Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 0-6 Tahun

Perkembangan Motorik Halus Anak 0-2 Tahun.
Hari / Tanggal : Senin / 11 Januari 2016
Pemateri : Puti Ayu Setiani
Peresume : Kharisma

–——————————
Motorik halus mengacu pada pergerakan yang dilakukan oleh otot-otot kecil dari tangan. Bayi akan mengeksplorasi tubuhnya dan dunia sekitarnya dengan menggunakan tangannya. Keterampilan motorik halus memerlukan koordinasi antara otot-otot tangan dan juga koordinasi dengan penglihatannya. Tahun pertama kehidupan merupakan dasar dari perkembangan motorik halus.

Sedangkan dua tahun berikutnya merupakan masa bagi bayi untuk mengasah ketrampilan tersebut. Ketrampilan motorik halus ini tidak hanya merupakan dasar yang membantu anak untuk mandiri, seperti perawatan diri (memakai baju, menyisir, makan menggunakan sendok, dsb), akan tetapi juga merupakan pelajaran penting dalam mengajarkan  problem solving, komunikasi, dan pemahaman terhadap bagaimana tubuh mereka bekerja.

🐥0-3 bulan
Pada periode ini gerakan tubuh bayi kebanyakan merupakan gerak refleks (seperti yang dijelaskan di materi kemarin). Stimulasi yang dapat dilakukan untuk melatih bayi dalam gerak motorik halusnya adalah dengan memanfaatkan refleks menggenggam (palmer grasp). Bunda dapat menyentuh buku-buku jari bayi, dan ketika jarinya terbuka, sodorkan jari bunda agar bayi menggenggamnya. Gerak refleks ini lama kelamaan akan menjadi suatu gerak yang disadari oleh bayi. Posisi tummy time di usia 2 bulan juga dianjurkan karena melalui posisi tersebut, bayi dapat memperkuat bagian punggung, bahu, tangan, serta otot-otot tangannya.

🐥4-6 bulan
Periode ini merupakan periode krusial dalam pengembangan ketrampilan motorik halus bayi. Selama periode ini, bayi akan mulai belajar mengkoordinasikan pikirannya (keinginannya) dan gerakan tangannya. Bayi tidak hanya dapat mengambil mainan dan memasukkannya ke dalam mulut, pada periode ini bayi mulai mampu memegang tangannya, kakinya, dan memindahkan objek dari satu tangan ke tangan lain.

🐥7-9 bulan
Di periode ini, bayi mulai terampil dalam memegang mainannya. Menggoyang-goyang mainan, membenturkannya, menjatuhkan atau melemparkannya. Di usia 8 bulan ini bayi mulai belajar berstrategi. Contohnya, jika Bunda memperlihatkan sendok di depan wajah bayi secara vertikal, ia mulai tau bahwa ia harus memutar pergelangan tangannya seperti gerakan saat mau berjabat tangan. Jika Bunda menaruhnya secara horizontal, ia akan memutar pergelangan tangannya sehingga mampu mengambil sendok tersebut. Lalu selanjutnya ia akan dengan mudah meraih sendok karena sudah terampil dalam sesuatu yang dinamakan sebagai anticipatory behaviour. Dengan ini, ia mulai belajar bagaimana cara  memecahkan masalah atau problem solving. Di usia 8 bulan Bunda juga mulai bisa memberikan finger food yang sesuai agar bayi dapat mencoba untuk mengambil makanan tersebut dan menyuapnya ke dalam mulut mereka. Messy play juga mulai dianjurkan di periode ini.

🐥10-12  bulan
Pada periode ini bayi mulai mengetahui apa yang ia inginkan dan bergerak di tugas yang lebih sulit. Bayi mulai bereksplorasi di lingkungan sekitarnya, menunjuk objek yang ia lihat atau yang ia inginkan, dan juga sudah mampu menggunakan sinyal tangan untuk memberi tahu Bunda bahwa ia ingin diangkat atau diberdirikan. Di periode ini ia juga sudah mampu untuk bertepuk tangan dan memegang tangan Bunda. Bayi pada usia ini sudah memahami bermacam kata. Bunda dapat meminta anak untuk melakukan tugas-tugas yang melibatkan koordinasi motorik dan pemahamannya terhadap sebab dan akibat, misalnya seperti meremas mainan (kertas, sesuatu yang keras, yang memiliki akibat yang berbeda). Bunda juga dapat menstimulasi anak dengan cara membuat lubang/cekungan di playdough. Hal ini merupakan cara yang cukup baik bagi anak untuk belajar menggunakan jarinya secara mandiri.

🐥12  – 15 bulan
Di usia 12 bulan, Bunda dapat memberikan aktivitas yang mengharuskan anak untuk mengambil benda dan memasukkannya ke dalam kotak. Permainan menyusun juga merupakan sesuatu yang dapat menantang anak. Stimulasi dapat diberikan dengan mengajak anak menyusun balok berukuran kecil sekitar 2,5 cm. Bunda juga sudah bisa mengajarkan aktivitas permainan memasukkan benda dan mengeluarkannya dari wadah. Lalu bisa dilanjutkan memasukkan benda dari wadah satu ke wadah lainnya. Wadahnya juga bisa terdiri dari bermacam ukuran.

🐥15-18 bulan
Stimulasi memasukkan benda ke dalam wadah dapat dilanjutkan. Di usia sekitar 18 bulan bunda juga dapat memberikan aktivitas pada anak dengan menggunakan krayon. Meronce juga sudah dapat diajarkan kepada anak. Bunda bisa memulainya dengan menggunakan pasta yang diwarnai atau manik yang ukuran lubangnya besar dan dengan tali yang cukup kaku atau kuat. Bermain busa sabun dan belajar meniupnya juga bisa dilakukan di periode umur ini.

🐥18- 24 bulan
Di periode usia ini, anak bisa distimulasi dengan permainan memasangkan bentuk dan lubangnya. Bermain puzzle bentuk juga sudah dapat dilakukan di periode ini.

❤Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menstimulasi motorik halus:
💭Berikan tugas dari tugas yang sederhana lalu perlahan meningkat ketika anak sudah mampu menguasainya.
💭Berikan bayi banyak kesempatan untuk belajar mengembangkan ketrampilannya.
💭Dukung bayi dengan menyediakan sarana dan prasarana yang sesuai dengan usianya dan juga aman baginya.
💭Selalu apresiasi setiap usaha yang dilakukan anak agar ia termotivasi untuk terus berusaha dan berusaha lagi.

———————————

❓✔️ Tanya Jawab :

Tanya :
Bana, 7months, mudah sekali meniru pengalaman yg baru saja diterimanya. Kemarin baru satu kali ditepuk2 bibirnya saat teriak “Aaaaa.. aaaa..,” oleh bu de nya saat pulang kampung liburan. Jadi terdengarnya “awa wa wawa awawa..” Kegiatan ini lsg terekam dan jd kebiasaan sampai skrg. Baru bangun tidur udah maenan mulutnya sendiri, makanpun juga suka pukul mulutnya. Pertanyaannya, apakah kebiasaan ini pengaruhnya baik?? Jika tdk bagaimana menghilangkannya?? (Dian/Surabaya/RMA4)

Jawab :
Sore, Mba Dian. Wahh baby Bana lucu, yaaa..
Bayi memang suka mulai mengamati lalu mengimitasi perbuatan orang-orang di sekitarnya. Biasanya, ia akan belajar sesuatu dr apa yg ia lakukan ubtuk dirinya sendiri dan apa yg ia lakukan untuk orang lain. Tidak apa, Bunda. InsyaAllah hal ini tidak akan menjadi kebiasaan. Bayi Bunda hanya sedang bereksperimen bahwa jika ada jari diketuk-ketuk ke mulutnya, maka akan timbul bunyi wa-wa-wa…(sttt..anak saya pun suka jika kami main seperti ini 😂). Hal ini justru membuktikan kognitifnya berkembang baik dengan menyadari “ada suara dan hal yang berbeda saat aku/orang lain memukul-mukulkan tangan ke mulut.” Biasanya, si bayi malah tertawa2 senang mendengar suara ini, bukan bunda? 🙂 (Sarah)

〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
Follow us:
Instagram : @rumahmainanak
Fanpage Facebook : Rumah Main Anak
Web : www.rumahmainanak.com

*** *** ***

Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 2-4 Tahun.
Hari / Tanggal : Rabu / 13 Januari 2016
Pemateri : Chairunnisa Rizkiah, S.Psi.
Peresume : Kharisma

Berdasarkan jenis otot yang digunakan keterampilan motorik dibagi menjadi motorik kasar dan motorik halus. Keterampilan motorik halus (fine motor skills) berhubungan dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot-otot ujung jari serta koordinasi mata dan tangan (hand-eye coordination). Bagian tubuh lain yang terlibat dalam kegiatan motorik halus adalah pergelangan tangan, lengan, sampai pangkal lengan atas dan bagian sendi di bahu.

👋 Mengapa keterampilan motorik halus penting untuk dipelajari anak, terutama di usia prasekolah dan usia 2 tahun yang merupakan masa transisi menuju usia prasekolah? Ada sejumlah pertimbangan tentang urgensi keterampilan motorik halus yang saya rangkum dari berbagai sumber:

1. Keterampilan motorik halus dibutuhkan anak untuk melakukan self-care (rawat diri). Contohnya, memakai dan melepas pakaian, makan dan minum, membersihkan diri (mencuci tangan, menyikat gigi, mandi).

2. Penguasaan keterampilan dalam menggunakan tangan akan menjadi bekal bagi anak untuk mempelajari hal-hal baru lainnya yang ia butuhkan dalam perkembangannya. Kalau saya perlu menyebutnya dengan istilah yang agak lebih keren, keterampilan tersebut menjadi “stepping stone” bagi perkembangan anak di tahapan usia berikutnya. Contohnya adalah kemampuan anak untuk menggunakan stationery (pensil, gunting, penghapus, dll), akan menjadi modal untuk ikut serta dalam kegiatan belajar-mengajar di kelas. Tidak kalah penting, kreativitas dan imajinasi anak juga semakin berkembang dengan beragamnya kegiatan yang dapat ia lakukan.

3 Berkaitan dengan perkembangan kognitif anak. Kegiatan motorik halus juga melibatkan kemampuan persepsi visual dan kemampuan analisa, misalnya mengamati ciri-ciri fisik benda (warna, ukuran, bentuk), menemukan benda yang tepat, mencari benda yang sama dan berbeda, dan lain-lain. Kemampuan problem solving anak juga dilatih melalui kegiatan-kegiatan yang semakin lama semakin bertambah tingkat kesulitannya. Contohnya, awalnya anak diminta mengambil kancing yang ukurannya cukup besar. Lama-kelamaan, kancing yang diberikan semakin kecil. Dari tantangan yang ia hadapi, anak belajar bahwa untuk mengambil benda yang lebih kecil, ia perlu menjepit benda itu lebih kuat dengan ujung-ujung jarinya, dan ia mungkin hanya perlu menggunakan jari jempol dan telunjuk.

4 Berkaitan dengan perkembangan psikososial anak. Seperti yang pernah saya tulis tentang perkembangan anak usia 2-4 tahun secara umum, di usia tersebut anak mulai membangun kemandirian. Dengan lebih banyak keterampilan rawat diri, eksplorasi, dan problem solving, anak juga akan lebih percaya diri terhadap kemampuan dirinya.

👋 Ada banyak sekali jenis kegiatan yang membutuhkan keterampilan motorik halus. Berikut adalah sebagian di antaranya:

👍 Anak usia 2 tahun
🔹Bertepuk tangan
🔹Mengenggam benda dengan erat, dengan dua tangan atau satu tangan.
Contohnya, memegang gelas minuman
🔹Mulai belajar memegang benda dengan ujung jari (menjumput)
🔹Menggambar dengan jari (finger painting) dengan cat
🔹Melakukan aktivitas manipulasi dengan alat tulis: membuat coretan (scribble)
🔹Membalik halaman buku dari ujung lembar kertas
🔹Menutup dan membuka wadah, seperti kotak, lemari, dan laci
🔹Menyusun balok ke arah atas (membentuk menara)
🔹Membentuk adonan, paling mudah playdough  
🔹Memasukkan benda ke dalam lubang sesuai dengan bentuknya
🔹Memutar gagang,
misalnya anak memutar pedal sepeda dengan tangan dan menarik gagang pintu

👍Anak usia 3-4, selain dapat melakukan kegiatan-kegiatan di atas, juga sudah mulai menguasai kemampuan berikut:

🔹Memasukkan tali atau benang ke dalam lubang, misalnya meronce manik-manik/sedotan dan lacing. Lacing ini dilakukan dengan cara membolongi permukaan benda (misalnya piring plastik, karton, atau papan) dengan lubang-lubang yang cukup banyak, lalu anak ‘menjahit’ benang melewati lubang-lubang tersebut.
🔹Melakukan aktivitas manipulasi dengan alat tulis: menelusuri garis dengan alat tulis (tracing), meniru gambar bentuk dasar (misalnya kotak, segitiga, lingkaran). Sebagian anak juga mulai menulis beberapa huruf capital yang mudah (misalnya I, A, O, T, L)
🔹Mengambil dan menyusun potongan-potongan puzzle sederhana, mulai dari puzzle 4 pieces
🔹Menggunakan peralatan makan (sendok dan garpu, di budaya tertentu belajar menggunakan sumpit)
🔹Menggunakan gunting, menggunting dengan mengikuti garis tanpa terputus
🔹Menempelkan benda ke permukaan material seperti kertas dan papan
🔹Memasang dan melepas kancing, membuka dan menutup resleting, memasang dan membuka velcro.

👋 Hal yang perlu diperhatikan dalam perkembangan motorik halus anak:

1. Anak belajar untuk menguasai keterampilan secara bertahap. Semakin lama, kualitasnya meningkat dan kegiatannya menjadi lebih kompleks. Saya ambil contoh yang paling sering ditanyakan oleh orangtua: menggunting dan menulis.
Sebelum anak dapat menggunakan gunting, anak perlu belajar merobek kertas. Merobek kertasnya bukan dengan menariknya ke arah samping, tapi menggunakan ujung-ujung jari jempol dan telunjuk (kadang jari tengah juga) untuk merobek kertas ke arah depan dan belakang. Anak juga perlu belajar menggerakkan pergelangan tangannya saat memegang benda. Menggunting membutuhkan keterampilan di kedua belah tangan, yang satu menggerakkan gunting dan yang lain memutar kertas. Selanjutnya anak mulai belajar menggunting garis-garis lurus yang pendek, misalnya di ujung-ujung kertas (membuat ‘renda’ di ujung kertas). Barulah anak mulai menggunting garis yang lebih panjang dan beragam, dan terakhir menggunting bentuk.
Menulis tidak hanya membutuhkan keterampilan jari, melainkan juga otot-otot lengan, bahkan sampai ke persendian bahu. Oleh karena itu, akan lebih baik bila anak mulai menulis/menggambar di permukaan yang luas daripada langsung menggambar di kertas ukuran kecil (A4 atau lebih kecil). Anak akan belajar mengontrol gerakan di persendian bahu dan lengannya. Kalau selalu menggambar di kertas kecil, gerakan otot-otot tersebut justru terbatas dan anak bisa cepat lelah. Makanya bagi anak-anak, lebih seru mencoret-coret papan tulis besar atau dinding karena lebih luas. Jreng jreng, jangan panik ya…Selain itu, anak juga tidak akan tiba-tiba langsung menulis huruf. Ia akan mulai dari membuat coretan acak (scribble), yang makin lama makin jelas bentuknya. Selanjutnya anak bisa mulai mengikuti titik-titik (tracing) garis atau bentuk sederhana (kotak, lingkaran, segitiga). Lama-kelamaan, orangtua bisa mencontohkan cara menggambar bentuk sederhana lalu anak menirunya tanpa tracing. Bila anak sudah menguasai kemampuan meniru gambar bentuk ini, ia akan siap untuk belajar menulis huruf dan angka. Huruf dan angka itu juga adalah bentuk, kan.

2. Pada usia 2-4 tahun, biasanya anak mulai terlihat lebih sering menggunakan tangan tertentu untuk memegang benda. Di sini, mulai muncul handedness, yaitu pilihan tangan yang dominan dan lebih nyaman bagi anak. Sebagian besar anak memilih tangan kanan, namun ada juga yang lebih baik kualitas kerjanya bila menggunakan tangan kiri. Bila orangtua memiliki nilai tertentu, seperti misalnya dalam Islam hal-hal baik seharusnya dilakukan dengan tangan kanan, di usia ini anak masih bisa dilatih untuk lebih banyak menggunakan tangan kanan untuk menggambar, makan, dan lainnya. Tentunya dengan tetap memperhatikan kenyamanan anak.
Ada begitu banyak jenis material yang dapat digunakan untuk membantu anak bereksplorasi dan mengembangkan keterampilan motorik halusnya. Bahan-bahan yang bisa digunakan tidak hanya produk perusahaan mainan, namun juga yang sering ditemui sehari-hari seperti tepung, garam, pewarna makanan, kerikil, daun-daunan, dan lain-lain. Ibu-ibu di sini sudah super keren lah kalau urusan pemanfaatan bahan. Namun demikian, keamanan bahan-bahan tersebut juga perl diperhatikan. Misalnya, untuk krayon, cat, pensil warna, lem, clay playdough pastikan bahannya nontoxic dan kalau bisa diusahakan beli yang mudah dicuci (washable). Hindari memberikan krayon yang sudah sangat pendek atau bagian mainan yang terlalu kecil pada anak yang masih kecil, terutama yang masih suka memakan apa saja. Di label mainan biasanya ada peringatan “choking hazard”, benda mudah tertelan. Untuk ibu yang suka mengajak anak memasak bersama, tempatkan anak di jarak yang aman dari kompor, tabung gas, benda tajam, atau benda-benda yang bisa jatuh. Bahan makanan yang masih mentah juga tidak semuanya aman dimakan, misalnya adonan yang mengandung telur mentah. Untuk anak usia 2-3 tahun, penggunaan gunting juga masih perlu sangat diawasi. Murid saya dulu ada yang pernah menggunting rambut temannya, padahal gurunya cuma lengah beberapa detik 🙈

👍 Terakhir, saya ingin share dua link website yang sangat saya sukai. Di website ini ada banyak ragam kegiatan untuk anak, dan bahan-bahannya secara umum mudah didapatkan. Untuk keterampilan motorik halus, linknya langsung ke sini:  

Fine Motor Skills

http://theimaginationtree.com/2013/09/40-fine-motor-skills-activities-for-kids.html

Selain beberapa contoh di atas, contoh lainnya seperti berikut:

» Menghias gambar dengan kertas krep. Remas-remas kertas krep jadi gulungan-gulungan kecil lalu tempel. Dorong anak untuk mengambil kertas pakai jempol, jari telunjuk, dan jari tengahnya.
» Memasang dan melepas kancing.
» Membuka dan menutup resleting.
» Masukkan water beads ke dalam botol.
» Masukkan koin ke celengan.
» Menjepit dengan jepit jemuran.
» Memindahkan pom-pom dengan pinset atau pencapit.
» Main puzzle dan lego.
» Main tempel-tempel stiker.
» Meronce manik-manik.
» Meremas-remas spons.
» Menggunting, secara asal maupun mengikuti pola.
Semoga bermanfaat 👋:mrgreen:
🎨🎨🎨🎨🎨🎨🎨

———————————

❓✔️ Tanya Jawab :

1. Pewarna yg aman buat anak 2th apa ya?
saya baru tahu kalau krayon tidak boleh,
anak saya sempet coret2 pake krayon dan pernah kemakan karena menempel di tangannya, gimana ya mba?
Yanti / 25m / Tegal / RMA 4

Jawab :
Hai Mba Yanti. Pewarna makanan untuk kue aman kok Mba, InsyaAllah. Kalau anak pernah memakan krayon, cat air, dll-nya pastikan bahwa Bunda segera mengajaknya berkumur-kumur dan rehidrasi (minum air putih) yg banyak. Jika kondisi anak baik-baik saja, InsyaAllah semoga racun2nya bisa dinetralisir oleh air putih tersebut. Namun, jika anak tampak pusing, mual, muntah, segera bawa ke nakes terdekat ya, Bun 🙂

2. Assalamu’alaikum.. nama saya Ema, putri saya Diyang (24 mo).
Terkait dengan kegiatan motorik halus, alhamdulillah Diyang sudah mulai belajar menggunting, dan bisa menggunakan tweezer.
Hanya saja ada beberapa kegiatan saya yang membutuhkan keterampilan alat penjepit baju, namun putri saya belum bisa menggunakannya. Belum coba yang plastik, selama ini pencepit baju yang kayu.
Namun dia sudah tertarik untuk mencobanya meski berakhir Diyang teriak karena mungkin dia kesal sendiri belum bisa hehe. Sudah mama kasih semangat sambil menunjukan caranya “buka-tutup”.
Apakah langkah saya sudah tepat? Terima kasih :)🙏
Ema / Diyang (24m) / Karawang / RMA 4

Jawab :
Wa’alaikumsalam wr.wb, mba Ema. Wahh..Diyang hebat. Betul, penjepit kayu agak lebih sulit dibuka dibandingkan dengan penjepit plastik. Boleh someday Bunda coba yg plastik dahulu karena lbh ringan untuk dibuka-tutup anak. Langkah yg Bunda Ema lakukan InsyaAllah sudah tepat. Aktivitas apapun, memang sebaiknya kita berikan contoh dan biarkan anak mencoba mengikutinya. Saat anak berusaha mengikuti namun belum berhasil, kita tidak perlu “memotongnya” dan berusaha memperbaikinya. Kita cukup membuat “catatan” apa yg anak lakukan atas aktivitasnya hari ini. Dan bisa kita kembali ulangi di lain waktu sambil melihat perkembangannya. Tetap semangat, Mom ema 🙂

〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
Follow us:
Instagram : @rumahmainanak
Fanpage Facebook : Rumah Main Anak
Web : www.rumahmainanak.com

*** *** ***

Perkembangan motorik halus anak usia 4-6 Tahun
Kuliah WhatsApp Grup Rumah Main Anak 4
Jum’at, 15 Januari 2016
Oleh Juditha Elfaj

Perkembangan motorik halus anak usia 4-6 tahun berbeda-beda untuk setiap anak. Hal ini berhubungan erat dengan kondisi fisik dan intelektual anak serta berlangsung secara bertahap tetapi memiliki alur kecepatan perkembangan yang berbeda pada setiap anak. 

🎈Beberapa tugas perkembangan anak usia 4-6 tahun diantaranya yaitu
☆ mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan yang umum dan mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung. (Hurlock, 1991)
☆ dapat mengancingkan baju.
☆ membangun menara setinggi 11 kotak
☆ menggambar sesuatu yang berarti bagi ank tersebut dan dapat dikenali oleh orang lain
☆ mempergunakan gerakan-gerakan jemari selama permainan jari, menjiplak gambar kotak, menulis beberapa huruf.
☆ Anak usia 5 tahun mempunyai kemampuan menulis nama depan, membangun menara setinggi 12 kotak, mewarnai dengan garis-garis, memegang pensil dengan benar antara ibu jari dan dua jari, menggambar orang beserta rambut hidung, menjiplak persegi panjang dan segitiga, memotong bentuk-bentuk sederhana.
☆ membuat garis vertical, horizontal, lengkung kiri/kanan, miring kiri/kanan, dan lingkaran
☆ menjiplak bentuk. 
☆ mengkoordinasikan mata dan tangan untuk melakukan gerakan yang rumit.
☆ mengekspresikan diri dengan berkarya seni menggunakan berbagai media

🎈Cara Menstimulasi
Ketrampilan motorik anak perlu dilatih agar dapat berkembang dengan baik. Stimulasi dan intervensi sejak dini untuk meningkatkan kemampuan kecerdasan motorik harus dilakukan sejak dini sesuai dengan kelebihan dan kekurangannya. Stimulasi adalah upaya orang tua atau keluarga untuk mengajak anak bermain dalam suasana penuh gembira dan kasih sayang. Stimulasi dilakukan setiap ada kesempatan berinteraksi dengan anak, setiap hari, terus-menerus, bervariasi, disesuaikan dengan usia perkembangan kemampuannya, dilakukan oleh orangtua atau keluarga dekat.

🎈Bentuk Stimulasi
Bentuk-bentuk stimulasi  yang dapat dilakukan diantaranya: memberikan contoh aktivitas harian (menggunakan sendok, menggunting, dll), melipat, menggambar dengan crayon, main lilin/dough, finger painting, meronce, melukis dengan cat air, tracing (mengikuti titik-titik yang berbentuk gambar/huruf/angka), bemain kolase, bermain dengan sepuluh jari, memasukan kunci ke dalam celah, memasukan uang logam kedalam celengan, dan masih banyak kegiatan menyenangkan yang bunda-bunda hebat di sini pasti dapat lakukan bersama buah hati tersayang.

🎈Prinsip dalam Memberi Stimulasi 
☆ dilakukan dengan dilandasi cinta dan kasih sayang
☆ selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena anak akan meniru tingkah laku orang-orang yang terdekat dengannya
☆ berikan stimulasi sesuai dengan usia perkembangannya
☆ lakukan stimulasi dgn mengajak bermain, bernyanyi, bervariasi, menyenangkan tanpa paksaan dan tidak ada hukuman
☆ stimulasi dilakukan secara bertahap dan berrlkelanjutan
☆ gunakan alat bantu permainan yang sederhana, aman dan ada disekitar anak.
☆ berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan
☆ berikan apresiasi atas usaha anak dalam belajar dan berlatih.

Follow us :
Instagram : @rumahmainanak 
Fanpage Facebook : Rumah Main Anak
Web : www.rumahmainanak.com

*** *** ***

Disclaimer :
Semua materi yang di posting sudah melalui persetujuan founder atau PIC dari komunitas yang bersangkutan tanpa menghilangkan format asli termasuk header-footer.

www.jendelakeluarga.com

Miranti

jendelakeluargaid@gmail.com

Leave a Reply

error: Content is protected !!