Invitation to Play

Resume Kuliah WhatsApp Grup Rumah Main Anak 4
Kamis, 14 Januari 2016

Invitation to play : Lebih dari ‘sekadar’ Bermain

Invitation to play dalam bahasa Indonesia diartikan dengan ‘undangan untuk bermain’. Ya…undangan! Mengapa anak perlu diundang bermain? Bukankah dalam kesehariannya anak-anak senantiasa bermain? Bukankah dunia anak ialah bermain? Lalu, mengapa perlu diundang?

Ya, Bunda benar sekali. Dunia anak ialah bermain. Tanpa diundang pun, anak senantiasa bermain. Namun, anak-anak perlu sekali diberi ‘undangan’ untuk bermain dari orang tua maupun guru yang mendidiknya. Dalam tulisan ini, karena membahas peran orangtua dalam mendidik anak di rumah melalui berbagai permainan. Maka tentu saja yang diharapkan memberikan undangan untuk si kecil adalah Ayah/Bundanya.

Mengapa orangtua perlu membuat invitation to play untuk si kecil? Sebab, dalam proses tumbuh kembangnya, Ayah Bunda perlu mengetahui hal-hal apa saja yang harus dicapai si kecil dalam periode usia emasnya. Memang, setiap anak akan berbeda kesukaannya, perkembangannya, dan pencapaiannya. Namun, sebaiknya perbedaan tersebut tidak terlalu signifikan dengan parameter yang ada. Dengan demikian, memberikan stimulasi yang sesuai dengan usia si kecil dilihat dari berbagai aspek perkembangannya sangatlah penting. Akan lebih baik lagi jika Ayah-Bunda dapat membuat agenda bermain harian untuk si kecil. Agenda ini tentunya disesuaikan dengan parameter tumbuh kembang si kecil berdasarkan usianya. Melihat secara keseluruhan segala aspek perkembangan si kecil, seperti aspek perkembangan agama dan moral, aspek perkembangan motorik kasar-halus, aspek perkembangan kognitif, aspek perkembangan bahasa, aspek perkembangan seni, serta aspek perkembangan sosial-emosi dan kemandirian. Dengan demikian, perlu kiranya Ayah-Bunda membuat kurikulum perkembangan anak selama setahun, lalu membuat susunan permainannya untuk sebulan dan mendetailkannya menjadi agenda mingguan dan harian 😍😍

Layaknya sebuah undangan, maka dalam membuat undangan bermain dengan si kecil pun Ayah-Bunda harus jelas menetapkan acaranya, waktunya, maupun waktunya. Bahkan, dalam undangan-undangan khusus, Ayah-Bunda juga perlu menetapkan pakaian khusus, misalnya. Berapa durasi yang dibutuhkan saat mengundang si kecil bermain, sarana bermain apa saja, perlengkapan, dan sebagainya. Bahkan, jika permainan tersebut membutuhkan lebih dari satu orang, Ayah-Bunda juga dapat mengundang teman-teman atau saudara si kecil. Menarik, bukan?

Bagaimana contohnya dalam aplikasi sehari-hari? Misalnya begini, Ayah-Bunda, dalam perkembangan anak usia 1-2 tahun, anak diharapkan telah dapat memasukkan benda-benda ke dalam wadah. Ayah-Bunda dapat membuat invitation to play  dengan menyiapkan biji-bijian seperti: kacang hijau, pipilan jagung, kacang tanah lalu menyiapkan mangkuk/botol. Ayah-Bunda lalu mengundang si kecil untuk memasukkan benda-benda tadi ke dalam wadah yang telah Ayah-Bunda siapkan. Di lain waktu, Bunda dapat mengundang anak untuk memasukkan benda-benda dengan menggunakan media corong, pipet, penjepit, dan lain sebagainya. Semakin banyak media belajar si kecil, semakin sering distimulasi, maka menjadikan si kecil semakin banyak tahu dan kaya akan pengalaman.

Maka, tunggu apalagi Ayah-Bunda? Mari, kita berikan undangan bermain untuk si kecil 
Tangerang, 2015
@juliasarahrangkuti

Tanya Jawab :

1. assalamu’alaikum wr wb
Mba Sarah saya tertarik sekali dengan kalimat membuat kurikulum perkembangan anak selama setahun, membuat permainan selama sebulan dan mendetailkannya menjadi agenda mingguan dan harian, pertanyaan saya adakah link atau acuan untuk membuat kurikulum tersebut? agar kegiatan anak jd lebih terstruktur dan terorganisir, syukur2 kalo ada yang sampai mendetail hehe..

soalnya selama ini masih “suka-suka” aja kalo bikin undangan bermain untuk anak 🙈
terimakasih sebelumnya 🙂

#dahniar Jakarta, Altair (31mos)

Jawab: Wa’alaikumsalam wr wb Mba Dahniar. Saya dahulu juga banyak searching sana-sini untuk mencari kurikulum komplit yg tinggal pakai, hihihi. Tapi, ternyata saya tidak menemukan yg benar-benar menyeluruh. Hingga kemudian, saya mencoba membuat kurikulum sendiri yg disesuaikan dengan visi misi keluarga kami. Salah satu acuannya ialah parameter perkembangan anak dr permendikbud. Prinsipnya, dlm membuat kurikulum kita harus mengetahui dulu visi misi, kita ingin anak kita nanti seperti apa, bagaimana cara menempuhnya, dan bagaimana menilainya. Di buku Rumah Main Anak saya coba membuatkan kegiatan anak setiap hari sejak usia 1-3 tahun. Meski demikian, yg saya buat hanyalah contoh garis besar saja. Sebab, tentunya tiap anak memiliki kecendrungan dan kebutuhan yg berbeda-beda 🙂

2. Assalamualaikum… saya Tyas, bunda dari Azzam 3 Tahun 5 bulan. Selama ini saya berusaha konsisten untuk membuat ‘invitation to play’ untuk Azzam. Tapi memang jumlahnya bervariasi. Kadang hanya satu permainan, kadang bs 4 atau 5 permainan per hari-nya. Yang mau saya tanyakan, adakah ‘target minimal’ jumlah invitation to play yang kita siapkan (berdasarkan usia anak)?
Terima kasih sebelumnya 🙏🙏
Tyas / Tangerang / 3y5m / RMA4

Jawab : Wa’alaikumsalam, Bunda Tyas. Wahhh..semangat utk terus konsisten ya Bun. Ga papa Bun, tdk ada target jumlah tertentu untuk mengajak anak bermain. Seenjoynya anak saja dan disesuaikan dgn kondisi di rumah. Yg lbh penting ialah keberagaman “invitation to play” yg diberikan. Untuk anak usia dini, berilah kegiatan yg dapat menstimulasi indra2nya (sensory activity) jauhh lebih banyak dibandingkan dengan kegiatan yg hanya menstimulasi kognitifnya. Juga, berikanlah hal2 yg bermanfaat utk keterampilan hidup anak berguna dalam kehidupannya kelak. Tak lupa juga kegiatan yg alami, berhubungan dengan alam. Semangat mengundang anak bermain, Bunda 🙂

3. Mbak berarti tiap hari harus ganti permainan yaa ????
Woooow gimana kalau ibu yg kurang kreatif seperti saya 😭

Dewi madiun (20m) RMA 4

Jawab : Hai mba Dewi..hehee..sebaiknya memang dlm satu pekan aktivitasnya berbeda2. Tiap hari bergantian. Kita tetap berusaha siapkan permainan setiap harinya, tapi jika anak masih ingin memainkan permainan yg kemarin, tdk masalah. Tidak perlu kreatif-kreatif bgt yg penting ada niat yg kuat untuk membersamai tumbuh kembang anak. Tidak selalu harus bikin sendiri juga mainannya, yg penting bisa bermanfaat dan berguna bagi perkembangan anak. Hari ini, kita bisa melihat berbagai contoh aktivitas utk anak melalui buku, medsos, dsb.

Semangat Mba. InsyaAllah bisa…

4. Apakah ada tips trik undangan bermain untk saya yg punya 3 anak2, 2th, 3th, 5th. Karena pernah suatu saat saya melalukan undangan bermain untk ketiganya dg tema yg berbeda sesuai usia, yg terjadi mereka malah terpecah konseny ingin juga mainan sang kakak dan sebalikny.

Mohon pencerahanya😁 trima kasih
Murdi Anah_RMA4

Jawab:
Salam mba Murdi Anah. Wahhh..luar biasa ya sudah tigaa =) Bisa diobservasi dulu Bun, lebih efektif yg manakah kira-kira? 1. Memberi aktivitas yg berbeda pd 3 anak dengan “ruang kerja” yg agak berjauhan.
2. Memberi aktivitas yg sama dengan tingkat kesulitan berbeda-beda.
3. Bersama-sama melakukan aktivitas yg sama sehingga anak bekerja sama.

Nanti, setelah diobservasi Bunda akan dpt pola yg mana yg membuat nyaman semua.

Oia, utk anak yg usia 5 thn sdh lebih mandiri biasanya, jd bisa Bunda tinggal (dengan diawasi), sambil Bunda mendampingi aktivitas anak 2y dan 3y. Utk anak usia 2y dan 3y tdk apa melakukan aktivitas yg sama. Hanya, bahan dan alatnya tetap diberikan masing2 ya bun, agar meminimalisasi “berebutan”. Tetap semangat!

6. Apakah undangan bermain itu perlu diucapkan, misal ayo bermain lego, atau dg menyiapkannya saja sudah termasuk undangan bermain?apakah setiap undangan bermain perlu diberitakan pd anak sebelumnya? Misal pagi,”nanti siang kita akan bermain lego lho,apakah kaka mau ikut bermain dg bunda?” Apakah jadwal bermain perlu dibuat bersama2 dg anak, atau cukup orang tua yg membuatnya? Terima kasih😘

Mega_RMA4

Jawab: Halo Mba Mega..usia anaknya berapa ya? Dengan kita menyiapkan aktivitas anak, sdh bisa masuk “invitation”  juga kok, Bun. Karena kita yg merancang aktivitas apa yg akan dilakukan anak pd hari tersebut. Bisa juga dikombinasikan dengan aktivitas pilihan anak, dengan bertanya “hari ini Adik mau main apa?”

Utk jadwal anak usia dini, lebih baik orangtua yg membuatnya sebab lebih tahu kebutuhan anak dan aktivitas2 apa saja yg perlu “diulangi” dlm menstimulasi anak. Namun, jika anak di atas 6 tahun, terlebih jika sdh mandiri dan dapat diajak berdiskusi, boleh sekali membuat jadwal bersama2. Keep istiqomah 😘

Follow us : 
Instagram : @rumahmainanak
Fanpage Facebook : Rumah Main Anak
Blog: www.rumahmainanak.com

***

Disclaimer :
Semua materi yang di share sudah melalui persetujuan Founder atau PIC dari komunitas yang bersangkutan tanpa menghilangkan format asli termasuk header-footer.

www.jendelakeluarga.com

Miranti

jendelakeluargaid@gmail.com

Leave a Reply

error: Content is protected !!