Menanamkan Akhlak Mulia Pada Anak

​???? BimbinganIslam.com

Senin, 27 Rabi’ul Awwal 1438 H / 26 Desember 2016 M

???? Ustadz Abdullāh Zaen MA

???? Materi Tematik | Menanamkan Akhlak Yang Mulia Kepada Anak (Bagian 1)

⬇ Download audio: bit.ly/BiAS-Tmk-AZ-AkhlakMulia-01

???? Sumber: https://youtu.be/rgdmJJrbxho

———————————–
MENANAMKAN AKHLAK YANG MULIA KEPADA ANAK – BAGIAN 1

بسم الله الرحمن الرحيم 

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 
إنَّ الـحَمْدَ لله نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا الله حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا الله الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ الله كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا  أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَخَيْرَ الْهَديِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحَدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلةٌ، وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.

Kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allāh Tabāraka Ta’āla.
Para shahābat BiAS yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla. 

Kita akan membahas fiqih tentang pendidikan anak: “Bagaimana cara menanamkan akhlak yang mulia kepada anak”.

Sekarang, sesuatu yang memprihatinkan di masyarakat adalah melihat prilaku sebagian anak-anak kita. Kita memperhatikan banyaknya prilaku yang tidak baik dari sebagian anak-anak kepada orang tuanya atau kepada teman-temannya atau kepada yang lainnya. Tidak sedikit kita perhatikan hal tersebut. 
Sehingga, kadang-kadang ada orang tua, manakala dia melepaskan anaknya pergi ke sekolah atau pergi kemana saja timbul rasa was-was di dalam hatinya, 
“Jangan-jangan nanti anak saya nanti terpengaruh dengan temannya dan jangan-jangan…”
Selalu itu yang timbul di dalam perasaan hatinya. Karena memang kenyataannya di luar kita perhatikan banyak sekali anak yang prilakunya tidak baik. 

Bahkan tidak jarang kita melihat ada anak yang berani membentak orang tuanya, anak tidak menurut kepada orang tuanya.
Bahkan juga pernah kita dengar berita ada anak berani membunuh orang tuanya.  
Darimana sumber akhlak yang buruk tersebut? 

Lain halnya seandainya kita melihat ada seorang anak yang baik perilakunya, lembut tutur katanya kemudian juga taat beribadah, pemikirannya terdidik. Ketika kita melihat anak seperti ini kita akan kagum dan bahkan mungkin di zaman kita ini kalau ada anak yang seperti itu, bisa jadi itu merupakan manusia langka. 
Ketika kita dapatkan ada anak yang tutur katanya baik, sopan, taat beribadah kita akan senang bila bertemu dengan dia. 

⇒ Siapa yang tidak senang melihat anak yang tutur katanya baik? 
⇒ Siapa yang tidak senang melihat anak yang sopan di dalam berperilaku? 
⇒ Siapa yang tidak senang melihat anak yang taat beribadah, shalāt berjama’ah di masjid? 

Tapi coba lihat kondisi masjid-masjid kaum muslimin. Kebanyakan yang shalāt adalah orang-orang yang sudah lanjut usia. 
Lalu di mana anak-anak kaum muslimin? 
Mereka sibuk, bila tidak di depan televisi, mereka berada di warnet main game atau PS. Kalau sore-sore sibuk di lapangan bola. Bukan tidak boleh main bola, tapi kadang-kadang sampai nabrak waktu shalāt maghrib. 

Yang namanya pengajian-pengajian ramai didatangi kalau hanya setahun sekali. Pengajian yang rutin jarang didatangi. 
Itulah kenyataan yang ada. 
Makanya, kalau kita melihat ada anak yang prilakunya baik maka kita senang. Bila bertemu dengan mereka ibarat menemukan mutiara. 

Apakah cukup dengan senang saja? 
Tentunya tidak berhenti sampai disitu
Ketika kita melihat ada anak yang berprilaku baik, sopan dalam bertutur dan berkata, kita berusaha untuk menebak, kenapa anak ini bisa seperti ini? 

Yang namanya anak, lahir ke dunia tidak tiba-tiba ada, itu tidak mungkin. Pasti anak ini lahir dari orang tua (bapak dan ibu) kalau misalnya kita melihat ada anak yang akhlaknya mulia berarti kita bisa menebak, kemungkinan besar anak ini dididik dengan baik oleh orang tuanya. 

Mengapa demikian? 
Karena prilaku anak itu sangat terpengaruh dari pendidikan yang dialami oleh dia. Makanya bila ada anak baik biasanya pendidikan dari orang tuanya juga baik, ibarat bibit unggul.  

Karena apa? 
Karena induknya baik.
Maka dari sinilah kita mengetahui pentingnya tugas orang tua.

-BERSAMBUNG- 

Kita tutup dengan membaca:

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ 

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

—————————————-
???? BimbinganIslam.com

Selasa, 28 Rabi’ul Awwal 1438 H / 27 Desember 2016 M

???? Ustadz Abdullāh Zaen MA

???? Materi Tematik | Menanamkan Akhlak Yang Mulia Kepada Anak (Bagian 2 dari 5)

⬇ Download audio: bit.ly/BiAS-Tmk-AZ-AkhlakMulia-02

???? Sumber: https://youtu.be/rgdmJJrbxho

———————————–
MENANAMKAN AKHLAQ YANG MULIA KEPADA ANAK – BAGIAN 2 DARI 5

بسم الله الرحمن الرحيم 

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

إنَّ الـحَمْدَ لله نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه, يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا الله حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُون, َ يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا الله الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ الله كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا, يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا  أَمَّا بَعْدُ,فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَخَيْرَ الْهَديِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحَدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلةٌ، وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.

Kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allāh Tabāraka wa Ta’āla. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam, kepada para shahābatnya, keluarganya dan umatnya yang setia mengikuti tuntunannya, hingga diakhir nanti. 

Para shahābat BiAS yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Kita akan melanjutkan pembahasan tentang fiqih pendidikan anak. 

Kalau kita menginginkan anak kita baik, maka kita harus berusaha. Banyak orang tua yang ingin anaknya baik tetapi dia tidak pernah berusaha. 

Dia ingin anaknya bertutur kata lembut, tapi dia tidak pernah membiasakan anaknya bertutur kata lembut.

Dia ingin anaknya punya unggah-ungguh tetapi dia tidak pernah mengajarkan anaknya unggah-ungguh.

Dia ingin anaknya taat beribadah tetapi dia juga tidak memperhatikan, tidak pernah menegur tatkala anaknya tidak beribadah dengan baik. 

Ini namanya jauh panggang dari api.
Bagaimana mungkin kita memiliki anak yang baik prilakunya kalau kita tidak pernah berusaha?

Kita sebenarnya sudah diberi bantuan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang luar biasa, yaitu berupa modal. 
Apa itu modalnya? 

Modalnya adalah anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, fitrah yang bersih.
Jadi, sebenarnya anak itu gampang untuk diarahkan. 

Sehingga tidak benar bila ada ungkapan yang mengatakan, “Anakku memang susah sekali.”
Kenapa? 
Karena kita sendiri yang tidak bisa memanfaatkan modal yang Allāh berikan. 
Seharusnya ketika ada sesuatu yang bersih, fitrah yang bersih, seperti kertas yang putih. Kertas putih ini sudah merupakan modal. Bagaimana kita akan mengambar diatas kertas itu? Dengan gambar yang bagus atau dengan gambar yang jelek. 

Sekarang, bila ada kertas yang putih kemudian kita menggambar disitu dengan gambar yang jelek, lalu yang salah siapa? 
Yang salah yang mengambar atau kertasnya? 
Yang salah adalah yang menggambar, bukan kertasnya.

Jadi, sebenarnya kita sudah diberi modal oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla anak itu lahir dalam keadaan fitrah. 
Kata Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam: 
كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ 
“Setiap bayi lahir dalam keadaan fitrah.”
(HR Abu Daud nomor 4093 versi Baitul Afkar Ad Dauliah nomor 4716)

Fitrah yang murni yang bersih mempunyai modal kecenderungan kepada sesuatu yang baik. 
Sehingga keliru bila ada orang tua yang selalu menyalahkan anaknya ketika berperilaku jelek. 

Anak itu sudah diberi oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla kecenderungan untuk memilih sesuatu yang baik. 
Sekarang bagaimana cara kita memolesnya? 
Kita sudah diberi modal, kalau seandainya kita rugi di dalam berdagang padahal kita sudah punya modal, jangan disalahkan modalnya tapi salahkanlah diri kita. 
Kenapa kita tidak baik-baik di dalam mengelola modal tersebut?

Apabila kita sudah diberi modal seharusnya kita sudah bisa menghasilkan keuntungan bukan kerugian. 
Maka disinilah tugas kita sebagai orang tua adalah tugas yang cukup (sangat) mulia namun cukup berat. 

Kenapa? 
Karena banyaknya tantangan-tantangan. Perilaku-perilaku jelek yang ada disekeliling kita. 

Tidak usah kita keluar rumah, di dalam rumah kita sendiri kadang-kadang kita menyuruh untuk berperilaku yang baik kepada anak kita tapi disisi lain kita menyediakan alat yang lebih kuat untuk merubah perilaku anak tersebut. 
Apakah itu? Televisi
Sekarang kita menyuruh anak kita untuk berperilaku baik, tapi sebentar saja dia melihat televisi, disitu ada film tentang bagaimana orang bertutur kata dengan tutur kata yang jelek. 
Yang namanya film terkadang ditampilkan kata-kata yang jelek sehingga semua itu melekat dalam benak anak kita. Anak kita kadang bisa meniru kata-kata yang tidak baik dari televisi tersebut. 

Apa orang tuanya yang mengajarkan ini semua? 
Saya pikir tidak, itu semua mereka lihat dari tontonan. Anak kita disuruh untuk menjaga auratnya ternyata di televisi yang dilihat adalah tontonan wanita-wanita yang membuka aurat. 
Jadi disisi lain kita berusaha menanamkan, kita berusaha untuk merajut kemudian kita sendiri yang membongkar rajutan tersebut. 
Itu baru berbicara di dalam rumah belum bila kita berbicara di luar rumah.

Ada tetangga yang tidak baik. Makanya ada ungkapan arab yang mengatakan:
الجَارُ قَبلَ الدَّارِ
“Tetangga sebelum rumah.”

Apa maksudnya? 
Maksudnya kalau kita ingin mengontrak rumah atau membangun rumah sebelum memilih lokasi rumahnya, dilihat dulu siapa tetangganya. 
Jadi jangan milih karena tanahnya cocok baru kemudian melihat tetangga, bukan! 
Pertama kali kita harus survey dahulu tetangganya seperti apa. 

Apakah kanan kirinya adalah orang-orang shālih yang baik-baik, rajin shalāt? 
Perilaku anak-anaknya bagaimana? 
Jadi, kita harus mewaspadai itu semua karena apa? 
Karena kita punya tanggung jawab untuk mendidik anak kita. 

Makanya Imām Ibnu Qayyim Al Jauziyyah rahimahullāh dalam salah satu kitābnya yaitu Tuhfatul Maudud bi Ahkāmil Maulud, beliau menjelaskan bahwa salah satu yang sangat dibutuhkan oleh anak ketika masa kecil adalah memperhatikan akhlaknya. 

Kenapa? 
Karena anak itu akan tumbuh sesuai dengan kebiasaan.
Kalau misalnya dari kecil dia sudah terbiasa untuk emosi, untuk serampangan, untuk rakus, untuk tergesa-gesa, untuk keras kepala, apabila dari kecil dia sudah terbiasa seperti itu maka dia akan kesulitan untuk merubah prilaku jelek itu ketika dia sudah dewasa. 

-BERSAMBUNG-

Kita tutup dengan membaca:
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ 

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

—————————————-

???? BimbinganIslam.com

Rabu, 29 Rabi’ul Awwal 1438 H / 28 Desember 2016 M

???? Ustadz Abdullāh Zaen MA

???? Materi Tematik | Menanamkan Akhlak Yang Mulia Kepada Anak (Bagian 3 dari 5)

⬇ Download audio: bit.ly/BiAS-Tmk-AZ-AkhlakMulia-03

???? Sumber: https://youtu.be/rgdmJJrbxho

———————————–
MENANAMKAN AKHLAQ YANG MULIA KEPADA ANAK – BAGIAN 3 DARI 5

بسم الله الرحمن الرحيم 

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

إنَّ الـحَمْدَ لله نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه, يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا الله حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُون, َ يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا الله الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ الله كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا, يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا  أَمَّا بَعْدُ,فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَخَيْرَ الْهَديِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحَدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلةٌ، وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.

Kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allāh Tabāraka Ta’āla. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam, kepada para shahābatnya, keluarganya, dan umatnya yang setia mengikuti tuntunannya, hingga diakhir nanti. 

Para shahābat BiAS yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Kita akan melanjutkan pembahasan tentang fiqih pendidikan anak. 

Kalau misalnya anak itu dari kecil sudah terbiasa untuk sabar, sudah terbiasa untuk bisa menerima nasehat, sudah terbiasa untuk tidak serampangan, sudah terbiasa untuk berbagi, karena orang tuanya yang membiasakan itu, maka dengan idzin Allāh besarnya akan seperti itu. 

Maka disini kita perlu melihat anak kita.
Setiap manusia itu punya sifat dasar buruk. Diantara sifat dasar buruk, yaitu: 
√ Rakus√ Bodoh √ dan seterusnya.

Nah, kalau misalnya kita melihat ada potensi sifat buruk tersebut dan kita melihat itu agak menonjol di dalam diri anak kita, maka tanggung jawab orang tua adalah berusaha memperbaiki. Dan tidak boleh ada alasan, “Ini sudah bawaan bayi,” tidak boleh seperti itu. 
Justru kita harus punya tanggung jawab untuk merubah.

Bagaimana caranya gawan (bawaan) bayi yang jelek itu bisa berubah menjadi baik?
Ya itulah tugasnya orang tua! 
⇒ Misalnya ada anak, anak ini kok kalau makan tidak pernah mikir adik-adiknya atau kakaknya alias ego (egois). 
Kalau misalnya kita melihat, kita bisa membaca, nih, anak kita ini kalau makan tidak pernah ingat adiknya, atau kakaknya, atau saudaranya, oh ini perilaku yang jelek. 
Kalau (misalnya) kita sudah mencium adanya bau seperti itu, maka kita sebagai orang tua, setelah kita bisa mendeteksi adanya perilaku buruk, benih-benih itu, maka jangan biarkan benih itu akan semakin besar. 
Kalau bisa benih itu diputus, sebelum benih itu membesar. 

Itulah tugasnya orang tua! 
Ketika orang tua melihat ada anak yang punya potensi perilaku buruk, dia punya sifat kayak tadi misalnya egois, maka kita sebagai orang tua harus berusaha untuk mengkikis sifat itu sedikit demi sedikit. 

Di antara caranya, misalnya:  
Kita ajak anak itu untuk pergi ke warung untuk beli jajan (misalnya), “Ayo nak beli jajan.”
Dia milih,  ternyata dia ngambil cuma satu jajan. 
Lalu  kita tanya, “Loh buat adik mana?” 
→ Dia mulai dilatih, ternyata saya ini hidup di rumah ada adik, atau ada kakak. 
“Loh buat adik, buat kakak mana, oh iya, jadi beli berapa ini?”
Beli tiga,  satu buat kamu, satu buat adik, satu buat kakak (itu namanya pembiasaan). 
Kalau misalnya kita melihat kok anak ini agak tergesa-gesa atau gampang emosi. Maka kita sebagai orang tua tidak boleh membiarkan anak itu berkembang di dalam sifat emosinya. Karena nanti  kalau sudah terlanjur besar, kita akan kesulitan untuk merubah sifat yang sudah terlanjur melekat dan mendarah daging dalam diri anak kita. 

Kalau kita melihat anak kita emosian saat dia mengungkapkan emosinya, kita dekap dia (misalnya) atau kita omongi dengan pelan-pelan atau mungkin ketika dia lagi emosi sulit diomongi, kita ngomonginya ketika dia sedang kondisi psikologisnya sedang stabil. 
Kita sampaikan kepada dia, “Nak apa manfaatnya suka marah-marah, apakah kamu mendapat pahala dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla kalau marah-marah, tahu gak kalau kamu marah-marah itu yang senang siapa?”
Setan. 

Apakah kamu pengen bikin senang setan atau kamu pengen bikin setan itu sedih? 
Kalau misalnya kamu marah-marah gitu setan tambah senang. Setan itu musuh kita. Jangan bikin musuh kita senang. Bikinlah musuh kita sedih. 
Bagaimana caranya?
Kalau misalnya kamu sedang marah, coba kamu berta’awudz, mengucapkan apa?
أَعُوذُ بِالله مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ  
Dilatih anak kita.

Jadi kalau misalnya kita melihat ada potensi sifat-sifat buruk yang ada dalam diri anak kita, maka tugasnya orang tua sedini mungkin adalah berusaha untuk memutus potensi tersebut dan tidak membiarkan potensi keburukan itu akan semakin membesar. 
Sebaliknya kalau kita melihat anak kita punya potensi yang baik, itulah tugas orang tua untuk terus mengembangkan potensi yang baik tersebut. 

Maka langkah yang pertama menuju mencetak anak yang mulia akhlaknya adalah  kita harus membina anak kita secara nyata. 
Secara nyata itu bagaimana? 
⇒ Secara nyata itu antara lain adalah kita harus menjadi teladan yang baik buat anak kita.

_BERSAMBUNG-

Kita tutup dengan membacam:
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ 

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

—————————————-

???? BimbinganIslam.com

Kamis, 30 Rabi’ul Awwal 1438 H / 29 Desember 2016 M

???? Ustadz Abdullāh Zaen MA

???? Materi Tematik | Menanamkan Akhlak Yang Mulia Kepada Anak (Bagian 4 dari 5)

⬇ Download audio: bit.ly/BiAS-Tmk-AZ-AkhlakMulia-04

???? Sumber: https://youtu.be/rgdmJJrbxho

———————————–
MENANAMKAN AKHLAQ YANG MULIA KEPADA ANAK – BAGIAN 4 DARI 5

بسم الله الرحمن الرحيم 

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

إنَّ الـحَمْدَ لله نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه, يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا الله حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُون, َ يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا الله الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ الله كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا, يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا  أَمَّا بَعْدُ,فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَخَيْرَ الْهَديِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحَدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلةٌ، وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.

Kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allāh Tabāraka wa Ta’āla.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam, kepada para shahābatnya, keluarganya dan umatnya yang setia mengikuti tuntunannya, hingga diakhir nanti. 

Para shahābat BiAS yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Kita akan melanjutkan pembahasan tentang fiqih pendidikan anak. 

Kalau misalnya kita ingin anak kita menutup aurat dengan baik, maka orang tuanya, ibunya terutama juga harus menutup aurat. 
Sekarang saya kadang-kadang agak prihatin, ada anak-anak lucu-lucu  berangkat TPA, pakai jilbab (pakai kerudung) bagus, māsyā Allāh.
Senang lihat anak-anak kecil-kecil sudah pada pakai kerudung. 
Tapi yang miris yang antar, ibunya. Ibunya ora kudungan (tidak pakai kerudung). Itukan lucu. 
Lucunya apa ustadz?
Lucunya, anak kecil itu belum wajib pakai kerudung, wong tuane (orang tuanya) sing wajib malah ora nganggo kudung (yang wajib malah tidak pakai kerudung). Anake sing durung wajib malah nganggo kudung (anaknya yang belum wajib malah pakai kerudung). Itukan lucu. 

Berarti anake besok nek mangkat TPA rasak nganggo kudungan ustadz? (Berarti besok bila anaknya pergi ke TPA tidak usah pakai kerudung, Ustadz)? 
Ya salah, bukan seperti itu.
Justru ibu besok nganter anaknya pakai kerudung. Itu namanya memberikan contoh yang real (yang nyata). 
Inilah kenyataan-kenyataan yang kita lihat di masyarakat kita. 
Kalau misalnya kita ingin anak kita berperilaku baik maka kita pun harus memberikan contoh berperilaku yang baik. Dan ini kita mengajar sekaligus belajar. 

Jadi ketika kita mengajarkan perilaku yang baik pada anak kita, kita harus menjadi contoh yang baik pada anak kita di dalam berperilaku, di dalam bertutur kata. 
Kalau misalnya kita ingin anak kita itu suaranya tidak keras ketika berbicara, ingin anak kita punya tutur kata yang sopan, maka kita pun berusaha memberikan contoh tutur kata yang sopan.

Sama ketika kita tidak ingin anak-anak kita teriak, kita juga jangan membiasakan untuk teriak-teriak. Maka ini langkah yang pertama. 
▪Jadi langkah yang pertama untuk mencetak generasi yang berakhlak mulia adalah dimulai dari tindakan nyata dari orang tuanya agar mereka berperilaku dengan perilaku yang baik.
Dari mana kita bisa melihat, mencontoh perilaku yang baik sebagai umat Islām?
Tentu kita memiliki suri tauladan kita semua, yaitu  Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam. 
Beliau memiliki akhlak yang sampai menyebabkan Allāh memujinya, sebagaimana dalam Al Qurān Allāh berfirman: 

وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ
“Wahai Muhammad, akhlak engkau itu betul-betul mulia.” (QS Al Qalam: 4)

Kalau yang muji Allāh sudah jaminan mutu (yang muji Allāh). Karena yang namanya pujian itu akan diukur dari siapa yang memujinya. 
Kalau ada orang yang memuji orang lain, tapi orang yang memuji itu tidak memiliki kedudukan atau tidak dianggap pujiannya, maka tidak berharga. Tapi ini yang muji adalah Allāh Subhānahu wa Ta’āla. 

Maka kita sebagai umat Islām tidak usah kita mencari teladan-teladan dari yang lain-lainnya. Ambil saja teladan dari Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam. 
Makanya kalau kita perhatikan, Nabi kita Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam (terutama sama anak-anak kecil), beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam seringkali bercanda dengan mereka, bermain dengan anak kecil, dan itu banyak contohnya.

Ketika wudhū kadang-kadang Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam bercanda dengan mereka. Kadang-kadang ketika Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam lewat anak-anak lagi bercanda, Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam nimbrung di situ. 
Kemudian Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam juga tertawa, senyum bersama mereka. Ketika menaiki tunggangan, Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam membonceng salah seorang shahābat untuk naik di belakangnya. Kenapa Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam sedemikian rupa murah senyum kepada anak?
Ada sebagian orang tua kalau ketemu sama anak itu mukanya muka besi. Muka besi itu tidak pernah tersenyum, kayak besi. Makanya tidak pernah senyum. 
Dia anggap kalau dia seperti itu dia punya wibawa. Padahal wibawa itu bukan seperti itu caranya. 

Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam ketika beliau senyum dengan anak-anak, beliau bermain dengan anak-anak. Beliau bercanda dengan anak-anak pada waktunya tentunya. Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam ingin agar anak itu merasa dekat dengan beliau. 

-BERSAMBUNG-

Kita tutup dengan membaca:

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ 

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

—————————————-

???? BimbinganIslam.com
Jum’at, 01 Rabi’ul Akhir 1438 H / 30 Desember 2016 M
???? Ustadz Abdullāh Zaen MA
???? Materi Tematik | Menanamkan Akhlak Yang Mulia Kepada Anak (Bagian 5 dari 5)
⬇ Download audio: bit.ly/BiAS-Tmk-AZ-AkhlakMulia-05
???? Sumber: https://youtu.be/rgdmJJrbxho
———————————–

MENANAMKAN AKHLAQ YANG MULIA KEPADA ANAK – BAGIAN 5 DARI 5

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
إنَّ الـحَمْدَ لله نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه, يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا الله حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُون, َ يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا الله الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ الله كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا, يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا أَمَّا بَعْدُ,فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَخَيْرَ الْهَديِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحَدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلةٌ، وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.

Kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allāh Tabāraka Ta’āla.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam, kepada para shahābatnya, keluarganya, dan umatnya yang setia mengikuti tuntunannya, hingga diakhir nanti.

Para shahābat BiAS yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Kita akan lanjutkan pembahasan tentang fiqih pendidikan anak.

Jadi, kalau misalnya ibu-ibu, bapak-bapak, para pendengar, para pemirsa yang berbahagia di manapun Anda berada, kalau misalnya Anda kadang-kadang bercanda dengan anak, maka anak akan merasa dekat dengan kita.

Kalau misalnya anak sudah dekat dengan kita, apa buahnya?

Buahnya itu kita akan lebih mudah untuk menanamkan nilai-nilai yang positif kepada anak kita, kenapa?

Karena anak sudah dekat dengan kita.

Ini yang kadang-kadang tidak dimiliki di dalam sebagian keluarga yang kita lihat di masyarakat.

Anak dengan orang tua itu punya jarak yang sangat jauh, sehingga anak itu lebih nyaman untuk curhat (mencurahkan isi hati) dengan temannya dibandingkan curhat kepada orang tuanya, kenapa?

Karena dia tidak merasa dekat dengan orang tuanya.

⇒ Dan ini adalah sebuah kekurangan yang harus kita perbaiki.

Jangan salahkan anak kita terlebih dahulu. Mari kita koreksi diri kita, kenapa kok anak seperti itu?

Mungkin kita sebagai orang tua yang kurang memperhatikan anak kita. Kita jarang menyapa anak kita. Kita jarang bertanya:

“Nak sudah makan atau belum?”

“Nak sudah belajar atau belum?”

“Nak sudah shalāt atau belum?”

Sapaan-sapaan seperti ini diiringi dengan kesempatan, moment-moment kita bercanda. Kita rekreasi dengan anak, kita jalan bareng sama anak. Kemudian sambil ngobrol, ngobrol bebas mungkin saat itu (yang penting positif) tidak mengarah pada sesuatu yang negatif.

Yang seperti ini akan menciptakan kehangatan di dalam rumah.

Setelah rumah itu hangat maka kita akan merasa mudah sekali untuk memberikan pengajaran kepada anak kita.

Saya akan bawakan satu penggal kisah bagaimana Nabi kita shallallāhu ‘alayhi wa salla berinteraksi dengan anak kecil.

Kisah ini dituturkan oleh seorang shahābat bernama Anas bin Mālik radhiyallāhu ‘anhu, diriwayatkan dalam shahīh Muslim, kata beliau:

_Pada suatu hari Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengutus aku (Anas)._

Anas diutus oleh Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam untuk suatu keperluan.

_Anas saat itu masih kecil._

Maka ketika dia disuruh oleh Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam, dia jawab apa?

_”Emoh.. Aku ga mau,” kata Anas._

Ya seperti anak-anak kitalah, kadang-kadang.

“Ya Le, pergi ke Warung!”

“Emoh.. ,kesel (capek).”

Itukan, ada saja alasannya.

Lihat bagaimana Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam menyikapi.

_Anas berkata “Tidak mau, tidak mau saya.”_

Sebenarnya Anas di dalam hatinya ingin berangkat, tidak tahu, mungkin anak kecil iseng ya. Hanya secara lisannya dia mengatakan, “Tidak, tidak mau berangkat.”

_Akhirnya Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam diam. Lalu Anas diam-diam dia berangkat. Dia tidak tahu kalau Nabi ternyata mengikuti di belakangnya. Sampai akhirnya Anas bin Mālik melewati anak-anak yang lagi mainan di pasar._

Kemudian dia tidak sadar ternyata Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam di belakang dia.

_Sambil senyum Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam, Anas pun kaget melihat ternyata nabi di belakang. Akhirnya Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam berkata:_

_”Oh ternyata kamu berangkat juga?” Kata Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam kepada Anas._

_”Iya, wahai Nabi saya berangkat saya mematuhi perintah kamu.”_

_Kata Anas bin Malik:_

_”Demi Allah, saya ini sudah melayani Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam selama sembilan tahun.”_

Anas bin Mālik ini melayani Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam sembilan tahun. Dan kata beliau:

_”(Seingatku) Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam jarang sekali mengomentari apa yang aku lakukan selama itu adalah yang baik.”_

“Kenapa kamu lakukan seperti ini, kenapa kamu tidak melakukan seperti itu?”

Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam jarang sekali mengomentari kecuali dalam hal-hal yang sifatnya negatif sekali, baru berkomentar Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam.

Ini baru sepenggal dari kisah Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam.

Sampai disini pengajian kita pada kesempatan kali ini, terima kasih atas perhatiannya. Mohon maaf atas segala kekurangannya.

Kita tutup dengan membaca:

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
____________________________

◆ Mari bersama mengambil peran dalam dakwah…
Dengan menjadi Donatur Rutin Program Dakwah Cinta Sedekah

1. Pembangunan & Pengembangan Rumah Tahfizh
2. Support Radio Dakwah dan Artivisi
3. Membantu Pondok Pesantren Ahlu Sunnah Wal Jamaah di Indonesia

Silakan mendaftar di :
http://cintasedekah.org/ayo-donasi/

*Hidup Berkah dengan Cinta Sedekah*
????www.cintasedekah.org
???? https://web.facebook.com/gerakancintasedekah/
???? youtu.be/P8zYPGrLy5Q

Miranti

jendelakeluargaid@gmail.com

2 thoughts on “Menanamkan Akhlak Mulia Pada Anak

  1. saya kagum dengan seorang anak yang rajin banget sholat berjamaah di masjid. Kadang ada orang tuanya, kadang datang sendiri. Itu memang harus dicontohkan orang tua dan dibiasakan, ya. Lama-lama ia akan berperilaku baik meski tanpa pengawasan.

Leave a Reply

error: Content is protected !!