Kapan Harus Berinvestasi?

Kapan Harus Berinvestasi?

jendelakeluarga.com – Tepat setahun yang lalu pertanyaan ini terlintas jelas di pikiran saya, di saat COVID 19 melanda Indonesia. Semua orang khawatir dengan kondisi ekonomi negara yang tak berdaya. Apalagi melihat banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaannya.

Hal pertama yang teringat oleh saya adalah investasi. Sudahkah saya berinvestasi selama ini? kemana saja uang yang saya hasilkan sebelum pandemi terjadi?

Bicara mengenai investasi, hal pertama paling sederhana yang harus dilakukan saat berinvestasi adalah… memulainya. Setiap orang memiliki alasan masing-masing kapan harus mulai berinvestasi. Namun yang sangat disarankan adalah sedini mungkin. Mulai saat ini.

Jika kamu sudah memulainya sebelum membaca artikel ini, selamat kamu punya pemikiran yang jauh ke depan 🙂

Saya melek finansial sejak duduk di bangku kuliah, maklum jurusan yang saya ambil memaksa untuk memahaminya. Tapi melek saja tidak cukup tanpa dibarengi dengan eksekusinya. Investasi yang saya maksud bukan seperti anak kecil yang memasukkan uangnya di celengan hingga bertahun-tahun, ya. Kalau itu sudah saya lakukan sejak duduk di bangku TK bahkan jauh sebelumnya.

“Investasi adalah penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan.” (KBBI)

Sederhananya, investasi adalah meletakkan aset yang kita miliki untuk mendapatkan keuntungan di masa depan.

Pertanyaannya adalah apakah tabungan sama dengan investasi? dari dulu saya melakukannya bahkan di beberapa bank sekaligus.

Sayangnya banyak masyarakat yang salah menilai tentang hal ini. Investasi berbeda dengan tabungan, dimana investasi tujuannya untuk menambah nilai aset yang dimiliki dengan segala resiko di dalamnya, sedangkan tabungan bertujuan hanya untuk mengamankan dana dengan resiko yang nyaris tidak ada.

Contoh instrumen investasi yang banyak direkomendasikan oleh penggiat di bidang investasi, antara lain; logam mulia (emas), properti, tanah, obligasi, reksadana dan saham. Semua dapat dipilih sesuai dengan jumlah dana yang dimiliki serta tingkat resiko yang dapat ditoleransi oleh masing-masing individu.

Mengenai cara membelinya tentu akan berbeda-beda juga. Jika Real Asset membutuhkan usaha ekstra saat melakukan pembelian, seperti cek lokasi dan taksir harga. Berbeda dengan dengan pembelian instrumen Paper Asset yang zaman sekarang dapat dilakukan cukup dalam genggaman. Misalnya membeli reksadana atau saham dapat hanya dengan melalui aplikasi berbagai perusahaan sekuritas yang dapat diunduh dari App Store atau Play Store.

Untuk siapa kita berinvestasi?

Motivasi orang untuk berinvestasi pasti berbeda-beda dan biasanya bersifat personal. Ada yang untuk diri sendiri karena belum memiliki tanggungan hidup, ada juga untuk keluarga karena sudah menjadi bagian dari tanggung jawabnya di masa mendatang.

Saat ini saya berinvestasi sudah tentu untuk anak. Karena kebutuhan hidupnya pasti meningkat seiring bertambahnya usia terutama dalam hal pendidikan. Selain itu saya percaya bahwa anak adalah investasi dunia akhirat dimana “keuntungannya” insyaAllah akan berbalik kepada orangtuanya.

Intinya setiap orang pasti memiliki tujuan dan pilihan investasinya masing-masing. Mulailah dari sekarang bagi yang belum memulainya. Tidak ada alasan untuk tidak berinvestasi, apalagi banyak sekali kejadian yang sulit diprediksi yang nyata terjadi, salah satunya pandemi.

Semangat selalu untuk teman-teman yang sedang berjuang dalam memperbaiki ekonomi keluarga. Semoga kondisi perekonomian negara dapat segera pulih seperti sedia kala. Aamiin.

***

Miranti

jendelakeluargaid@gmail.com

Leave a Reply

error: Content is protected !!