Puasa Media Sosial
Waktu itu ingat betul awal pertama kali membuat blog ini. Adik bungsu yang memberikan saran polosnya agar segera eksekusi akun blog. Dia sebenarnya hanya mampir sebentar ke instagram pribadi saya, mungkin karena kebanyakan isinya jalan-jalan dan bebikinan mainan anak lalu kepikiran kenapa tidak dituangkan ke dalam blog. Thank you for the idea, my lil bro 😉
Kebetulan saat itu saya baru menjalani 2 hari puasa medsos (media sosial). Alih alih iseng menantang diri sendiri, walaupun puasanya masih setengah matang alias bales-balesan chat messager masih dilayani 😀
Pernah ada kulwap (kuliah via whatsApp) di IPC dengan materi mengenai passion dari Harri Firmansyah, seorang community leader dan owner ‘Butterfly Fathunnafs Center’. Berikut kutipan salah satu pertanyaan yang saya ajukan saat itu.
———————————————–
Miranti_Bandung_IPC 5
“Assalamu’alaikum Kang Harri. Untuk orang yang memiliki tipe banyak maunya, ikut banyak kegiatan dan gabung di beberapa komunitas tetapi masih merasa belum menemukan passion sesungguhnya, bagaimana cara paling jitu untuk meyakinkan kita dengan 1 passion yang tepat dan bukan karena faktor lingkungan? Syukron”
Jawaban:
“Bunda Miranti hebat bener pertanyaannya.. Take an off Bund. Berhenti dulu dari semuanya sejenak. Sejenak saja yaa..jangan keterusan. Nanti dari sesi berhenti sejenak itu akan muncul kerinduan..mana yang paling dirindukan ?”
“Jika sudah menemukannya, coba fokus disitu.. Mis : setelah berhenti dari berbagai komunitas yang paling saya rindukan adalah sesi berkomunitas itu !! Lhooo kok bisa ?? Ya mungkin hobbynya memang kumpul, passionnya adalah ketika bermanfaat buat orang lain. Maka, kembangkanlah.. jangan hanya menjadi komunitas yang kumpul kumpul semata tapi juga bermanfaat buat masyarakat sekitar dan berefek jangka panjang”
“Apakah itu yg paling jitu ? Nggak juga, tapi take an off patut dicoba ☺”
———————————————-
Akhirnya makin mantab lah niat saya melanjutkan puasa ria sampai batas akhir yang tidak ditentukan. Perlahan mulai mengurangi chat group, hanya melayani personal message yang masuk. Itu pun saya cek beberapa kali saja secara bersamaan.
Selama puasa, banyak waktu luang saya isi dengan mempelajari blog ‘cerita keluarga‘, membaca cara buat blog secara otodidak, berguru pada beberapa blogger dengan sistem SKSA (Sok Kenal Sok Akrab) dan yang pasti blog walking. Kegiatan itu lah yang dominan saya kerjakan kala itu.
Dan dalam waktu kurang lebih 3 minggu saya sudah menelurkan blog sendiri dan menyetor sekitar 30 posting-an pada tempo yang sesingkat-singkatnya 😀
Melihat hasilnya jelas sumringah, tapi pengorbanannya (bagi saya) sungguh luar biasa 😀
Tips Puasa Media Sosial
1. Tetapkan Lama Berpuasa
Sehari, seminggu, sebulan atau selamanya? 😛 Bebas, terserah saja.
2. Buat Target Hasil yang Dicapai
Menyalurkan hobi dengan hasil yang otentik misal melukis (3 karya lukisan), membaca (5 review buku), menulis (10 posting blog), fotografi (3 master foto siap kirim ke media) dll.
3. Log Out Media Sosial
Bye bye for temporary to Instagram, Facebook, Path, Youtube and other social media. Sempat teman ada yang tanya, “kalau log out masih gatel juga pingin log in gimana?” Coba pindahkan aplikasi tersebut tidak di main screen. “Nggak mempan juga?” Uninstall! “Nggak mempan juga?” Congratulation you are addicted to them! 😛
4. Abaikan Keseruan di Komunitas
Setelah log out media sosial diatas, langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah tidak terpengaruh obrolan seru di grup komunitas via messager (WA, Line, BBM) dan ini tidak mudah lho 😀
5. Bismilah dan Semangat 🙂
Selamat mencoba, InsyaAllah bermanfaat ❤
www.ceritakeluarga.wordpress.com
Aaah,mau ikut2 puasa aah :p sdh berniat puasa medsos,tp kok beraaattt ini ‘kaki’nya ????
Hihi smangatt mencoba mba lisa.. Actually yg berat jari-nya sih mba 😀