Apa Itu Free-Range Parenting?
jendelakeluarga.com – Hi Parents, pernahkah merasa gaya pengasuhan orang tua yang tinggal di negara western lebih santai dan cenderung bebas serta mandiri?
Kita dapat melihat dari celebrities atau influencers di sana, misalnya menerapkan Baby-Led Weaning (BLW) sejak bayi yakni pendekatan saat memperkenalkan makanan padat kepada bayi untuk makan sendiri tanpa dihaluskan terlebih dahulu serta tidak disuapi dengan sendok oleh orang lain. Biasanya bayi diberikan potongan makanan yang mudah dipegang dan dimakan, seperti brokoli rebus, buah-buahan, atau potongan daging lembut.
Serta contoh penerapan lainnya seperti tidur terpisah dari orang tua sejak usia 0 tahun, dimana hal ini dianggap sebagai langkah awal dalam mengajarkan anak untuk merasa nyaman dan aman sendirian. Selain itu dengan tidur di tempat terpisah, bayi diharapkan bisa tidur lebih baik tanpa gangguan, dan orang tua juga bisa mendapatkan istirahat yang cukup.
Lalu bagaimana jika dibandingkan dengan gaya pengasuhan di Indonesia? well, sebenarnya contoh di atas sudah banyak diikuti oleh para orang tua muda di Indonesia, saya salah satunya, namun masih belum umum diterapkan terutama di beberapa wilayah di Indonesia khususnya non-sub urban. Belum lagi yang masih mengadopsi kepercayaan zaman orang tua dulu, banyak sekali peraturan yang berlaku saat hamil, melahirkan hingga membesarkan anak yang konon katanya telah dipercaya turun temurun 😀
Oke cukup dengan intronya, sekarang mari kita membahas sesuai topik hari ini, Free-Range Parenting. Ada yang pernah mendengar istilah ini?
Free-Range Parenting adalah gaya pengasuhan yang memberikan kebebasan dan kemandirian yang lebih besar kepada anak dibandingkan dengan pola asuh tradisional. Orang tua yang menerapkan pola asuh ini percaya bahwa anak-anak dapat belajar dan berkembang dengan baik ketika mereka diberi kesempatan untuk mengeksplorasi lingkungan sekitar dan membuat keputusannya sendiri.
4 Prinsip Dasar dari gaya atau pola pengasuhan Free-Range Parenting
1. Kepercayaan | Orang tua menaruh kepercayaan penuh pada anak untuk membuat keputusan yang baik dan bertanggung jawab atas tindakannya sendiri. |
2. Kemandirian | Anak didorong untuk melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri, seperti pergi dan pulang sekolah sendiri, bermain di luar rumah, atau mengerjakan tugas mereka sendiri. |
3. Eksplorasi | Orang tua memberikan kesempatan kepada anak untuk mengeksplorasi lingkungan sekitar dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. |
4. Komunikasi Terbuka | Komunikasi yang jujur dan saling terbuka antara orang tua dan anak sangat penting dalam penerapan pola asuh ini. |
Contoh Penerapan Free-Range Parenting
Memberikan kebebasan anak bermain di taman sendirian
Orang tua dapat melepaskan atau membiarkan anak bermain di taman yang aman dan dapat terpantau dari kejauhan oleh orang tua. Berika pengertian pada anak untuk tidak khawatir karena orang tuanya tetap berada di area yang sama dan sesekali dapat memeriksanya.
Mempercayakan anak untuk pulang sekolah sendiri
Jika memungkinkan hal ini dapat diterapkan oleh orang tua yang menyekolahkan anaknya tidak jauh dari rumah dan dengan kondisi keamanan yang cukup baik. Pastikan anak memahami situasi dan aturan penyelamatan diri jika hal buruk terjadi.
Memberikan anak uang jajan dan mengatur keuangannya sendiri
Kemandirian juga dapat diaplikasikan dalam hal keuangan pada anak, seperti memberikan kebebasan untuk mengatur uang jajannya sendiri dan bertanggung jawab dengan apa yang sudah dibelanjakannya. Pada saat pemberian tanggung jawab ini pastikan anak sudah paham dengan makanan dan minuman yang dilarang untuk dikonsumsi untuk dirinya sendiri.
Membiarkan anak mencoba hal baru dan mengambil risiko yang wajar
Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi anak untuk mencoba hal baru yang belum tentu mereka minati, misalnya mencoba beberapa variasi atau jenis makanan baru atau membiarkan anak memanjat pohon jika mereka menginginkannya.
Manfaat Penerapan Free-Range Parenting
- Mendorong kemandirian dan rasa percaya diri. Anak yang dibesarkan dengan pola asuh ini biasanya terlihat lebih mandiri dan percaya diri serta mudah mengambil keputusan untuk dirinya sendiri.
- Meningkatkan kreativitas dan kemampuan memecahkan masalah. Dengan kebebasan eksplorasi, maka anak dapat mengembangkan kreativitas dan meningkatkan kemampuannya dalam memecahkan masalah sendiri.
- Membangun hubungan yang lebih baik antara orang tua dan anak. Komunikasi jujur dan terbuka dua arah yang diterapkan dari pola asuh ini tentunya dapat memperkuat hubungan antara orang tua dan anak dengan sangat baik.
Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Free-Range Parenting
1. Keamanan anak tetap menjadi prioritas utama
Orang tua harus memastikan bahwa lingkungan tempat anak bermain dirasa aman dan terhindar dari bahaya dan selalu waspada terhadap situasi sekitar.
2. Usia dan kematangan anak harus menjadi pertimbangan
Free-Range Parenting mungkin tidak cocok untuk anak yang masih terlalu kecil atau belum siap untuk mengambil tanggung jawab. Sehingga pastikan anak sudah dapat diberikan pengertian tentang aturan yang ingin diterapkan sebelum menjalankan pola pengasuhan ini.
3. Komunikasi yang baik dengan anak sangat penting
Orang tua perlu mendiskusikan batasan aturan serta ekspektasi atau harapan yang diinginkan dari aturan yang ingin diterapkan pada anak sehingga keduanya dapat berjalan selaras sesuai tujuan.
Gimana Parents tertarik untuk mengadaptasi pola asuh Free-Range Parenting? 🙂
***