Kids in Society vs Reality
jendelakeluarga.com – Derasnya arus teknologi saat ini tidak jarang membuat orang tua over thinking dalam menyelesaikan suatu permasalahan, terutama persoalan parenting.
Informasi yang banyak beredar di masyarakat yang dipercaya turun menurun juga kemungkinan besar akan menambah over whelmed pada orang tua dalam pengambilan keputusan.
Lalu bagaimana sebaiknya sikap kita sebagai orang tua?
Berikut saya rangkum beberapa hal yang dianggap common things seputar parenting yang sering kali dipertentangkan dari kacamata penggiat dan praktisi pengasuhan anak usia dini.
1. Anak sering kali diminta diam atau duduk manis VS anak butuh bergerak bebas agar dapat eksplorasi diri dengan lingkungan.
Sebaiknya orang tua memberikan pemahaman pada anak tentang aturan dan norma yang lazim berlaku di masyarakat, misalnya saat di keramaian tidak mengganggu orang, tidak berbicara keras, tidak merusak barang dan sebagainya. Sebaliknya, orang tua juga harus mempertimbangkan berbagai hal saat mengajak anak ke suatu tempat atau acara yang sekiranya tidak kids friendly untuk meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan.
2. Anak harus bisa mengontrol emosi VS anak butuh mengenal berbagai jenis emosi.
Sebaiknya orang tua mengenalkan pada anak berbagai jenis emosi manusia, seperti sedih, bahagia, kecewa, marah dan sebagainya. Setelah anak mengenal dan paham perbedaannya barulah orang tua dapat pelan-pelan mengajarkan bagaimana cara mengendalikan emosi tersebut.
3. Anak hanya boleh melihat dan tidak boleh memegang VS anak butuh menggunakan semua sensori untuk memaksimalkan inderanya.
Sebaiknya orang tua perlu memahami berbagai kebutuhan sensori pada anak untuk dapat aktif dan terus berkembang. Dengan kebutuhan tersebut otomatis anak memiliki dorongan kuat untuk melihat, menyentuh, memegang, mencium, menghirup dan merasakan suatu benda dari seluruh panca inderanya.
4. Anak harus berbagi dengan orang lain VS anak butuh diberi pengertian arti dari kebutuhan orang lain.
Sebaiknya orang tua memahami arti dari berempati dan melihat sisi lain dari kebutuhan orang lain. Hal yang paling mudah mengajarkan konsep ini adalah dengan contoh langsung. Dengan begitu anak dapat dengan mudah meniru apa yang mereka lihat dari perlakuan orang tuanya kepada orang lain.
5. Anak harus mendengarkan orang tua VS anak butuh didengarkan dan ada kalanya orang dewasa belajar dari anak-anak.
Sebaiknya orang tua perlu latihan untuk dapat menurunkan ego dalam urusan parenting apapun perkaranya. Karena bagaimana pun juga anak adalah manusia yang sama-sama ingin didengarkan, disayangi dan dihargai. Jika orang tua menganggap memiliki super power dan membentuk gap yang jauh dengan anak-anak maka secara tidak sadar orang tua akan membentuk anak yang sombong, egois, dan kurang empati di masyarakat nanti.
Sadarkah bahwa di setiap awal poin saya selalu mengulang dan menekankan kata-kata “Sebaiknya orang tua..”?
Sesungguhnya sayang ingin memngingatkan bahwa materi pengasuhan anak adalah dikhususkan untuk membuat orang tua berkaca dan merefleksikan diri bahwasanya jika merasa anak bermasalah maka orang tua yang harusnya introspeksi, bukan sebaliknya menyalahkan atau memberikan tuduhan dengan asas tak bersalah kepada anak.
5 common things diatas hanya segelintir keresahan yang dialami para orang tua yang menyebabkan “parenting galau” karena banyaknya informasi yang masuk, baik dari lingkungan keluarga maupun dari luar seperti internet yang mudah sekali mengaksesnya.
Artikel ini merupakan terusan dari instagram post yang saya buat beberapa waktu lalu. Silakan follow @mirantizr untuk update seputar parenting, literasi dan dunia anak lainnya. Semoga lain waktu kita bisa membahas topik seputar parenting yang lebih seru lagi. Terima kasih.
Salam hangat untuk keluarga di rumah 🙂
***