Between Passion and Productivity for Stay at Home Mom
Ada yang bisa membedakan sebuah passion dengan sekedar hobi? Hal terpenting yang paling mendasar adalah ketika kita meninggalkan passion hati menjadi tidak tenang, sedangkan meninggalkan hobi hanya merasa ada yang kurang. Oke contoh lain yang lebih spesifik saya mengambil analogi lain, “Passion tak tergantikan sedangkan hobi masih bisa dialihkan”. Got it?
Jika kita masukkan dalam kehidupan sehari-hari maka inilah yang kira-kira menjadi faktor penentu jika kita memiliki passion. Poin pertama, jika kita sedang melakukan sesuatu yang seolah menghasilkan energi tidak ada habisnya dan berpikir bahwa waktu berjalan sangat cepat karena kita enjoy dengan hal tersebut, maka itulah passion. Poin kedua, jika kita merasa harus melakukan sesuatu yang dianggap penting namun masih tertunda untuk mengerjakannya, maka percayalah kita tidak akan tidur nyenyak sebelum menyelesaikannya. Yes, that’s we called, passion!
Apakah semua orang punya passion? Seharusnya iya, namun kenyataannya tidak semua orang bisa menemukannya. Lalu apa kabarnya dengan stay at home mom alias ibu rumah tangga yang memiliki seabreg pekerjaan domestik yang harus dikerjakannya, apakah itu passion mereka? Jawabannya adalah bisa YA atau TIDAK. Dan saya sebagai contoh konkrit untuk jawaban yang kedua (baca ceritanya disini dan disini)
Jika sudah paham dengan perbedaan tersebut, mari kita kaitkan dengan produktivitas. Jika passion disandingkan dengan produktivitas maka InsyaAllah segalanya akan lebih mudah dengan harapan mampu memberikan hasil yang optimal.
“Produktivitas merupakan istilah dalam kegiatan produksi sebagai perbandingan antara luaran (output) dengan masukan (input)”.
Menurut Herjanto, produktivitas merupakan suatu ukuran yang menyatakan bagaimana baiknya sumber daya diatur dan dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang optimal.
Sumber : Wikipedia
Masih terkait matrikulasi tentang seorang ibu rumah tangga dengan segala ‘banyak mau-nya’ alias mencoba menjadi ibu yang produktif bukan sekedar ibu rumah tangga biasa (please check my previous post at FamiLog Book and Institut Ibu Profesional Menu).
Setelah kita menentukan ranah passion apa yang kita ingin eksplor, maka tantangan selanjutnya adalah apa yang bisa dilakukan agar passion tersebut menjadi produktif? Dengan mengambil pilihan pada kuadran 1 disini yaitu SUKA dan BISA maka “Berkegiatan yang berhubungan dengan anak-anak” adalah keputusannya. Saya ingin ketiga hal di kuadran 1 tersebut dapat saling bersinergi satu sama lain. Seperti yang sudah berjalan beberapa waktu belakangan ini, yakni meng-create acara @temanmain.bdg kemudian dengan kemampuan yang saya miliki mencoba mendokumentasikan event tersebut dalam bentuk foto dan tulisan ke dalam sebuah artikel di jendelakeluarga.com. Sehingga secara tidak langsung aktivitas saya yang sudah berjalan di kuadran 1 terbentuk benang merahnya sendiri. Begitu juga dengan bisnis yang akan dibangun kelak, saya ingin memiliki sebuah usaha yang masih bersinggungan dengan dunia anak.
Jika dibagi menjadi 3 kurun waktu kehidupan, maka langkah yang akan saya ambil adalah sebagai berikut :
• Jangka panjang kehidupan (Lifetime Purpose)
Mampu menebar manfaat dalam dunia anak-anak; baik dalam bentuk tulisan, mengadakan event maupun dunia usaha.
• 5-10 Tahun ke depan (Strategic Plan)
Memiliki taman bermain anak yang bisa menjadi wadah edukasi untuk bagi anak usia dini. Semoga segera terealisasi, entah lokasinya di Bandung, Tangerang atau Jakarta 🙂
• 1 Tahun mendatang (New Year Resolution)
Starting up my business and expanding, for sure. Untuk yang satu ini masih rahasia haha..
——–
Yuk ah jadi Ibu Produktif yang peka dengan passion masing-masing 😉
Amin moga terwujud yaaa ^^
Passion dan hobi jadi begitu ya bedanya..
Aamiin.. Makasi ucii 😀