Malaysia Escape : Day #4 Penang City – KLCC – KLIA (End)
Dan akhirnya sampai juga hari terakhir kami di Malaysia∼
Karena flight KL-JKT nanti pada malam hari sedangkan perjalanan dari Penang ke Kuala Lumpur (KL) kami tempuh dengan bus siang, mau nggak mau harus cermat mengatur waktu untuk mengantisipasi kemacetannya (jangan dikira KL bebas macet yaa, hwehe..)
Intinya kami masih punya waktu setengah hari lagi untuk jelajah Penang sebelum angkat backpack ke Kuala Lumpur 😀
Untungnya penginapan selama di Penang cukup strategis. Coba deh lihat Terminal besar tempat kami naik turun bus berada disamping persis PRANGIN MALL Komtar ini yang hanya dicapai 200 meter saja dari hotel, asik kan.
Mau kemana kita ?
Transportasi andalan kami adalah bus gratis Penang CAT (Central Area Transit). Sepertinya pemerintah sini paham betul cara menjamu “tamu” nya dengan menyediakan bus gratis yang dapat menggapai hampir seluruh tempat wisata di George Town ini.
Kami sempat berhenti di Fort Cornwillis yang merupakan salah satu World Cultural Heritage Site UNESCO. Fort Cornwillis adalah benteng jaman perang dulu dengan berbagai koleksi meriam di dalamnya. Disini pengunjung akan didampingi oleh tour guide nya sendiri.
Saya sempat mengintip ke dalam sebelum menuju loket tiket. Tempatnya open space dengan minim pepohonan sehingga sangat disarankan datang sepagi mungkin. Meskipun baru buka jam 9 sih, hehe..
Yang bikin saya kami mengurungkan niat untuk masuk adalah HTM nya yang not affordable, 120 RM sis, yang dilihat cuma gitu doank (woman tought). Ditambah tempatnya yang sungguh tidak cocok dengan dress code kami saya hari ini, jadi cukuplah foto-foto di depannya sebagai tanda “Ry was here” 😀
Akhirnya kami melanjutkan jalan kaki menyusuri jalan kecil dan berjodoh dengan tempat cute ini. Nah background begini nih yang cocok sama dress code eikeh∼ pikir saya.
Tak lama kemudian kami menemukan gambar-gambar unik nan menarik yang menghiasi dinding-dinding jalan. Ternyata kami sudah berada di kawasan bersejarah yang konon dinamakan Mural street art Penang yang tersohor seantero George Town berserta turis-turisnya.
Mural-mural ini adalah karya seniman asal Lithuania bernama Ernest Zacharevic. Berkat tangan ajaibnya banyak tembok polos disini bahkan kumuh disulap menjadi artsy dengan tema yang berbeda-beda.
Sebenarnya ada banyak sekali koleksi mural di kawasan ini namun butuh perjuangan tersendiri untuk menemukannya karena posisi yang acak dan tak terangkum di GPS 😀
NEXT.. NEXT !
Kami sampai di Queen Victoria Memorial Clocktower yang terkenal sekaligus menjadi icon kota George Town. Orang menyebutnya Menara Jam Jubilee, berada di Beach Street atau Lebuh Pantai.
Menara jam yang sudah berumur lebih dari 100 tahun ini berada di ujung jalan menuju pantai dekat Benteng Fort Cornwallis. Memiliki arsitektur unik dengan desain bergaya victorian dengan bagian pucuknya berbentuk kubah. Jam pada menara masih berfungsi dengan baik lho.
Oh ya, hati-hati jika ingin berfoto disini ya karena berada di persimpangan jalan dengan lalu lintas cukup padat.
Terakhir, street photography yang recommended disini adalah bangunan-bangunan tua yang tersebar di kota ini. Katanya sih bergaya ala Eropa.
Oke eksplor Penang disudahi karena kami harus spare waktu untuk beli oleh-oleh di sekitaran Medan Lebuh Campbell atau Campbell Street dan makan siang sebelum ambil backpack ke hotel.
Kami menggunakan bus Seasons Express dengan jalur Penang – KL Sentral. Harga tiket RM 38 per orang. Bis nya lumayan nyaman dengan fasilitas bis AKAP pada umumnya.
Singkat cerita tibalah kami di KL Sentral dengan perjalanan kurang lebih 6 jam ditambah dengan drama macetnya.
FYI, KL Sentral merupakan pusat persinggahan seluruh moda transportasi di Malaysia yang berada di pusat kota Kuala Lumpur. Dari mulai LRT, MRT hingga Bus semua terintergrasi dengan sangat baik.
Karena sampai KL rasanya kurang lengkap tanpa visit ke Petronas Twin Towers sang iconic di KLCC, maka disaat mepet flight kami pun nekat kesana menggunakan MRT. Cusss!
… and here we are
Dari sini tentu masih harus melanjutkan perjalanan menuju airport dengan rute KLCC-KL Sentral-KLIA 😀
So say “GOOD BYE to Malaysia!”
It’s a wrap! Lunas juga cerita trip Melaka–Penang-Kuala Lumpur nyaaa 🙂
Semoga jadi pengalaman berharga untuk kami, terutama Ry dan bermanfaat untuk pembaca semua 😀
Happy family travel!
***
:: 10 Agustus 2017 ::
Seruunyaaa
Seneng y mba bisa explore terus bareng keluarga lagi,,
Muralnya bagus. Asyiknya bisa jalan-jalan bareng keluarga
Lain kali kalo ke Malaysia wajib ke Penang nih, aku waktu itu cuma di sekitar KL & Genting saja
Wah kalau penginapan dekat mall dan tempat wisata lain enak ya bisa hemat ongkos transportasi.
Ooo ternyata mural2 yg suka dipakai buat foto2 itu adanya di sana to, seru banget traveling sama keluarganya mbak TFS 😀
Paling suka sama muralnya. Unik banget dan bisa sama sama keluarga itu udah bikin bahagia banget ya mbak.
Kota lama penang dg seni muralnya selalu bikin aku kangeen, udaranya disana bersiiih, lalu limtas tertib, nyenengin bgt yaa
wah ke penang. Aku pengen juga ke penang neh. Perlu waktu berapa hari buat cukup eksplore penang mbak?
Wuaaaa… senengnya ada bus gratis… coba di Indonesia juga ada yah… hehehe
aku belum sempat2 ngajakin bocil ke KL padahal bulan lalu udah beli tiket PP tapi karena sesuatu dan lain hal hangus semuanya.
Aku jadi penasaran sama bentengnya, di sini tiket masuk ke benteng paling 5-10ribuan. Kalau di sana mahal apalagi udah ditetapkan world heritage sama UNESCO berarti tempatnya cukup representatif, hehe
Seneng banget lihat postingan jalan-jalan Ry sekeluarga.
Next destination ke mana lagiii….
Aku nunggu cerita ma fav travel blogger kece, teh Miranti…
^^
wahh bersih2 ya tempat2nya. seandainya di indonesia sebersih itu