Java Trip (Part 2) : Seribu Macam Keunikan di Lawang Sewu Semarang
Baca : Jawa Trip (Part 1) Pulang Kampung ke Pemalang
Malam kedua setelah menunaikan ibadah magrib akhirnya kami berangkat dari Pemalang menuju Semarang 🙂
Day 3 : Semarang Day
Kalau di Pemalang lebih banyak menghabiskan waktu untuk bersilaturahim dengan sanak saudara, lain halnya saat mampir kerumah kakak ipar saya di Semarang. Disini saatnya kami jalan-jalan 🙂
Lawang Sewu Semarang
Lawang sewu merupakan sebuah bangunan lama peninggalan jaman Belanda sejak tahun 1904. Dahulu gedung kuno ini menjadi kantor pusat kereta api atau Nederlandsch Indishe Spoorweg Naatschappij (NIS), merupakan perusahaan kereta api swasta pada jaman Hindia Belanda yang pertama kali membangun jalur kereta api di Indonesia dengan jalur Semarang, Surakarta dan Jogjakarta.
Lawang Sewu memiliki arti Seribu Pintu dalam bahasa Jawa, karena bangunan ini memiliki pintu yang sangat banyak sehingga diumpamakan berjumlah seribu.
Cerita menarik lainnya adalah berdasarkan berita dari penduduk setempat sebelum bangunan mengalami pemugaran di tahun 2011, lokasi ini banyak mencium hawa mistis yang mana konon di beberapa lokasi tepatnya pada titik-titik tertentu seperti penjara, lorong dan sumur memiliki cerita kelam jaman kolonial penjajahan. Pada masa itu para pejuang kita banyak disiksa oleh para tentara Belanda. Kebayang kan perjuangan para pahlawan Indonesia kala itu.
Bersyukurnya saat ini semua bangunan di berbagai titik sudah mengalami renovasi. Lawang Sewu sudah berubah image bukan lagi tempat menakutkan melainkan salah satu objek wisata utama yang wajib dikunjungi saat berada di Kota Semarang.
Pengunjung cukup mengeluarkan biaya Rp. 10.000 sebagai harga tiket masuk, khusus untuk pelajar dan anak-anak diatas usia 3 tahun hanya dikenakan Rp. 5.000. Lumayan terjangkau bukan?
Saat pertama kali memasuki area ini terlihat pekarangan dari bangunan yang cukup luas dengan beberapa pohon yang mengelilingi gedung utama.
Pengunjung dipersilahkan masuk melalui pintu utama. Pengunjung akan langsung disuguhi oleh berbagai koleksi benda bersejarah layaknya memasuki sebuah museum. Dari mulai koleksi foto atau dokumentasi, berita media cetak jaman dulu, sampai dengan seragam petugas kereta api dari masa ke masa tampak terpajang rapih di galeri.
Terdapat juga koleksi miniatur kereta api dengan berbagai model sejak jaman Belanda, dimana bangunan ini masih menjadi kantor pusat kereta api.







Selain wisata edukasi mengenai per-kereta-api-an sejak jaman Belanda, pengunjung juga dapat menikmati arsitektur bangunan kuno yang memiliki keunikannya tersendiri. Seperti lorong dengan deretan pintu, replika loket karcis Willem I, langit-langit yang tinggi serta jendela besar dengan lukisan kontemporer, dan hal menarik lainnya.
Dengan sentuhan arsitektur jaman kolonial Belanda tersebut lokasi ini kerap menjadi langganan lokasi fotografi pre-wedding bagi pasangan muda mudi di kota Semarang.
Terakhir yang paling disukai oleh anak-anak khususnya buat Ry adalah adanya kereta api sungguhan yang sudah ada sejak jaman Belanda dulu. Ry memang suka sekali dengan transportasi, termasuk kereta api. Mata si Kecil inipun langsung berbinar-binar saat melihatnya 😀
Baca : Short Gateway to Bogor with KRL
Di kereta ini pengunjung dapat berfoto bahkan naik ke atas kereta api untuk melihat bentuk asli di dalamnya. Terdapat 2 buah kereta penginggalan jaman dulu yang masih terpajang disini, ada kereta ukuran kecil dan juga kereta api besar yang berada di depan area bangunan utama.


Well, bagi kami destinasi wisata ini cukup menyenangkan, terlebih buat anak-anak seperti Ry dan para sepupunya 😀
Setelah berlama-lama ‘mendarat’ di kereta api ini akhirnya kami pun melanjutkan perjalanan sambil mencari makan siang.
Tunggu lanjutan berikutnya yaa.. 🙂
***
Alamat Lawang Sewu :
Komplek Tugu Muda, Jl. Pemuda, Sekayu, Semarang Tengah, Sekayu
Semarang Tengah, Jawa Tengah 50132
Jam Operasional : 07.00-21.00 WIB
kalau siang mah, gak gitu keliatan horror ya lawang sewu nya!
Hihi iya mba Vanisa..
Masuk ke penjara bawah tanah nya gak Mbak?
Saya saat hamil 6 bulan masuk basah2an. Nyobain penjara tersempit jaman penjajahan
Salam
Okti Li
Ga ada lagi mba Okti, sekarang aksesnya ditutup buat umum.. Kebayang pasti challenging banget ya mba ????
Rada spooky emang kalau di Lawang Sewu, tapi saya suka bangunan arsitekturnya.
Indeed mba Ratna 🙂
Baca tulisan teh Miranti pas malem-malem gini….aiih, aga-aga merinding disco niih..terutama pas bagian mencium hawa-hawa mistis saat pemugaran ruangan-ruangan tertentu.
Langsung jadi inget mba Suzana (kaya nama roti yaa..?!) yang sama-sama orang Jawa Tengah.
Hikkiikiikiikii….
Haha dari spooky bisa nyambung ke roti ya teh lend ????
Tapi emang keren deh cerita dibalik sejarahnya, sukaa ????
Jadilah baca ini ingat keluarga di semarang euy
Wah, salam buat keluarga di Semarang ya mba Milda ????
Sdh sering dengar ttg Lawang Sewu kbrnya serem ya..
Cerita mistisnya lebih santer terdengar ya mba Rita ????
Semoga kelak bisa ke sana.
Bener mbak, dulu terkenal angker gmn gtu, sknrg malah jd jujugan wisata bahkan anak2 pun suka di sana ya? 😀
Aamiin, semoga sekeluarga bisa main2 ke Semarang ya mba April ????
seru banget keluarga satu ini, kerjaannya jelong2 mulu XD
Haha, makasi unii ???? pengen nyobain jelong2 bawa buntut 3 nih ????
Buat ke Lawang Sewu butuh waktu sejaman. Pengen ke sana belum jadi-jadi saya Mba 😀
Kapan2 wajib mampir ya mba 🙂