Berlebihan Terhadap Orang Shalih Adalah Pintu Kesyirikan
Banyak fenomena umum dalam kehidupan kita terutama di Indonesia yang sebenarnya menyimpang syariat tetapi menjadi suatu hal biasa di mata masyarakat.
Seorang bapak yang terlihat meratapi makam salah satu ustad ternama di negeri ini, sambil terisak menangis memuji-muji alm melebihi pujiannya kepada rasulullah. Seorang pemuda yang rela membasuh dan mencium kaki salah satu habib (begitu beliau disapa) sebagai bentuk rasa hormatnya. Seorang ibu yang rela mendatangi sekian banyak pengajian ustad kesayangannya agar tidak terlewat satu moment pun bersamanya.
Disinilah ilmu yang berbicara, semakin dangkal ilmunya maka kemungkinan sesat akan semakin dekat.
Berikut kutipan salah satu materi dari komunitas Bimbingan Islam yang saya ikuti. Semoga bermanfaat 🙂
➖➖➖➖➖➖➖➖➖
BimbinganIslam.com
???? Ustadz ‘Abdullāh Roy, MA
???? Silsilah Belajar Tauhid
???? Halaqah 14 | Berlebihan Terhadap Orang Shalih Adalah Pintu Kesyirikan
⬇ Download Audio: https://goo.gl/xXYs2Q
➖➖➖➖➖➖➖➖➖
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة و السلام على رسول الله
Halaqah yang ke-14: “Berlebihan Terhadap Orang Shalih Adalah Pintu Kesyirikan.”
Orang yang shalih adalah orang yang baik karena mengikuti syariat Allāh, baik dalam hal ‘aqidah, ibadah maupun muamalah.
Mereka memiliki derajat yang berbeda-beda di sisi Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Kita sebagai seorang Muslim diperintahkan untuk:
✓Mencintai mereka.
✓Mengikuti jejak mereka dalam kebaikan.
Berteman dan bermajlis dengan mereka adalah sebuah keberuntungan.
Membaca perjalanan hidup mereka bisa menambah keimanan dan meneguhkan hati kita.
Menghormati mereka adalah diperintahkan selama masih dalam batas yang diizinkan agama.
Namun berlebih-lebihan terhadap orang yang shalih, seperti:
⑴ Mendudukkan mereka di atas kedudukannya sebagai manusia.
⑵ Mensifati mereka dengan sifat-sifat yang tidak pantas kecuali untuk Allāh.
Maka ini hukumnya HARAM (tidak diperbolehkan oleh agama) karena menjadi pintu terjadinya kesyirikan dan penyerahan sebagian ibadah kepada selain Allāh.
Mencintai Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam melebihi cinta kita kepada orang tua, anak-anak dan semua manusia adalah sebuah kewajiban agama, sebagaimana dalam hadits.
Namun Beliau melarang kita (untuk) berlebih-lebihan terhadap Beliau dengan mendudukkan Beliau di atas kedudukan Beliau yang sebenarnya, yaitu sebagai hamba Allāh & seorang Rasul.
Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
لاَ تُطْرُوْنِي كَمَا أَطْرَتِ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ، فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ، فَقُوْلُوْا عَبْدُ اللهِ وَرَسُوْلُهُ.
“Janganlah kalian berlebih-lebihan terhadapku sebagaimana orang-orang Nasrani berlebih-lebihan terhadap ‘Īsā ibn Maryam. Sesungguhnya aku adalah hamba-Nya maka katakanlah. ‘Hamba Allāh & Rasul-Nya’.”
(HR Bukhari)
✓Beliau adalah seorang hamba maka tidak boleh disembah.
✓Beliau adalah seorang rasul maka tidak boleh dicela & diselisihi.
Apabila berlebih-lebihan terhadap sebaik-baik manusia yaitu Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam tidak diperbolehkan, maka bagaimana dengan yang lain?
Dan diantara bentuk ghuluw (berlebih-lebihan) terhadap orang-orang yang shalih adalah:
• Meyakini bahwasanya mereka mengetahui ilmu ghaib.
• Membangun di atas kuburan mereka.
• Beribadah kepada Allāh Subhānahu wa Ta’ālā di samping kuburan mereka dan lain-lain.
• Dan yang paling parah adalah menyerahkan sebagian ibadah kepada mereka.
Semoga Allāh Subhānahu wa Ta’āla melapangkan hati kita untuk menerima kebenaran.
Itulah halaqah yang ke-14 dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.
وصلى الله على نبينا محمد و على آله و صحبه أجمعين
Saudaramu,
‘Abdullāh Roy
Di kota Al Madinah An Nabawiyyah
✒Ditranskrip oleh Tim Transkrip BiAS
___________________________
www.ceritakeluarga.wordpress.com
One thought on “Berlebihan Terhadap Orang Shalih Adalah Pintu Kesyirikan”