Implementasi Interceptor 001 Kerjasama Danone AQUA dan The Ocean Cleanup

Implementasi Interceptor 001 Sebagai Wujud Nyata Danone-AQUA Untuk Indonesia Lebih Bersih

interceptor 001 danone aqua the ocean cleanup

jendelakeluarga.com – Masih ingat cerita saya di instagram saat kunjungan ke Pulau Rambut di Kepulauan Seribu? yes, pulau yang tidak berpenghuni namun menuai sampah yang cukup fantastis di sepanjang mulut pantainya. Jadi sampah-sampah tersebut berasal dari sungai yang terbawa melalui aliran air yang menuju ke laut. Miris. Hal ini ternyata menjadi salah satu fenomena real yang terjadi di perairan Indonesia, betapa sungai dan laut di Indonesia mengalami darurat sampah.

Beberapa waktu lalu (31/10) saya menghadiri undangan diskusi bertajuk “Innovation on Waste Management River Plastic Interception” di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta. Acara yang diselenggarakan oleh Danone-AQUA dan didukung oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi serta Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta ini mengumumkan bahwa hasil penelitian terkait upaya penanganan sampah di sungai  saat ini dapat dilakukan dengan pemanfaatan Interceptor 001.

THE OCEAN CLEANUP MACHINE

interceptor 001 the ocean cleanup
Source: Instagram @theoceancleanup

Apa itu Interceptor 001?

Interceptor 001 merupakan sistem pertama yang diciptakan The Ocean Cleanup sebagai solusi pencegahan sampah di sungai (pertama di dunia) agar tidak  masuk ke laut. The Ocean Cleanup adalah sebuah organisasi nirlaba yang fokus pada pengembangan tekhnologi untuk mengurangi sampah plastik dari laut.

The Ocean Cleanup memulai proyek untuk sungai sejak 2015. Interceptor 001 sendiri merupakan bagian dari kerjasama penelitian antara Danone dan The Ocean Cleanup yang dimulai pada Januari 2018. Di Indonesia, kerjasama tersebut dimulai sejak 2018 antara Pemerintah Indonesia dan Belanda, kemudian dikembangkan lebih lanjut pada Mei 2019 dengan penambahan program penelitian yang dikoordinir oleh AQUA untuk menemukan metode pengumpulan dan pengolahan sampah plastik dari sungai terbaik agar sampah tersebut tidak mengotori laut.

Terdapat 3 lingkup penelitian pada Interceptor 001 yaitu:

1. Plastic Waste Flow – mengukur kuantitas dan tipologi sampah plastik di sungai.

2. Facility Design – mengembangkan sistem pemilahan yang efektif dan aman untuk memproses sampah plastik dari sungai.

3. End Market Solution – mengindentifikasi teknologi dan industri yang mampu mendaur ulang sampah plastik dari sungai.

Interceptor 001 merupakan bagian dari kerjasama penelitian antara Danone -AQUA dan The Ocean Cleanup yang dimulai sejak Januari 2018 dan sudah dijalankan di drainase Cengkareng, Pantai Indah Kapuk, Jakarta. Sistem ini memiliki 100% tenaga surya dengan baterai lithium-ion yang dapat beroperasi siang dan malam tanpa suara bising dan tanpa asap. Fungsi pada sistem ini diantaranya untuk mengambil sampah plastik dari sungai, kemudian disortir, serta mencegah agar sampah tidak masuk ke dalam laut. Hingga saat ini terdapat 4 Interceptor 001 yang sudah diluncurkan di dunia, yaitu Indonesia, Malaysia, Vietnam dan Republik Dominika.

Kembali pada acara tersebut, turut mengundang para panelis yang berkualitas di bidangnya, antara lain Boyan Slat (Founder & CEO The Ocean Cleanup), Deputi Koordinasi SDM, Penelitian dan Kebudayaan Kelautan, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman RI, Corine Tap (President Director Danone-AQUA), Swietenia Puspa Lestari (Divers Clean Action-Indonesia Youth Movement Leader), dan Hamish Daud (Public Figure-Founder Indonesia Ocean Pride).

the ocean cleanup boyan slat panel discussion

Serta pada sesi diskusi lain juga menghadirkan Tasya Kamila (Public Figure, Duta KLHK), Akbar Renaldy (Integrated Waste Investment Iniatives for Ciliwung), Rian Sucipto (Wilah), Rendy Aditya Wachid (Parongpong), dan Archie Nugroho (Go Limbah).

river plastic interception

Berikut hasil riset pengumpulan sampah plastik di sungai dengan penggunaan Interceptor 001 yang dilakukan oleh Danone-AQUA bekerjasama dengan The Ocean Cleanup :

1. Interceptor 001 dapat mengurangi 60% sampah di sungai yang menuju ke laut.

2. Total sampah 1,8 ton/hari dengan pengoperasian 24 jam maka sampah plastik yang berhasil diambil sebesar 466 kg/hari.

3. Ditemukan beberapa karakteristik sampah sungai diantaranya plastik fleksibel, organik, sedotan & styrofoam, dan sampah jenis lain seperti popok, kayu, kaca.

4. 20% sampah plastik dari sungai dinilai kotor sehingga memiliki nilai ekonomis yang lebih rendah dibanding sampah plastik di darat.

5. Penting untuk menjaga agar sampah plastik tidak masuk ke sungai, karena jika di darat, maka sampah plastik dapat lebih mudah di daur ulang dan mendorong sirkular ekonomi.

Boyan Slat, pemuda 25 tahun asal Belanda, Founder & CEO The Ocean Cleanup, mengatakan bahwa “Agar sampah benar-benar hilang dari laut, kita harus membersihkan sampah plastik yang sudah ada di laut dan disaat bersamaan ‘menutup keran’ sampah plastik, yaitu sungai, agar tidak ada lagi aliran sampah plastik masuk ke laut. Kerjasama dengan Danone digabungkan dengan pendekatan yang sistematis dari The Ocean Cleanup serta program pembersihan sungai yang sudah dilakukan oleh pemerintah akan sangat membantu menciptakan laut Indonesia yang lebih bersih.”

komitmen danone aqua dan pemerintah
Simbolis komitmen Danone-AQUA, The Ocean Cleanup dan pemerintah untuk Indonesia lebih bersih

Mulai dari sekarang yuk ikut ambil bagian dengan bertanggung jawab pada lingkungan, yaitu melalui circular economy yang dimulai dengan tidak membuang sampah sembarangan, memilah sampah (organik dan non organik), serta mengumpulkan sampah plastik untuk disetorkan ke Bank Sampah agar dapat didaur ulang kembali.

mirantizr with corine tap head of danone.JPG
Corine Tap (President Director Danone-AQUA)
mirantizr with switenia divers clean action
Swietenia Puspa Lestari (Founder Divers Clean Action)

Sekilas tentang Danone-AQUA

Danone-AQUA adalah bagian dari kelompok usaha DANONE, salah satu produsen produk makanan dan minuman terbesar di dunia. Unit usaha DANONE di Indonesia terdiri dari tiga kategori utama, yaitu minuman (AMDK, minuman ringan non karbonasi, dan minuman teh), Nutrisi untuk Kehidupan Awal (Nutricia dan Sarihusada), serta nutrisi medis. Danone-AQUA merupakan Perusahaan FMCG pertama di Indonesia yang bersertifikasi B-Corp, yaitu standar tertinggi terhadap kinerja sosial dan lingkungan, transparansi serta akuntabilitas.

Danone-AQUA berdiri sejak tahun 1973, merupakan pelopor Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dan Minuman Ringan di Indonesia. AQUA sebagai merek asli Indonesia telah mengembangkan inisiatif AQUA Lestari yang terdiri dari Perlindungan Sumber Daya Air, Pengurangan C02, Optimalisasi Kemasan dan Pengumpulan Sampah Kemasan dan Distribusi Produk secara Berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan visi Danone yakni “One Planet, One Health”, dimana percaya bahwa kesehatan masyarakat ditentukan dari gaya hidup dan lingkungan yang sehat.

Selain itu, Danone-AQUA juga memprakarsai program daur ulang pertama, “AQUA Peduli” pada tahun 1993 sebagai langkah awal menuju model pengemasan yang lebih sirkular. Di tahun 2018 Danone-AQUA meluncurkan gerakan #BijakBerplastik yang fokus pada tiga komitmen dalam mengatasi permasalahan sampah plastik di Indonesia, yaitu Pengembangan Infrastruktur Pengumpulan Sampah, Edukasi Konsumen, dan Inovasi Kemasan Produk. Sebagai bentuk inovasi kemasan, di tahun ini AQUA baru saja meluncurkan AQUA LIFE, yakni botol air minum pertama di Indonesia yang terbuat dari 100% plastik daur ulang.

danone aqua kemasan baru
Inovasi kemasan terbaru 100% plastik daur ulang
aqua mineral water refill bottle
Jangan lupa pisahkan botol untuk didaur ulang

Mari #BijakBerplastik untuk Indonesia yang lebih bersih.

Instagram : @aqualestari
www.sehataqua.co.id

***

:: 31 Oktober 2019

Miranti

jendelakeluargaid@gmail.com

Leave a Reply

error: Content is protected !!