat olehnya. Jika tidak terlihat maka objek itu tidak ada atau hilang (object permanence). Oleh karena itu jika ingin meninggalkan bayi, mulai dengan mengatakan padanya/izin (walau bayi mungkin belum paham) dan usahakan tetap memperdengarkan suara kita hingga terdengar oleh bayi agar bayi merasa aman dan nyaman, bahwa ibunya tidak meninggalkannya.
💓 Ajarkan bayi permainan cilukba/peek a boo sejak usia 7-8 bulan agar bayi dapat mulai paham bahwa sesuatu yang tidak terlihat di matanya sebenarnya tetap ada dan tidak menghilang. Pada usia yang lebih besar lagi, ajak bermain permainan lmenyembunyikan barang, mainan atau semacamnya untuk dicari oleh bayi.
💓 Setelah anak merasa percaya pada dunianya, anak akan merasa aman, diterima seutuhnya sehingga ia akan merasa yakin untuk melakukan dan meminta sesuatu yang dibutuhkannya.
👶 Dengan demikian karakter Percaya Diri pada anak insya Allah akan terbentuk. Percaya diri inilah yang menjadi fokus kita selanjutnya dan akan sangat membantu anak menghadapi kehidupannya.
📖 Referensi:
Virgiani, I. (2014). Pendidikan Karakter Sesuai Tahap Perkembangan Anak. 5 Mei 2015.
https://www.facebook.com/notes/innu-virgiani/pendidikan-karakter-sesuai-tahap-perkembangan-anak/
💞〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
🙏 Islamic Parenting Community 🙏
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰💞
📌 fan page: https://m.facebook.com/isparentingcommunity
📷 Instagram: @islamicparenting
🐥 twitter: @isparentingcom
🌏 blog: isparenting.wordpress.com
***
⭐Sharing Materi IPC #6 ⭐
🐝 JIHAD WANITA DALAM ISLAM 🐝
Penyusun: Raehanul Bahraen
🍃Para wanita memang sangat jarang terlibat peperangan. Sehingga mereka terkadang bertanya-tanya bagaimanakah jihadnya wanita? Bagaimana cara mereka bisa mendapatkan pahala mati syahid? Bagaimana mereka bisa mendapatkan keutamaan berperang di jalan Allah?
🍃Pertanyaan ini sebagaimana yang ditanyakan ibunda ‘Aisyah radhiallahu ‘anha kepada Rasulullah shallalallahu ‘alaihi wa sallam,
“Wahai Rasulullah, apakah ada jihad bagi wanita?” Beliau menjawab, “Jihad yang tidak ada peperangan di dalamnya, yaitu haji dan umrah.” (1)
🍃Jihad memang tidak wajib bagi wanita, Ibnu Qudamah rahimahullah berkata,
“Syarat wajibnya jihad ada tujuh: Islam, baligh, berakal, bukan budak, Laki-laki, selamat dari bahaya, adanya harta (untuk berperang).”(2)
🍃Akan tetapi wanita bisa meraih jalan jihad utama bagi mereka yaitu dengan melakukan haji dan umrah sebagaimana hadits di atas.
🍃Kemudian mereka juga bisa memperoleh pahala jihad dengan cara ikut mempersiapkan suami mereka ketika berjihad dan ikhlas melepas mereka ketika berjihad. Karena jika wanita mendukung para suaminya untuk berjihad, menuntut ilmu, beribadah dan berdakwah, bersabar jika sering ditinggal. Maka pahalanya sama dengan pahala yang didapatkan oleh suaminya jika ia benar-benar berbakti yang membuat ridha suaminya.
🍃Sebagaimana hadist ini tentang Asma’ binti Yazid Al-Anshariyahradhiallahu ‘anha,
“Bahwa dia mendatangi Rasulullah, sementara beliau sedang duduk di antara para sahabatnya. Asma’ berkata, “Aku korbankan bapak dan ibuku demi dirimu ya Rasulullah. Saya adalah utusan para wanita di belakangku kepadamu. Sesungguhnya Allah mengutusmu kepada seluruh laki-laki dan wanita, maka mereka beriman kepadamu dan kepada Tuhanmu. Kami para wanita selalu dalam keterbatasan, sebagai penjaga rumah, tempat menyalurkan hasrat dan mengandung anak-anak kalian, sementara kalian – kaum laki-laki – mengungguli kami dengan shalat Jum’at, shalat berjamaah, menjenguk orang sakit, mengantar jenazah, berhaji setelah sebelumnya sudah berhaji dan yang lebih utama dari itu adalah jihad fi sabilillah. Jika lah seorang dari kalian pergi haji atau umrah atau jihad maka kamilah yang menjaga harta kalian, yang menenun pakaian kalian yang mendidik anak-anak kalian. Bisakah kami menikmati pahala dan kebaikan ini sama seperti kalian?”
🍃Nabi memandang para sahabat dengan seluruh wajahnya. Kemudian beliau bersabda, “Apakah kalian pernah mendengar ucapan seorang wanita yang lebih baik pertanyaannya tentang urusan agamanya daripada wanita ini?”
Mereka menjawab, “Ya Rasulullah, kami tidak pernah menyangka ada wanita yang bisa bertanya seperti dia.”
🍃Nabi menengok kepadanya dan bersabda, “Pahamilah wahai ibu. Dan beritahu para wanita di belakangmu bahwa ketaatan istri kepada suaminya, usahanya untuk memperoleh ridhanya dan kepatuhannya terhadap keinginannya menyamai semua itu.” Wanita itu berlalu dengan wajah berseri-seri.(3)
🐾Catatan Kaki
1 Sunan Ibni Majah II/968, no. 2901, Shahih al-Jami’ish Shaghir no. 2345
2 Al-Mughni 9/163
3 Usudul Ghaayah fi ma’rifatis shahabah7/17, Darul Kutub Al-‘Ilmiyah, Cet. Ke1, 1415 H. Asy-Syamilah
🌍 www.muslimah.or.id
💞〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
🙏 Islamic Parenting Community 🙏
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰💞
📌 fan page: https://m.facebook.com/isparentingcommunity
📷 Instagram: @islamicparenting
🐥 twitter: @isparentingcom
🌏 blog: isparenting.wordpress.com
*** *** ***
⭐Sharing Materi IPC #7 ⭐
BATUK PILEK, TAK PERLU CEMAS!
Pengobatan untuk batuk dan pilek umumnya tidak efektif.
💦Wajah Evie yang tenang tiba-tiba menegang. Ibu tiga anak ini terhenyak saat membaca salah satu surat elektronik yang dikirim temannya. Isinya mengingatkan agar berhati-hati dalam menggunakan obat batuk dan flu. Sebab, kedua jenis obat itu bisa membuat perdarahan di otak karena mengandungphenylpropanolamine (PPA). “Benar-benar mengerikan,” ia berkomentar. Bukan cuma Evie, rekan sekantornya, Singgih, pun memiliki kecemasan serupa. Ayah satu anak ini mencoba mencari tahu gara-gara kiriman surat elektronik serupa.
💦Dalam jumpa pers di Departemen Komunikasi dan Informatika, Selasa lalu, Kepala Badan Pengawas Pengendalian Obat dan Makanan Husniah Rubiana Thamrin Akib memberi jawaban. Ia menegaskan tidak benar pada Maret 2009, Badan Pengawasan Obat-obatan dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengeluarkan peringatan bahaya menyangkut sejumlah obat batuk dan flu dengan kandungan PPA seperti yang ditemukan dalam pesan singkat dan surat elektronik sejumlah orang. Pesan itu menyebut merek, di antaranya Decolgen, Mixaflu, Mixagrip, Neozep Forte, Procold, Sanaflu, Stopcold, Siladex, Triaminic Drops, Tusalgin, Flucyl, dan Fludane.
💦Husniah menyebutkan, FDA memang telah menarik semua jenis obat dengan kandungan PPA, sehingga di sini pun ramai dibicarakan. Alasan penarikan itu karena ada studi yang menunjukkan gejala perdarahan di otak (hemorrhagic stroke) jika mengkonsumsi dalam dosis besar. Dosis ini biasanya ditemukan pada obat pelangsing yang dijual bebas di Amerika Serikat. Padahal Indonesia tidak pernah menyetujui penjualan obat dengan kandungan PPA sebagai obat pelangsing. Jelas bahwa obat batuk dan pelangsing adalah dua hal yang berbeda.
💦Soal kandungan PPA dalam obat batuk dan flu sebenarnya sudah didengungkan sejak tahun 2000-an di Negeri Abang Sam. Sesuai dengan rekomendasi FDA, sejumlah perusahaan farmasi di negeri tersebut sudah melakukan perubahan kandungan, bahkan menambahkan sejumlah peringatan dan menyatakan obat bebas tidak diperuntukkan bagi anak di bawah dua tahun bahkan enam tahun.
💦Keamanan dan efektivitas antihismatin, decongestant, antitusin, dan ekspektoran pada anak pun ditelisik FDA. Awal tahun lalu, badan ini mengevaluasi hasil studi pada rentang 1969-2006 serta menemukan 54 anak meninggal karena decongestant dan 69 orang disebabkan antihismatin. Kebanyakan kematian terjadi pada anak di bawah dua tahun. Badan ini juga menyimpulkan, obat dengan kandungan tersebut sebaiknya tidak diberikan kepada anak di bawah 12 tahun. Dan disarankan untuk melakukan konsultasi ke dokter sebelum meneguk obat-obatan.
💦Di Indonesia, BPOM menyarankan untuk mengkonsumsi obat flu dan batuk yang mengandung PPA sesuai dosis. “Selain peringatan dalam kemasan, harus diperhatikan, tidak boleh diminum melebihi dosis maksimal bagi anak dan dewasa,” Husniah menjelaskan. Ia menambahkan, dosis maksimal orang dewasa adalah 75 miligram hari dan anak-anak 37,5 miligram per hari. Kandungan PPA dalam obat tersebut disebutnya berfungsi sebagai penghilang gejala hidung tersumbat.
💦Selama ini, dengan dosis tersebut BPOM belum menemukan laporan efek samping, apalagi sampai perdarahan di otak. Husniah menyebutkan, peringatan kepada penderita tertentu sudah tercantum jelas pada kemasan. Jika obat batuk dan flu dengan kandungan PPA dikonsumsi sesuai aturan pakai, efek sampingnya adalah mengantuk, sakit kepala, mual, muntah, gelisah, atau susah tidur. “Efeknya ringan dan sementara,” ia menegaskan.
💦Lagi pula sebenarnya ketika anak batuk dan flu, orang tua tidak perlu risau. Seperti diungkapkan oleh sejumlah dokter spesialis anak, batuk bukanlah penyakit, hanya suatu gejala dan umumnya tidak berbahaya, yang bisa ditangani dengan asupan cairan yang memadai serta istirahat. Dr Purnamawati, SpA pun menekankan hal ini dalam bukunya, “Smart Parent Healthy Child”. Ia menyebutkan, batuk merupakan salah satu mekanisme tubuh untuk membersihkan saluran napas dan paru-paru dari mikroorganisme, lendir, dan benda asing.
💦American Academy of Pediatrics (AAP) pun menyatakan pengobatan untuk batuk dan flu umumnya tidak efektif dan memicu efek sampingan serius bagi anak. Lagi pula ada cara lain untuk menangani gejala batuk pilek. Tahukah Anda bahwa delapan gelas air, jus buah, dan air kaldu atau air perasan jeruk campur madu dapat membantu melegakan hidung tersumbat serta mencegah dehidrasi? AAP pun menyarankan untuk melembapkan udara dengan hydrator atau vaporizer, menggunakan tetesan air garam untuk mengeringkan hidung yang berair, memberi anak sup ayam hangat, dan bila sudah memburuk, baru konsultasi dengan dokter anak.
🐝Periksa ke Dokter🐝
1⃣Bila batuk disertai demam tinggi, di mana suhu di atas 40,5 derajat Celsius, kemungkinan terjadi infeksi bakteri. 2⃣Dahak kental, berbau, dan berwarna.
3⃣Muntah-muntah berwarna hijau.
4⃣Batuk yang mengeluarkan darah.
5⃣Batuk berlangsung lebih dari tiga pekan. Diikuti pembengkakan di wajah atau tenggorokan.
6⃣Kesulitan bernapas atau napas pendek-pendek.
🐝Langkah Sederhana🐝
1⃣Beristirahat dan tidur yang cukup.
2⃣Tingkatkan asupan cairan. Dengan cara ini, Anda terhindar dari dehidrasi, mencegah lapisan dalam tenggorokan tidak mengering, serta dahak menjadi lebih encer dan mudah dikeluarkan.
3⃣Hindari minuman bersoda karena memperparah dehidrasi.
4⃣Untuk orang dewasa, kurangi kopi dan minuman beralkohol.
5⃣Jauhkan diri dari asap rokok karena akan memperparah kondisi.
6⃣Mandi air hangat karena meningkatkan kadar kelembapan udara dan meringankan batuk kering.
7⃣Konsumsi makanan bergizi seimbang dan minum air putih yang banyak.
8⃣Untuk pencegahan, cuci tangan sesering mungkin.
📖 Sumber: www.korantempo.com dalam https://purnamawati.wordpress.com/2009/04/23/batuk-pilek-tak-perlu-cemas/
💞〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
🙏 Islamic Parenting Community 🙏
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰💞
📌 fan page: https://m.facebook.com/isparentingcommunity
📷 Instagram: @islamicparenting
🐥 twitter: @isparentingcom
🌏 blog: isparenting.wordpress.com
*** *** ***
⭐Sharing Materi IPC #8 ⭐
🐾 PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-7 TAHUN MENURUT PSIKOLOGI & ISLAM 🐾
⚽Dalam Islam, menurut Ust. Moh Fauzil Adhim yang juga seorang Psikolog dan Penulis (1996, dalam Virgiani, 2014), masa anak-anak (2-7 tahun) disebut dengan “fase thufulah”.
Fase ini merupakan fase penting memberikan pondasi dasar tauhid pada anak melalui cara aktif agar anak terdorong dan memiliki tauhid aktif, dimana anak mau melakukan sesuatu yang baik semata menurut Allah. Orangtua harus mengajari anak memaknai simbol-simbol dasar dari keyakinan (Adhim, 1996, dalam Clickhar, 2012).
⚽Poin pembentukan karakter yang harus diperhatikan pada masa ini adalah MEMBUAT ANAK PERCAYA DIRI, karena :
1⃣ Pada masa ini anak cenderung aktif mencoba-coba dalam segala hal, baik eksplorasi fisiknya maupun lingkungan, sehingga orang tua dianjurkan untuk tidak terlalu membatasi ruang gerak serta kemandirian anak.
2⃣ Pembatasan ruang gerak pada anak dapat menyebabkan anak akan mudah menyerah dan tidak dapat melakukan segala sesuatu tanpa bantuan orang lain.
3⃣ Kebebasan tersebut tentunya berbatas agar anak tidak semau-maunya.
4⃣ Anak yang terlalu diberi kebebasan akan cenderung bertindak sesuai yang dia inginkan tanpa memperhatikan baik buruk tindakan tersebut.
5⃣ Penting bagi anak untuk dapat belajar tentang kontrol diri dan harga diri.
⚽Caranya? (Virgiani, 2014)
a. Ibu selalu berkata- kata positif, siap untuk menyemangati anak ketika melakukan sesuatu, memberikan pujian, bersyukur, berterimakasih untuk anak.. dan tentunya, penting bagi Ibu untuk punya stok perbendaharaan kata yang tepat untuk setiap situasi.
Jangan cuma “pinter”, “hebat”… nanti anak malah bingung kok aku dibilang hebat dan pinter mulu sih….
Misalnya, “bangganya bunda sama kamu..”, “masya Allah, mandirinya mau makan sendiri”, “lincahnya larinya, Nak..”, “Gesitnya ambil barang-barangnya…”, “Sabarnya, mau nungguin bunda selesai mandi..”, “sopannya, berbicara dengan lemah lembut..”, “Terimakasih anak penolong, mau bantuin bunda beresin mainannya..”, dll.
b. Menyiapkan rumah yang aman agar anak mendapatkan kesempatan yang seluas-luasnya untuk bereksplorasi.
c. Berempati dan melatih anak2 untuk mengenali emosinya.. apakah ia sedang marah, kesal, senang, sedih, bahagia, dll
Ketika anak bermasalah, orang tua nomor 1 harus melakukan empati…! Bayangkan bagaimana rasanya menjadi anak. Tanyakan dulu apa emosi yang dirasakannya. Bantu anak untuk tahu apa yang ia rasakan karena mengenali emosi ini akan sangat membantu anak untuk merasa dipahami dan dterima oleh orang tua.
d. Sejak anak memasuki usia 2 tahun, fase ini adalah waktunya bagi ortu mengenalkan ‘peraturan’ tegas dan konsisten namun tetap dengan penuh kelembutan dan kasih sayang. Karena masa-masa ini apalagi setelah fisik nya lebih sempurna, anak akan akan semakin giat mengeksplorasi ini itu dan kita akan mulai mengalami sendiri bagaimana tantrum pada anak =))
Mengapa sejak awal kita harus lembut?
Karena harapannya, sejak awal kita ingin memiliki anak yang berhati LEMBUT.
Sehingga kalau anak ‘macem2’ di usia ini dan ke depannya, kita ngga perlu ngomel2 luar biasa untuk mengingatkannya.
e. Orang tua terus berlatih untuk berpikir positif..! tidak judging apalagi labelling
Misalnya, kalau anak susah diingatkan, berarti anak kita persisten, berpendirian teguh, gigih.. ini adalah modal yang baik untuk semua anak.
Kalau anak semau2 nya, ngga ikut aturan?
Berpikirlah bahwa berarti anak kita kreatif dan masih belajar untuk mengenali peraturan yang kita ajarkan
Kalau anak manjat-manjat lari kesana kesini
Berpikirlah bahwa anak kita aktif, sehat, lincah
dlsb.
Orang tua harus pintar membuat label positif untuk anak agar anak terus percaya diri. Karena pada masa selanjutnya, kita berharap bahwa anak kita memiliki kemandirian, percaya pada kemampuannya sendiri, merasa disayangi orang tua, merasa ia mampu melakukan sesuatu, merasa bangga bahwa ia dapat melakukan hal yang baik, berani mengungkapkan yang diinginkannya, merasa bahagia, sehingga ketika di dalam lingkungannya pun ia tidak akan ragu-ragu, mau berpartisipasi dalam berbagai kegiatan dan MENGAMBIL INISIATIF untuk suatu tindakan yang akan dilakukan. Inisiatif inilah yang menjadi fokus perkembangan karakter di tahap selanjutnya.
📚 Referensi:
Clickhar. (2012). Psikologi Kognitif dan Pendidikan Taklif. 5 Mei 2015. http://sekolahhebatku.blogspot.com/2012/07/psikologi-kognitif-dan-pendidikan-taklif.html?m=1
Virgiani, I. (2014). Pendidikan Karakter Sesuai Tahap Perkembangan Anak. 5 Mei 2015.
https://www.facebook.com/notes/innu-virgiani/pendidikan-karakter-sesuai-tahap-perkembangan-anak/10152831996060675
💞〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
🙏 Islamic Parenting Community 🙏
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰💞
📌 fan page: https://m.facebook.com/isparentingcommunity
📷 Instagram: @islamicparenting
🐥 twitter: @isparentingcom
🌏 blog: isparenting.wordpress.com
*** *** ***
⭐Sharing Materi IPC #9 ⭐
🌾Mengusap Khuf, Kaos Kaki, dan Jilbab dalam Wudhu 🌾
Penulis: Ummu Ziyad
Muraja’ah: Ust. Aris Munandar
💦Kondisi paling aman bagi muslimah adalah berwudhu di ruangan tertutup sehingga ketika muslimah hendak menyempurnakan mengusap atau membasuh anggota tubuh yang wajib dikenakan air wudhu, auratnya tidak terlihat oleh orang-orang yang bukan mahramnya. Sayangnya, tidak semua masjid menyediakan tempat wudhu yang berada di ruangan tertutup.
💦Alternatif lain adalah dengan wudhu di kamar mandi. Sebagian orang merasa khawatir dan ragu-ragu bila wudhu di kamar mandi wudhunya tidak sah karena kamar mandi merupakan tempat yang biasa digunakan untuk buang hajat. Sehingga kemungkinan besar terdapat najis di dalamnya. Wudhu di kamar mandi hukumnya boleh. Asalkan tidak dikhawatirkan terkena/terpercik najis yang mungkin ada di kamar mandi. Kita ingat kaidah yang menyebutkan “Sesuatu yang yakin tidak bisa hilang dengan keraguan.” Keragu-raguan atau kekhawatiran kita terkena najis tidak bisa dijadikan dasar tidak bolehnya wudhu di kamar mandi, kecuali setelah kita benar-benar yakin bahwa jika wudhu di kamar mandi kita akan terkena/ terpeciki najis. Jika kita telah memastikan bahwa lantai kamar mandi bersih dari najis dan kita yakin tidak akan terkena/ terperciki najis, maka insya Allah tak mengapa wudhu di kamar mandi.
💦Sedangkan pelafadzan “bismillah” di kamar mandi, menurut pendapat yang lebih tepat adalah boleh melafadzkannya di kamar mandi. Hal ini dikarenakan membaca bismillah pada saat wudhu hukumnya wajib, sedangkan menyebut nama Allah di kamar mandi hukumnya makruh. Kaidah mengatakan bahwa makruh itu berubah menjadi mubah jika ada hajat. Dan melaksanakan kewajiban adalah hajat.
💦Adapun membaca dzikir setelah wudhu dapat dilakukan setelah keluar kamar mandi, yaitu setelah membaca doa keluar kamar mandi. Untuk itu disarankan setelah berwudhu, tidak berlama-lama di kamar mandi (segera keluar).
💦Bagaimana bila kita yakin bahwa bila wudhu di kamar mandi kita akan terkena/ terperciki najis?
Dengan alasan terkena najis, maka sebaiknya tidak wudhu di kamar mandi atau disiram dulu sampai bersih.
💦Alternatif lainnya adalah dengan cara mengusap khuf. jaurab, dan jilbab tanpa harus membukanya. Pembahasan tentang ini masuk dalam bab mengusap khuf. Tentu timbul pertanyaan lain, bagaimana dengan tangan? Jika jilbab kita sesuai dengan syari’at, insya Allah hal ini bisa diatasi. Karena bagian tangan yang perlu dibasuh bisa dilakukan di balik jilbab kita yang terulur panjang. Sehingga tangan kita tidak akan terlihat oleh umum, insya Allah.
Wallahu a’lam bi shawab.
🌾Definisi Khuf dan Jaurab
💦Syaikh Ibnu Utsaimin menjelaskan bahwa khuf adalah sesuatu yang dipakai di kaki, terbuat dari kulit ataupun lainnya sedangkan jaurab adalah sesuatu yang dipakai di kaki, terbuat dari kapas dan semisalnya atau yang lebih dikenal oleh kebanyakan orang dengan kaos kaki.
🌾Dalil Bolehnya Mengusap Khuf
💦Terdapat banyak hadits yang menunjukkan bolehnya mengusap khuf. Bahkan haditsnya mutawatir dari para sahabat sebagaimana al-Hasan al-Basharirahimahullah dalam Al-Wajiz menyatakan, “Ada 70 sahabat Rasulullahshallallahu’alaihi wa sallam yang menyampaikan kepadaku, bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallambiasa mengusap kedua khufnya.”
💦Adapun salah satu hadits yang menerangkan tentang hal ini adalah hadits dari al-Mughirah bin Syu’bah radhiallahu ‘anhu. Ia menuturkan, “Aku pernah bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallamdalam sebuah perjalanan. Aku pun jongkok untuk melepas kedua sepatu Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda,
‘Biarkan saja sepatu itu, karena aku memakainya dalam keadaan suci.’
Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallamkemudian mengusap kedua sepatu tersebut.” (HR. Bukhari)
💦Dalil lain adalah hadits dari Jarirradhiallahu ‘anhu, dimana para ulama terkagum oleh hadits ini karena Jarirradhiallahu ‘anhu masuk Islam setelah turun surat al-Maaidah ayat 6,
“Maka, basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepala dan basuhlah kakimu sampai dengan kedua mata kaki.” (Qs. al-Maaidah: 6)
Ayat tersebut menunjukkan kewajiban membasuh sampai dengan kedua mata kaki. Sedangkan Jarir radhiallahu ‘anhutentu juga telah mengetahui ayat ini. Namun, ia pernah mengusap kedua khufnya setelah kencing. Kemudian ia ditanya oleh seseorang,
“Engkau melakukan ini?”
Ia menjawab, “Ya, (karena) saya pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kencing lalu berwudhu dengan mengusap di atas kedua khufnya.” (Shahih: Mukhtashar Muslim no. 136)
Hal ini menunjukkan syari’at mengusap khuf ini tetap diamalkan dan tidak terhapus oleh surat al-Maaidah tersebut.
🌾Syarat Mengusap Khuf
💦Memakai khuf/jaurab tersebut dalam keadaan suci.
Sebagaimana dalam hadits di atas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan bahwa beliau memakainya dalam keadaan suci. Artinya kita dalam kondisi telah berwudhu (suci) sebelum mengenakan khuf tefrsebut. Adapun jika sucinya karena tayamum, maka tidak diperbolehkan mengusapkhuf ketika berwudhu, dan wajib baginya membuka khuf ketika wudhu. Khuf/ jaurab tersebut juga dalam keadaan suci (tidak ada najis) dan bukan najis.Mengusapnya hanya karena hadats kecil.
💦Adapun jika junub atau dalam keadaan yang mengharuskan kita mandi, maka khuf tersebut harus dilepas. Mengusapnya dalam waktu tertentu yang telah ditetapkan oleh syariat, yaitu sehari semalam untuk orang yang mukim (tidak safar) dan tiga hari tiga malam untuk orang yang safar.
💦Dan penentuan batasan waktu ini dimulai setelah pengusapan pertama. Misalnya, seseorang yang mukim memakaikhuf dalam keadaan suci. Kemudian ia mengusap khuf pada hari Senin pukul 15.00 WIB. Maka batasan akhir ia diperbolehkan mengusap khuf adalah hari Selasa pukul 15.00 WIB.
💦Adapun jika ia musafir, kemudian ia mengusap khuf pertama kali pada hari Senin pukul 12.15 WIB, maka batasan akhir ia boleh mengusap khuf adalah hari Kamis pukul 12.15 WIB (dengan syarat ia tidak melakukan hal-hal yang menjadi pembatal bolehnya mengusap khuf).
💦Dalam mengusap khuf, tidak disyaratkan adanya niat bahwa ia nantinya akan bersuci dengan cara mengusap khuf.
🌾Hal-Hal yang Membatalkan Bolehnya Mengusap Khuf
1⃣Hadats yang mewajibkan mandi, seperti junub
2⃣Melepas khuf atau sejenisnya yang sedang dipakai
3⃣Telah habis batasan waktu bolehnya mengusap khuf
💦Perlu diperhatikan bahwa berakhirny masa diperbolehkan mengusap khuf tidaklah membatalkan keadaan suci yang masih dimiliki seseorang. Contohnya, seorang yang mukim dalam keadaan suci mengusap kaos kaki pukul 4.30 hari Selasa, dan pada pukul 4.00 hari Rabu ia wudhu dengan mengusap kaos kaki. Maka jika ia tetap dalam keadaan suci sampai pukul 4.35 atau setelahnya, ia tidak harus mengulangi wudhunya.
💦Untuk seseorang yang memakai dua kaos kaki dalam keadaan suci, jika ia mengusap kaos kaki bagian atas kemudian ia melepaskan bagian atas tersebut, ia diperbolehkan mengusap kaos kaki yang kedua pada wudhu berikutnya. Hal ini disebabkan ia memakai dua kaos kaki tersebut dalam keadaan suci. Namun, jika seseorang memakai kaos kaki satu lapis kemudian mengusap kaos kaki tersebut dan setelah itu ia memakai kaos kaki yang kedua. Maka ia tidak diperbolehkan mengusap kaos kaki yang kedua, karena ia mengenakannya dalam keadaan tidak suci.
🌾Cara Mengusap Khuf
💦Cara mengusap khuf adalah dengan mengusap bagian atas khuf sekali secara bersamaan dengan kedua tangan; tangan kanan untuk kaki kanan dan tangan kiri untuk kaki kiri.
💦Mengusap kaos kaki adalah sama seperti mengusap khuf. Sebagaimana dalam hadits dari Mughirah radhiallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasululllah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berwudhu, beliau mengusap kaos kaki dan sandalnya.” (HR. Abu Dawud)
💦Ibnu Qudamah menyebutkan bahwa apabila seseorang mengusap kaos kaki dan sandalnya secara bersama-sama hendaknya setelah mengusap tidak melepas sandalnya (al-Mughni dalamThaharah Nabi). Namun, bila seseorang melepas sandalnya, maka menurut pendapat yang rajih, ia boleh mengusap kaos kakinya ketika wudhu berikutnya. Hal ini sebagaimana keadaan orang yang memakai dua kaos kaki. Dan batasan waktunya terhitung dari usapan yang pertama.
💦Sedangkan mengusap jilbab bagi muslimah, dapat dilakukan dengan dua cara.
1⃣Mengusap hanya pada jilbab yang sedang dipakai, baik seluruhnya atau sebagiannya, yaitu sampai sebatas tengkuk.
2⃣Mengusap ubun-ubun (bagian kepala yang tampak) dan dilanjutkan mengusap jilbab.
Demikian penjelasan salah satu sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memudahkan kita menjalankan salah satu bentuk ibadah ini. Aamiin.
📖 Artikel muslimah.or.id (11 May 2009)
💞〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
🙏 Islamic Parenting Community 🙏
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰💞
📌 fan page: https://m.facebook.com/isparentingcommunity
📷 Instagram: @islamicparenting
🐥 twitter: @isparentingcom
🌏 blog: isparenting.wordpress.com
*** *** ***
⭐Sharing Materi IPC #10 ⭐
MIITSAAQAN GHALIIZHAA
Penyusun: Thasya Sugito
💑Dalam Islam, pernikahan dituliskan sebagai miitsaaqan ghaliizhaa (QS. 4:21). Miitsaaqan ghaliizhaa artinya adalah perjanjian yang kokoh/agung. Artinya, ada sesuatu yang sangat agung yang Allah karuniakan dalam sebuah pernikahan.
💑Selain itu, pernikahan juga adalah sunnah Rasulullah SAW (QS. 33:21). Karenanya, pasangan suami istri yang memahami bahwa pernikahan adalah miitsaaqan ghaliizhaa dan juga sunnah Rasul yang mulia, mereka tidak akan berhenti berusaha mengokohkan keimanan, meningkatkan taqwa, memperbaiki diri dan juga terus memperbaiki pola komunikasi di antara mereka, demi tercapainya sakinah, hingga meningkat menjadi mawaddah, dan pada akhirnya menjadi rahmah.
💑Membangun pola komunikasi yang baik, membutuhkan ilmu yang tidak sederhana, namun sangat bisa dipelajari. Komunikasi akan menyatukan persepsi dan membukakan hati. Dalam bukunya yang berjudul “Family Frame, Bingkai Keluarga Kokoh dan Bahagia”, Betty Y. Sundari mengungkapkan hal-hal berikut sebagai bingkai utama, penguat dan pemanis komunikasi dalam sebuah keluarga:
💗Bingkai utama, terdiri atas:
1⃣Forbearance (Sabar)
Kalau sebelum nikah, kesabaran kita nilainya 10, maka setelah nikah kesabaran kita harus seratus!! Sabar menghadapi kekurangan pasangan, sabar menghadapi keluarga suami, sabar ketika suami diuji dengan kekurangan dan keterbatasan rezeki. Karena sabar adalah keniscayaan, dan sabar itu tidak berbatas.
2⃣Frank (Jujur)
Hubungan yang sehat dalam sebuah pernikahan tercapai bila masing-masing (suami-istri) merasa aman dan bebas mengatakan apapun tanpa takut, namun dengan tetap memperhatikan perasaan suami/istrinya. Belajar menjadi lebih asertif adalah salah satu kuncinya. Karena menjadi asertif artinya, kita mampu mengkomunikasikan apa yang diinginkan, dirasakan, dan dipikirkan kepada orang lain (suami) dengan tetap menghargai hak-hak, keyakinan, dan nilai orang lain.
💗Bingkai penguat, terdiri atas:
1⃣Forgiving (Memaafkan) Mudah memaafkan, akan menjadi fondasi kuat dalam seni komunikasi dengan pasangan. Maka terapkan cara memaafkan dengan cara seperti kita merobek kertas yang salah tulis. Sehingga kita akan senantiasa memulai tulisan baru di lembaran baru. Tidak mengungkit-ungkit kesalahan yang pernah diperbuat pasangan.
2⃣Forget (Melupakan) Seperti halnya Nabi Yusuf yang melupakan, memaafkan dan mendoakan para kerabatnya yang hampir membunuhnya, demikian pula sikap terbaik yang harus kita miliki dalam menghadapi kekurangan dan kesalahan pasangan kita. Melupakan kekurangan dan kesalahan pasangan adalah keterampilan hati yang harus terus diasah, agar kita tidak terjerat dalam konflik yang tak pernah tuntas. Tuliskan kekesalan diri terhadap pasangan dalam secarik kertas, lalu bakar kertas tsb hingga tak bersisa. Lantas, ambillah kertas baru, dan tuliskan kebaikan dan kelebihan2 pasangan kita. Simpan di tempat khusus. Saat hati kembali sedang diuji, bukalah kembali catatan tersebut.
3⃣Friendship (Persahabatan)
Ibnu Abbas pernah bertutur, “Para Istri berhak untuk merasakan suasana persahabatan dan pergaulan yang baik dari suami mereka, sebagaimana mereka pun berkewajiban melakukan ketaatan dalam hal yang memang diwajibkan atas mereka terhadap suami mereka.” Bersahabat dan jadilah sahabat terbaik untuk pasangan kita, karena Rasulullah pun adalah sahabat karib bagi istri-istrinya, dan Rasulullah adalah contoh terbaik, bagaimana seorang suami bersikap terhadap istri/keluarganya. Seorang istri berhak menjawab dengan santun ucapan suaminya, berdiskusi dengan suaminya secara ma’ruf, dan turut serta memberikan masukan. Sebab, pada dasarnya, keduanya adalah sahabat, bukan pihak yang memerintah dan yang diperintah, apalagi penguasa dengan bawahan. Prinsip-prinsipnya adalah sbb:
🐾Saling memahami kelebihan dan kekurangan masing2, serta menerimanya dengan lapang dada. Dengan begitu, pasangan tersebut akan mudah berempati terhadap pasangannya dan tidak mudah berburuk sangka.
🐾Saling mencintai karena Allah SWT (mahabbah fillah), karena inilah yang akan menjadi perekat persahabatan mereka.
“Siapa saja yang memberi karena Allah, menolak karena Allah, mencintai karena Allah, membenci karena Allah, dan menikah karena Allah, berarti ia telah sempurna imannya.” (HR.al-Hakim)
🐾Saling menerima dan memberi (QS. 2:228)
🐾Saling menasihati, karena ini adalah wujud suatu hubungan yang saling mencinta karena Allah SWT.
🐾Saling tolong-menolong
🐾Saling memaafkan. Maaf tak boleh berbatas, apalagi terhadap pasangan. Maka tumbuhkanlah jiwa pemaaf, karena ini adalah salah satu kunci persahabatan antara suami-istri.
💗Bingkai pemanis, terdiri atas:
1⃣Fondness (Kemesraan) Kemesraan adalah wujud kasih sayang antara suami-istri (QS. 30:21). Menjaga kemesraan sangat penting, dan hal ini dapat diwujudkan dalam bentuk perhatian. Bangunlah kemesraan dengan cara:
💕Saling terbuka
💕Meluangkan waktu untuk pasangan, meskipun sekedar utk menanyakan kabarnya
💕Berkencan atau membuat janji khusus. Sebuah penelitian menunjukkan, bercumbu sesering mungkin dapat menjaga hubungan emosional antara pasangan suami-istri, maka pantaslah bila Rasulullah yang mulia mencontohkannya lewat sikap romantis beliau terhadap istri-istrinya.
💕Jangan membandingkan pasangan dengan orang lain.
💕Berikan kejutan sekali-kali, untuk mengurangi kejenuhan dan membuat hubungan lebih erat.
2⃣Flattering (Memuji) Mungkin di awal pernikahan, membiasakan saling memuji sering membuat risih, namun lama – kelamaan hal itu akan menjadi kebiasaan yang berdampak positif tidak hanya pada hubungan antara suami-istri, namun juga pada sang buah hati kelak. Anak akan merasa aman dan nyaman karena melihat nilai-nilai kasih sayang pada hubungan orangtuanya. Pujian, selain efektif untuk memupuk rasa percaya diri pasangan kita, juga akan menjadi motivasi untuknya terus memperbaiki diri, insya Allah.
3⃣Flirtation (Bujuk Rayu) Rasulullah mencontohkan bujuk rayu ini ketika beliau biasa memanggil istrinya Siti Aisyah ra dengan panggilan “yaa humaira”. Pentingnya bujuk rayu ini tidak hanya berlaku bagi pasangan yang baru menikah saja. Justru semakin bertambah usia pernikahan, sepatutnya pasangan semakin paham bujuk rayu yang paling tepat untuk pasangannya.
4⃣Fun (Senang) Bersenang-senanglah, karena hal ini menyehatkan diri dan keluarga bila dilakukan dengan penuh kesadaran. “Amal perbuatan yang paling disukai Allah sesudah yang fardhu (wajib) adalah memasukkan kesenangan ke dalam hati seorang muslim.” (HR.Thabrani) . Seorang kyai pernah berucap: “Sesekali berhentilah untuk bersantai dan bersenang-senang. Bukan untuk terlena, namun membangun semangat untuk perjuangan berikutnya.”
👉Bangunlah komunikasi diatas landasan kokoh yang bernama IMAN dan TAQWA, maka insya Allah akan lebih mudah bagimu untuk menempuh perjalanan bersama menuju jannahNya.
📚Maraji’ :
Family Frame –Bingkai keluarga kokoh dan bahagia, Betty y. Sundari, emqies publishing 2014
Sebelum Anda Mengambil Keputusan Besar Itu, H.M. Anis Matta, Lc., Syaamil Cipta Media 2003
💞〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
🙏 Islamic Parenting Community 🙏
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰💞
📌 fan page: https://m.facebook.com/isparentingcommunity
📷 Instagram: @islamicparenting
🐥 twitter: @isparentingcom
🌏 blog: isparenting.wordpress.com
***
⭐SharingmateriIPC/11
MENGATASI ANAK PEMALU
🐝Apa itu rasa lapar? Saat lambung kosong, tubuh akan mengirim kabar ke otak. Reaksinya, muncul sinyal peringatan agar lambung yang kosong itu segera diisi. Bentuk sinyal peringatan itu: Kita merasa lapar. Mirip dengan soal lapar, saat diri kita merasa terganggu dan tidak nyaman dalam situasi-kondisi lingkungan tertentu, tubuh juga mengirim sinyal peringatan. Bentuknya; muncul rasa malu.
🐝Rasa lapar, dapat diatasi dengan mengisi lambung. Begitu pula, rasa malu dapat teratasi bila tubuh sudah merasa aman dan nyaman. Namun mengatasi rasa malu ini lebih sulit ketimbang mengatasi rasa lapar. Terutama bagi anak-anak. Sebab, anak-anak yang pemalu, bukannya didukung dan dibantu mengatasi rasa malunya, malah lebih sering diledek atau dimarahi orang sekitar. Entah itu orangtua, guru, teman atau pengasuh.
🌼Anak pemalu; antara pertengahan dan sulit🌼
🐝Mira Ariyani, MSi, dosen STAI Bani Saleh Bekasi, menjelaskan adanya tiga jenis temperamen anak yaitu mudah, slow to warm up, dan sulit.
🐝Anak dengan temperamen mudah umumnya easy going, mudah bergaul, pola makannya teratur, mudah beradaptasi dengan orang lain, dan percaya dirinya tinggi. Sebaliknya, anak yang sulit, umumnya sulit bergaul, pola makannya tidak teratur, sulit berdaptasi dengan orang lain, dan percaya dirinya rendah.
🐝Temperamen anak pemalu bisa dikatakan berada dalam gradasi antara slow to warm up dan sulit. Bila anak hanya sekedar memerlukan waktu untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan, ia termasuk kategori slow to warm up. Tapi, bila anak begitu pemalunya hingga sulit beradaptasi dengan lingkungan atau orang baru, maka ia termasuk kategori sulit.
🐝Renée Gilbert, Ph.D, seorang psikolog yang pemalu di saat kecil dan kini memiliki kelas penanganan anak pemalu di Amerika, menguraikan bahwa perilaku pemalu merupakan tindakan yang muncul dari adanya rasa tidak nyaman dalam situasi sosial yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk menikmati kehidupannya. Karena memiliki rasa tidak nyaman itulah seorang pemalu lebih sering menghindar dari lingkungan sosialnya.
🌼Apakah anak pemalu adalah anak yang memiliki kepercayaan diri rendah atau minderan?🌼
🐝Dua konsep pemalu dan minder kadang bercampur aduk sehingga sering disamaratakan. Padahal menurut Mira, anak pemalu dan anak minder sangat berbeda.
🐝Memiliki karakter pemalu adalah satu bawaan lahir yang melekat pada seorang anak dan bisa jelas terlihat sejak seorang anak masih bayi atau balita. Sedangkan minder atau rendah diri muncul karena bentukan sosial, pada hal tertentu, dan terjadi di waktu tertentu saja. Sebagai contoh, bila seorang anak remaja merasa malu bergaul dengan teman sebaya karena tubuhnya yang gemuk atau berjerawat, ia dikatakan tengah minder dengan kondisi tubuhnya. Tetapi belum berarti ia termasuk kategori anak pemalu. Apalagi, bila dalam konteks berhubungan sosial di dalam situasi dan kondisi lain, ia tidak punya masalah.
🐝Sementara seorang bayi atau balita yang pemalu saat diajak bersosialisasi, tentu bukan minder melainkan memang berkarakter pemalu. “Di usia bayi atau balita, malunya itu bukan minder. Bayi kan belum tahu kenapa mereka harus minder?” urai dosen lulusan psikologi perkembangan program pascasarjana Universitas Indonesia ini pula.
🌼Faktor genetik dan lingkungan🌼
🐝Hampir semua orang memahami, faktor genetik dan lingkungan memegang peran penting dalam membentuk kepribadian seseorang dan dalam banyak hal. Kedua faktor ini, genetik dan lingkungan saling berkait, menguatkan atau melemahkan karakter seseorang.
🐝Hanya saja, banyak orang tak paham, bahwa sifat pemalu merupakan bawaan lahir, sehingga anak yang dilahirkan dari bapak-ibu yang pemalu, biasanya akan menjadi anak pemalu juga.
🐝Mira mencontohkan bagaimana pengaruh genetik dan lingkungan bermain dalam hal sifat pemalu. Ada seorang anak yang salah satu karakter ibu kandungnya adalah pemalu, diadopsi oleh ibu angkat yang tidak pemalu. Ternyata si anak berkembang dengan karakter yang lebih mirip dengan karakter ibu angkatnya.
🐝Namun, memasuki usia dewasa, muncul juga karakter ibu kandungnya. Sang anak muncul juga sifat pemalunya, sehingga ia seringkali menemui kegamangan, kecanggungan, ketidaknyamanan saat harus berhadapan dengan situasi sosial yang baru atau asing. Ini berarti, tutur Mira, meski dapat dimodifikasi oleh faktor lingkungan, ternyata faktor genetik pun tidak bisa dihilangkan.
🐝Sifat pemalu akan bertambah bila anak jarang diajak bersosialisasi oleh orangtuanya. Sebaliknya, karakter ini pun bisa dilunakkan oleh lingkungan mesti tak akan hilang seluruhnya. Bahkan beberapa nama terkenal seperti aktor Tom Hanks dan tokoh Abraham Lincoln saja, sebagaimana terungkap dalam
“Shy Celebrities”-nya Gilbert, bisa berubah menjadi orang-orang yang mampu tampil di depan publik dengan penuh kepercayaan diri, meski pada awalnya mereka adalah anak-anak yang pemalu.
🌼10 upaya orangtua🌼
🐝Mengingat sifat pemalu yang diabaikan dan dibiarkan dapat tumbuh berlebihan dan menghambat pergaulan anak, maka orangtua perlu berupaya serius, tekun dan tuntas untuk mengatasinya. Misalnya saja lewat 10 langkah berikut ini:
1⃣Identifikasi penyebab malu anak
Perhatikanlah dimana anak sering malu dan menarik dirinya? Di sekolah? Pesta orangtua? Di acara keluarga besar? Di teman-teman sekitar rumah? Atau, hampir di setiap kesempatan di luar rumah? Sering sekali yang menjadi penyebab adalah karena anak memiliki kesulitan untuk berkomunikasi dengan lingkungannya. Apa yang harus dibicarakan dengan teman-teman? Umumnya, anak memerlukan bimbingan interaksi sosial, khususnya tentang percakapan umum dengan lingkungannya.
2⃣Berikan role model perilaku sosial percaya diri
Berilah contoh teladan, seperti memulai ucapkan salam dan menjabat tangan terlebih dahulu saat bertemu dengan tetangga atau orangtua dari teman anak. Bila anak belum kenal pada mereka, jangan lupa mengenalkannya. Jangan pernah menghina atau meremehkan orang lain di depan anak atau berlalu di hadapan orang tanpa mengucapkan, misalnya ”Permisi…”
3⃣Ajarkan teknik sosialisasi
Undanglah anak salah seorang teman bermain di rumah. Lalu tunjukkan lewat perilaku orangtua sendiri bagaimana caranya memperlakukan teman atau tamu ini dengan baik.
4⃣Ajarkan anak berani mengambil risiko
Anak pemalu umumnya sangat pencemas. Takut salah, takut ditertawakan, takut menyinggung orang lain, dan lain-lain. Ajarkanlah untuk tidak terlalu mencemaskan hal-hal itu dan berani mengambil risiko sepanjang hal itu tidak merugikan dirinya dan orang lain.
5⃣Dorong perubahan secara bertahap
Tentu saja tak mungkin berharap perilaku anak pemalu dapat berubah dalam waktu singkat. Ingatkan saja anak pada prinsip, ”Kalau kamu ragu-ragu, lakukan perlahan,”
6⃣Bantulah anak mengidentifikasi bakat atau hobi yang membuatnya merasa berharga.
Biasanya, anak pemalu cepat mengambil kesimpulan yang kadang digeneralisir. Misalnya, setelah mencoba bulutangkis dan dia tidak suka, anak bisa mengambil kesimpulan ”Saya tidak suka olahraga.” Maka, bersabarlah dalam menggali bakat dan hobinya.
7⃣Bantulah anak menata emosi
Beri rasa nyaman bagi perasaan anak, sebab, umumnya anak pemalu sangat sensitif dan cepat putus asa.
8⃣Ajarkan toleransi dan menghargai orang lain
Beri pengertian bahwa setiap orang belum tentu melakukan hal-hal yang benar. Hal ini bisa dimulai orangtua dengan mentolerir kesalahan kecil anak dan tetap memberikan penghargaan terhadap dirinya.
9⃣Hindari labelisasi pemalu
Memberikan cap ”anak pemalu” sama sekali tidak baik. Anak justru semakin menyesuaikan perilakunya dengan label yang diberikan.
🔟Mencari bantuan tenaga ahli bila diperlukan
Bila berbagai upaya sudah dilakukan, namun belum ada perubahan ke arah yang positif. Maka, cobalah mencari bantuan ahlinya.
📖 Artikel:
http://www.ummi-online.com/mengatasi-anak-pemalu.html (23 Februari 2015)
💞〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
🙏 Islamic Parenting Community 🙏
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰💞
📌 fan page: https://m.facebook.com/isparentingcommunity
📷 Instagram: @islamicparenting
🐥 twitter: @isparentingcom
🌏 blog: isparenting.wordpress.com
***
⭐SharingmateriIPC/12
TAUHID, Fondasi Utama Pendidikan Anak
Oleh: Thasya Sugito
Allahu Akbar….Allahu Akbar….!
Adzan Maghrib berkumandang. Seorang anak berusia 11 tahun, bergegas beranjak menuju masjid dekat rumahnya. Di jalan menuju ke masjid, ia melewati sekelompok anak remaja usia 17an, tetap asyik ‘nangkring’ di depan rumah salah seorang warga. Hingga sang anak 11 tahun pulang dari masjid setelah melaksanakan shalat maghrib, mengaji, dan shalat isya, sekelompok remaja tadi masih tetap bergeming di tempatnya sambil bermain gitar. Lantas si anak 11 tahun mengeluh pada Ibunya, ‘Kenapa saya selalu sendirian di masjid ya bu, sedang kakak-kakak itu ketika saya ajak, justru mengejek saya dan mengatakan saya ini aneh’. Ibunya pun menjawab: ‘Biarlah kita menjadi yang asing di hadapan manusia nak, karena Rasulullah bersabda “Sesungguhnya Islam datang dalam keadaan asing dan kembali dalam keadaan asing sebagaimana mulanya, maka BERBAHAGIALAH bagi orang yang asing”.
Apa yang menjadi prolog tadi, seakan telah menjadi pemandangan umum di perkotaan. Kepekaan terhadap panggilan Allah menjadi sulit untuk ditemukan. Anak-anak remaja lebih banyak terlihat di konser-konser musik, ketimbang di masjid-masjid besar. Adzan lebih banyak dikumandangkan oleh kakek-kakek lanjut usia, pengajian lebih banyak diisi oleh ibu-ibu sepuh, dan kelompok remaja masjid minim sekali peminatnya.
Di manakah letak missed-nya? Karena ketika mereka masih kanak-kanak, tidak pernah terlepas dari mengaji di TPA. Namun saat beranjak remaja, seolah sangat berjarak dari masjid?
Rasulullah SAW memerintahkan kepada kita agar mengajari anak kita yang baru belajar berkata-kata untuk mengucapkan kalimat tauhid: Lâ ilâha illallâh. Dalam hal ini, marilah kita perhatikan sebuah hadits dari Ibnu Abbas r.a. yang telah menceritakan bahwa Nabi Saw. telah bersabda: “Ajarkanlah kepada anak-anak kalian pada permulaan bicaranya ucapan Lâ ilâha illallâh, dan ajarkanlah pula di akhir hayatnya mengucapkan Lâ ilâha illallâh.” (HR. Baihaqi)
Mengajarkan tauhid ini menjadi hal yang teramat penting sejak awal kehidupan seorang anak karena Allah sudah memberikan petunjuk yang haq melalui Al Qur’an dan Sunnah. Allah sudah memberikan petunjukNya. Maka pahamilah tujuan dan misi hidup kita sebagai manusia.
Bila merujuk pada QS. Adz Dzariyat: 56, maka tujuan hidup manusia adalah: IBADAH (“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepadaKu”). Ibadah bukan semata yang mahdhah. Segala sesuatu yang diniatkan sebagai ibadah, akan bernilai ibadah. Karena niat adalah kuncinya, maka diperlukan Tauhid yang kuat. Karena Tauhidlah yang menjadi fondasi untuk melakukan segala ibadah /amal hanya karena Allah semata.
🌴🌴TAUHID IBARAT POHON🌴🌴
“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit” (QS. Ibrahim: 24)
🌹Tauhid adalah sesuatu yang tak nampak, bila diibaratkan, ia adalah akar. Jika akarnya kuat, sekencang apapun angin menerpa, ia tak akan mudah goyah. Begitulah bila seorang muslim melakukan sesuatu dengan fondasi tauhid🌹
Karena itulah kita harus sangat memperhatikan pendidikan tauhid anak-anak kita secara tuntas. Agar ia tidak hanya melakukan shalat, puasa, tilawah, hanya karena takut pada orangtua dan guru, atau justru hanya mengejar hadiahnya.
🌾Dalam kitab Ihya’Ulumuddin, Imam Al Ghazali menjelaskan tahapan menanamkan tauhid, yaitu:
1⃣ Al Hifdz (menghafal)
Menghafal yang dimaksud adalah dengan ‘talqin’, yaitu membacakan konsep-konsep tauhid terus menerus hingga anak hafal (Siapa Tuhanmu? Siapa Rasulmu?). Setelah mampu mengucapkan dengan lisannya, barulah kemudian memahamkan untuk menguatkan konsep tersebut.
Mentalqin anak dengan konsep tauhid, seperti menanam benih tanaman. Benih tersebut akan tumbuh subur jika terus disirami dengan pemahaman.
Selain itu, bila anak sudah secara reflex terbiasa mengucapkan kalimat tauhid, maka insya Allah ia akan mudah menghayati maknanya.
2⃣ Al Fahm (memahami)
Bila tidak dilanjutkan dengan pemahaman, maka keyakinan yang muncul sebagai hasil dari proses talqin tadi akan mudah goyah. Karenanya, pahamkan anak dengan menanamkan aktivitas ibadah (shalat, tilawah, membaca tafsir qur’an, menghafal dan memahami hadist, berkumpul dalam majelis ilmu, dll). Inilah maksud dari analogi ‘menyiram benih-benih talqin’ tadi. Insya Allah, dengan begini, akarnya akan kuat menancap dan batangnya akan tumbuh dengan kokoh.
3⃣ Al I’tiqod – Al Iqon – Al Tashdiq (Ikatan-Keyakinan-Pembenaran)
Jauhi cara mengajarkan tauhid dengan cara berfilsafat. Maksudnya adalah, mengajarkan tauhid, tapi tidak menanamkan dan mengamalkannya. Dan juga jangan mengajarkan tauhid dengan pemahaman yang rumit, atau berdebat. Imam Al Ghazali mengibaratkan filsafat bak palu besi. Palu besi yang dipukulkan ke pohon yang baik, akan merusak pohon tersebut.
☀Selanjutnya, adalah tahapan mengenalkan Allah. Dalam buku Positive Parenting karya Ust. Muhammad Fauzil Adhim, setidaknya ada tiga hal yang perlu kita berikan kepada anak saat mereka mulai bisa kita ajak berbicara dan kaitannya dengan mengenalkan Allah pada mereka:
1⃣ Memperkenalkan Allah kepada anak melalui sifat-Nya yang pertama kali dikenalkan, yakni Al-Khaliq (Maha Pencipta). Kita tunjukkan kepada anak-anak kita bahwa kemanapun kita menghadapkan wajah, di situ kita menemukan ciptaan Allah. Kita tumbuhkan kesadaran dan kepekaan pada mereka, bahwa segala sesuatu yang ada di sekelilingnya adalah ciptaan Allah. Semoga dengan demikian, akan muncul kekaguman anak kepada Allah. Ia merasa kagum, sehingga tergerak untuk tunduk kepada-Nya.
2⃣ Kita ajak anak untuk mengenali dirinya dan mensyukuri nikmat yang melekat pada anggota badannya. Dari sini kita ajak mereka menyadari bahwa Allah Yang Menciptakan semua itu. Perlahan-lahan kita rangsang mereka untuk menemukan amanah dibalik kesempurnaan penciptaan anggota badannya. Secara bertahap, kita ajarkan kepada anak proses penciptaan manusia. Tugas mengajarkan ini, kelak ketika anak sudah memasuki bangku sekolah, dapat diajarkan oleh orang tua bersama guru di sekolah. Selain merangsang kecerdasan mereka, tujuan paling pokok adalah menumbuhkan kesadaran–bukan hanya pengetahuan– bahwa ia ciptaan Allah dan karena itu harus menggunakan hidupnya untuk Allah.
3⃣ Memberi sentuhan kepada anak tentang sifat kedua yang pertama kali diperkenalkan oleh Allah kepada kita, yakni Al Karim. Di dalam sifat ini berhimpun dua keagungan, yakni ‘kemuliaan’ dan ‘kepemurahan’. Kita asah kepekaan anak untuk menangkap tanda-tanda kemuliaan dan sifat pemurah Allah dalam kehidupan mereka sehari-hari, sehingga tumbuh kecintaan dan pengharapan kepada Allah. Sesungguhnya manusia cenderung mencintai mereka yang mencintai dirinya, cenderung menyukai yang berbuat baik kepada dirinya dan memuliakan mereka yang mulia. Kelak, jika anak sudah tumbuh besar dan dapat menirukan apa yang kita ucapkan, Rasulullah saw memberikan contoh bagaimana mengajarkan untaian kalimat yang sangat berharga untuk keimanan anak di masa mendatang. Kepada Ibnu Abbas yang ketika itu masih kecil, Rasulullah saw berpesan: “Wahai anakku, sesungguhnya aku akan mengajarkanmu beberapa kata ini sebagai nasihat buatmu. Jagalah hak-hak Allah, niscaya Allah pasti akan menjagamu. Jagalah dirimu dari berbuat dosa terhadap Allah, niscaya Allah akan berada di hadapanmu. Apabila engkau menginginkan sesuatu, mintalah kepada Allah. Dan apabila engkau menginginkan pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah. Ketahuilah bahwa apabila seluruh umat manusia berkumpul untuk memberi manfaat kepadamu, mereka tidak akan mampu melakukannya kecuali apa yang telah dituliskan oleh Allah di dalam takdirmu. Juga sebaliknya, apabila mereka berkumpul untuk mencelakai dirimu, niscaya mereka tidak akan mampu mencelakaimu sedikitpun kecuali atas kehendak Allah. Pena telah diangkat dan lembaran takdir telah kering.” (HR. Tirmidzi)
🍃Sungguh, Allah akan menjaga mereka yang menjagaNya….
Ihfadzillah yahfazkum.. (Jagalah Allah dan Allah akan menjagamu)🍃
📚 Maraji’:
Ikhtisar Ihya’ Ulumuddin, Al Ghazali, 1966
Positive Parenting, Mohammad Fauzil Adhim, 2006
💞〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
🙏 Islamic Parenting Community 🙏
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰💞
📌 fan page: https://m.facebook.com/isparentingcommunity
📷 Instagram: @islamicparenting
🐥 twitter: @isparentingcom
🌏 blog: isparenting.wordpress.com
***
⭐Sharing Materi IPC #14⭐
PRINSIP DASAR PROPHETIC PARENTING
Oleh: Thasya Sugito
👪 Rasulullah yang mulia, telah mencontohkan begitu banyak metode pendidikan. Berbagai metode ini, disimpulkan para ahli dari hadits-hadits dan perilaku beliau kepada anak-anak. Selain itu, Rasulullah pun seringkali mencontohkan lewat dialognya dengan para orangtua (bapak) tentang cara memperlakukan anaknya.
👪 Dalam sebuah hadits diriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda: “Seseorang yang mendidik anaknya itu lebih baik daripada bersedekah satu sha’” (HR. At-Tirmidzi). Dan pada hadits yang lain, Rasulullah bersabda “Seorang ayah tidak pernah memberi kepada anaknya sesuatu yang lebih baik dari pada adab yang mulia” (HR. At-Tirmidzi).
Al Qur’an dan hadits begitu banyak membahas terkait proses mendidik anak ini. Dan berikut adalah prinsip-prinsip dasar metode mendidik anak ala Nabi:
1⃣ Suri Teladan yang Baik
Teladan yang baik berdampak besar pada kepribadian anak.
“Kedua orangtuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Majusi, atau Nasrani.’
Rasulullah memerintahkan para orangtua untuk menjadi suri teladan yang baik, terutama dalam bersikap dan berperilaku jujur, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abu Hurayrah Radhiyallahu ‘Anhu: “Rasulullahu SAW bersabda, “ barang siapa yang mengatakan kepada seorang anak kecil, ‘kemarilah aku beri sesuatu’, Namun ia tidak memberinya, maka itu adalah suatu kedustaan.”
2⃣ Memilih Waktu yang Tepat dalam Mengarahkan Anak
Memilih waktu yang tepat dalam mengarahkan anak akan menghasilkan pengaruh yang signifikan terhadap nasehatnya. Memilih waktu yang tepat juga akan meringankan tugas orangtua dalam mendidik anak. Rasulullah SAW sangat memperhatikan pemilihan waktu dan tempat untuk mengarahkan perilaku anak, membangun pola pikirnya, dan menumbuhkan akhlak yang baik pada diri anak.
Dalam hal ini, Rasulullah memberikan acuan tiga waktu mendasar dalam mengarahkan anak:
🐾 Dalam perjalanan
🐾 Waktu makan
🐾 Saat anak sakit
3⃣ Bersikap Adil
Diantara hadits yang menceritakan anjuran untuk berbuat adil kepada anak-anak adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Dawud, an-Nasa’I dan Ibnu Hibban dari hadits an-Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma: “Berlaku adillah kalian terhadap anak-anak kalian, Berlaku adillah kalian terhadap anak-anak kalian, Berlaku adillah kalian terhadap anak-anak kalian.” Dan, dalam riwayat lain: Rasulullah bersabda, “Berlaku adillah kalian terhadap anak-anak kalian dalam pemberian seperti kalian suka apabila mereka berlaku adil terhadap kalian dalam hal berbakti dan kelembutan.”
Lantas, kapan diperbolehkan memberi lebih? Disebutkan dalam kitab al-mughni karya Ibnu Qudamah: “Apabila sebagian anak diberi pemberian lebih karena sesuatu hal, seperti kebutuhan yang mendesak, waktu yang mendesak, kebutaan, banyaknya anak, sibuk menuntut ilmu, dan berbagai hal lainnya, atau tidak memberi kepada sebagian anak karena kefasikannya atau karena pemberian tersebut akan dipergunakan untuk kemaksiatan, maka diriwayatkan dari Ahmad pendapat yang menunjukkan bolehnya hal tersebut dilakukan berdasarkan fatwa beliau tentang bolehnya memberi wakaf kepada sebagian anak karena kebutuhan dan tidak diperbolehkan apabila dikarenakan oleh keinginan untuk melebihkan saja. Pemberian juga semakna dengan hal ini.”
4⃣ Menunaikan Hak Anak
Menunaikan hak anak dan menerima kebenaran darinya dapat menumbuhkan perasaan positif dalam dirinya. Membiasakan diri menerima yang benar meskipun datangnya dari seorang anak kecil, akan menjadi teladan yang baik bagi anak.
Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Sahl bin Sa’ad RA: Bahwasanya Rasulullah SAW diberi minuman. Beliau minum. Sementara di samping kanan beliau duduklah seorang anak bernama al-Fadhl bin Abbas, dan di samping kiri beliau duduk orang-orang dewasa. Beliau berkata kepada anak tsb: “Apakah engkau mengizinkanku untuk memberi minum kepada mereka (terlebih dahulu)?” Dia menjawab, “Tidak, aku tidak akan memberikan bagianku darimu kepada seorang pun.” Maka, Rasulullah SAW meletakkan cawan itu di tangan anak tsb.
5⃣ Doa
Doa kedua orang tua untuk anaknya selalu makbul di sisi Allah SWT. Do’alah yang menguatkan rasa sayang dan cinta kasih, sehingga dengan begitu, keduanya akan semakin tunduk pada Allah SWT dan berusaha sekuat tenaga untuk dapat memberikan yang terbaik untuk masa depan anaknya.
Karenanya, besar sekali keburukan yang akan timbul bila orangtua mendoakan keburukan bagi anaknya. Imam Al Ghazali menyebutkan ada seseorang datang kepada Abdullah bin Mubarak untuk mengadukan kedurhakaan anaknya. Abdullah bin Mubarak bertanya kepadanya, “Apakah engkau sudah mendoakan keburukan atasnya?” Dia menjawab, “Benar.” Abdullah berkata, “Kalau begitu engkau telah merusaknya.”
Rasulullah pun pernah bersabda: “Janganlah mendoakan keburukan atas diri kalian, janganlah mendoakan keburukan atas anak-anak kalian, janganlah mendoakan keburukan atas pembantu-pembantu kalian, janganlah mendoakan keburukan atas harta kalian, ketika bertepatan denan waktu Allah menurunkan pemberian kepada kalian, doa kalian dikabulkan.”
Maka, wajib bagi para orangtua untuk menjaga lisannya, karena kita tidak pernah tahu, kapan waktunya Allah mengijabah doa-doa kita.
6⃣ Membelikan Anak Mainan
Pengakuan Rasulullah SAW terhadap mainan Aisyah RA, menjadi bukti tentang pentingnya arti mainan bagi anak-anak dan kecintaan mereka pada benda-benda kecil yang terbentuk dan memiliki rupa. Kisah Rasulullah SAW menyaksikan burung pipit mainan Abu Umair juga menjadi bukti lain tentang pentingnya mainan yang dapat dipegang dan dimainkan oleh kedua tangannya.
Berikan mainan untuk anak, sesuai usia dan kemampuannya. Bila akan membeli mainan, perhatikan kriteria di bawah ini:
🐾 Carilah mainan yang dapat memicu anak untuk selalu bergerak yang dengannya jasmaninya menjadi sehat
🐾 Carilah mainan yang dapat menumbuhkan rasa ingin tahu dan inisiatif
🐾 Carilah yang termasuk mainan bongkar pasang (merangsang daya inovatif)
🐾 Carilah mainan yang mendorong anak untuk meniru tingkah laku dan cara berpikir positif orang dewasa
7⃣ Membantu Anak Untuk Berbakti dan Mengerjakan Ketaatan
Diriwayatkan oleh ath-Thabrani dari Abu Hurayrah ra: “Rasulullah bersabda, “Bantulah anak-anak kalian untuk berbakti. Barangsiapa yang menghendaki, dia dapat mengeluarkan sifat durhaka dari anaknya.”
Disini terlihat besarnya peran orangtua untuk membantu anak agar berbakti pada orangtuanya. Siapkan sarana untuk memudahkan anak berbakti pada orangtua dan mengerjakan ketaatan pada Allah SWT, serta ciptakan suasana nyaman agar anak senantiasa termotivasi untuk berbuat baik.
Selain itu, orangtua pun dapat melenyapkan sifat durhaka dari anak mereka, yaitu dengan hikmah, nasihat yang baik, dan waktu yang tepat.
Bahkan, Rasulullah SAW bersabda: “ Semoga Allah memberi rahmat kepada orangtua yang membantu anaknya berbakti kepadanya.”
8⃣ Tidak Suka Marah dan Mencela
Rasulullah SAW tidak pernah mencela perilaku anak-anak. Hal ini dapat kita lihat dari kisah Anas RA yang menjadi pembantu di rumah Rasulullah selama 10 tahun. Bahkan ketika ada anggota keluarga beliau yang mencela Anas, Rasul berkata: “Biarkanlah dia. Kalau dia mampu, pasti dilakukannya.”
Dalam riwayat lain, Rasulullah berkata kepada seorang yang sedang mencela anaknya atas sesuatu yang dilakukan anak tersebut: “Anakmu adalah anak panah dari tempat anak panahmu.” Artinya, ketika ia mencela anaknya, maka hakikatnya, ia sedang mencela dirinya sendiri. Karena, dialah yang telah mendidik anaknya demikian.
Seorang Ulama menjelaskan pula, bahwa “Bila kita mencela anak, hal ini akan menyebabkan anak memandang remeh segala celaan dan perbuatan tercela.”
Sungguh, hikmah dan teladan yang Rasulullah SAW contohkan begitu luas dalam hal mendidik anak. Maka sebagai muslim, wajib kita mempelajarinya. Insya Allah dalam seri-seri berikutnya, akan kami paparkan lebih mendalam mengenai metode-metode Rasulullah dalam mendidik anak. 🙂
📚Maraji’:
🔺 Pendidikan Anak Dalam Islam, Dr. Abdullah Nashih Ulwan, 2007
🔺 Ihya ‘Ulumuddin, Al Ghazali, 1966
🔺 Prophetic Parenting, Dr. Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid, 2009
💞〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
🙏 Islamic Parenting Community 🙏
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰💞
📌 fan page: https://m.facebook.com/isparentingcommunity
📷 Instagram: @islamicparenting
🐥 twitter: @isparentingcom
🌏 blog: isparenting.wordpress.com
*** *** ***
⭐Sharing Materi IPC #15⭐
3 Prinsip Akidah Seorang Muslim
Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal, MSc
Para ulama sering menjelaskan tiga prinsip yang harus jadi pegangan setiap muslim. Jika prinsip ini dipegang, barulah ia disebut muslim sejati.
Para ulama mengatakan, Islam adalah:
الاستسلام لله بالتوحيد والانقياد له بالطاعة والبراءة من الشرك وأهله
“Berserah diri pada Allah dengan mentauhidkan-Nya, patuh kepada-Nya dengan melakukan ketaatan dan berlepas diri dari syirik dan pelaku syirik.”
1⃣ Prinsip pertama: Berserah diri pada Allah dengan bertauhid
Maksud prinsip ini adalah beribadah murni kepada Allah semata, tidak pada yang lainnya. Siapa yang tidak berserah diri kepada Allah, maka ia termasuk orang-orang yang sombong. Begitu pula orang yang berserah diri pada Allah juga pada selain-Nya (artinya: Allah itu diduakan dalam ibadah), maka ia disebut musyrik. Yang berserah diri pada Allah semata, itulah yang disebut muwahhid (ahli tauhid).
Tauhid adalah mengesakan Allah dalam ibadah. Sesembahan itu beraneka ragam, orang yang bertauhid hanya menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan. Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا إِلَهًا وَاحِدًا لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ
“Padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (QS. At Taubah: 31).
Begitu pula Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ibadah kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. Al Bayyinah: 5).
Dalam ayat lain, Allah menyebutkan mengenai Islam sebagai agama yang lurus,
إِنِ الْحُكْمُ إِلَّا لِلَّهِ أَمَرَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
“Hukum itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Yusuf: 40). Inilah yang disebut Islam.
Sedangkan yang berbuat syirik dan inginnya melestarikan syirik atas nama tradisi, tentu saja tidak berprinsip seperti ajaran Islam yang dituntunkan.
2⃣ Prinsip kedua: Taat kepada Allah dengan melakukan ketaatan
Orang yang bertauhid berarti berprinsip pula menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Ketaatan berarti menjalankan perintah dan menjauhi larangan. Jadi tidak cukup menjadi seorang muwahhid (meyakini Allah itu diesakan dalam ibadah) tanpa ada amal.
3⃣ Prinsip ketiga: Berlepas diri dari syirik dan pelaku syirik
Tidak cukup seseorang berprinsip dengan dua prinsip di atas. Tidak cukup ia hanya beribadah kepada Allah saja, ia juga harus berlepas diri dari syirik dan pelaku syirik. Jadi prinsip seorang muslim adalah ia meyakini batilnya kesyirikan dan ia pun mengkafirkan orang-orang musyrik. Seorang muslim harus membenci dan memusuhi mereka karena Allah. Karena prinsip seorang muslim adalah mencintai apa dan siapa yang Allah cintai dan membenci apa dan siapa yang Allah benci.
Demikianlah dicontohkan oleh Ibrahim‘alaihis salam di mana beliau dan orang-orang yang bersama beliau[1] berlepas diri dari orang-orang musyrik. Saksikan pada ayat,
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَآَءُ مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ
“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: “Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah.” (QS. Al Mumtahanah: 4). Ibrahim berlepas diri dari orang musyrik dan sesembahan mereka.
كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاءُ أَبَدًا حَتَّى تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ
“Kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja.” (QS. Al Mumtahanah: 4).
Dalam ayat lain disebutkan pula,
لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آَبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ
“Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka.” (QS. Al Mujadilah: 22).
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا آَبَاءَكُمْ وَإِخْوَانَكُمْ أَوْلِيَاءَ إِنِ اسْتَحَبُّوا الْكُفْرَ عَلَى الْإِيمَانِ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
“Hai orang-orang beriman, janganlah kamu jadikan bapak-bapak dan saudara-saudaramu menjadi wali(mu), jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka wali, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS. At Taubah: 23).
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا عَدُوِّي وَعَدُوَّكُمْ أَوْلِيَاءَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia.” (QS. Al Mumtahanah: 1).
Demikianlah tiga prinsip agar disebut muslim sejati, yaitu:
✅bertauhid,
✅melakukan ketaatan dan ✅berlepas diri dari syirik dan pelaku syirik.
Semoga Allah memudahkan kita menjadi hamba-hambaNya yang bertauhid.
(*) Dikembangkan dari tulisan Syaikhuna -guru kami- Dr. Sholih bin Fauzan bin ‘Abdillah Al Fauzan –hafizhohullah– dalam kitab “Durus fii Syarh Nawaqidhil Islam”, terbitan Maktabah Ar Rusyd, tahun 1425 H, hal. 14-16.
@ Sakan Thullab Mabna 27 King Saud University, Riyadh, KSA, 15 Syawal 1433 H
[1] Ada yang mengatakan yang bersama beliau yang sama-sama berlepas diri dari kesyirikan dan pelakunya adalah para nabi. Sebagian lainnya maknakan orang beriman. Demikian dua pendapat yang disebutkan oleh Ibnul Jauzi dalam Zaadul Masiir.
📚Sumber:
www.rumaysho.com
💞〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
🙏 Islamic Parenting Community 🙏
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰💞
📌 fan page: https://m.facebook.com/isparentingcommunity
📷 Instagram: @islamicparenting
🐥 twitter: @isparentingcom
🌏 blog: isparenting.wordpress.com
Disclaimer :
Semua materi yang di posting sudah melalui persetujuan Founder atau PIC dari komunitas yang bersangkutan tanpa menghilangkan format asli termasuk header-footer.
www.jendelakeluarga.com