Montessori Cultural Studies
jendelakeluarga.com – Bagaimana Cultural Studies di Montessori dapat memfasilitasi kecenderungan anak manusia menuju manusia yang berkepenuhan?
Di era digitalisasi seperti saat ini manusia dituntut terus berinovasi di segala lini. Semua berlomba untuk memberikan yang terbaik dalam format dirinya masing-masing. Baik sebagai individu, komunitas, badan usaha maupun dalam skala besar sebagai
sebuah negara.
Bayangkan jika bibit yang ditanam saat ini tidak mampu bertahan dari berbagai terpaan yang menghadang, lemah tanpa kekuatan, maka sudah pasti kalah sebelum berperang. Sebaliknya, jika anak yang diartikan sebagai bibit ini mampu bersaing di masa yang akan datang dengan berbekal kekuatan ilmu pengetahuan yang diberikan, maka dapat dipastikan nantinya Ia akan mampu bersaing dengan kerasnya persaingan globalisasi mendatang.
They are not at all the product of an “educational method”, it should, however, be obvious that education can have an influence upon these natural qualities by protecting them and nurturing them in a way that will assist their natural development”
(sumber: Buku Maria Montessori – “The Secret of Childhood” P.136)
Di dalam kurikulum Montessori Cultural Studies, seorang anak akan diberikan kesempatan untuk mengeksplorasi tanpa batas tentang dunia, alam semesta dan seisinya. Cultural Studies membukakan jalan kepada anak agar kebutuhan akan keingintahuan tentang makhluk hidup dan alam sekitar dapat terpenuhi yang tertuang ke dalam 5 area, yaitu Zoology, Botany, Geography, History, Science.
Berdasarkan kelima pembagian ilmu tersebut diharapkan mampu membentuk manusia yang mencintai makhluk hidup dan alam di sekitarnya serta mengetahui banyaknya bentuk perbedaan
di alam semesta.
“We must bring the world to the young child”. By saying this, Maria Montessori asks the directress to prepare the environment so the child can explore what man has discovered and has created for it.
(sumber : infomontessori.com/language/cultural-work-introduction.html)
Mari kita bahas ke dalam masing-masing area tersebut.
Zoology
Di dalam zoology, anak akan mempelajari berbagai hal tentang binatang. Binatang merupakan hal yang tidak asing lagi bagi seorang anak. Mereka dapat menemukannya di lingkungan terdekatnya yaitu rumah, misalnya kecoa, nyamuk, semut dan lain-lain. Namun perlu diingat bahwa terpaan gadget yang cukup kuat di era digital sekarang ini, anak biasanya akan menemukan juga berbagai jenis binatang dalam format yang lainnya seperti kartun atau animasi.
Hal ini yang akan dipelajari dalam zoology dimana binatang dalam bentuk sesungguhnya (reality) akan jelas berbeda dengan buatan tekhnologi (fantasy). Karena konten yang dibuat secara komersial terkadang sudah dibumbui dengan manipulasi, seperti tokoh kartun Masha and The Bear dimana seekor beruang yang terkenal jinak dan menyenangkan sangat bertolak belakang dengan realitanya yakni beruang yang termasuk ke dalam hewan liar termuda dari famili karnivora yang berbahaya bagi keselamatan manusia. Oleh karenanya penting bagi seorang anak untuk mengetahui berbagai konsep binatang yang ada di alam ini.
Di area ini anak akan mengidentifikasi dan mengklasifikasi binatang (mamalia, ikan, amphibi, molusca, serangga, reptil dan burung) yang sangat baik untuk mengembangkan kemampuan matematikanya, juga mengetahui bagian-bagian tubuh binatang serta siklus hidup sehari-harinya.
Botany
Hampir sama dengan zoology, di dalam area botany seorang anak diharapkan mampu memahami konsep tumbuhan yang dapat ditemukan di lingkungan sekitar. Di area botany anak akan mempelajari tentang buah-buahan dan sayur-sayuran serta mengetahui elemen apa saja yang ada pada sebuah pohon, dari mulai daun, batang, bunga hingga akarnya. Disini anak diharapkan akan mempelajari perihal sikap yang baik terhadap makhluk hidup dengan tidak menyakiti atau merusak tumbuhan yang ada, mengetahui bahwa ada makhluk hidup lain selain binatang yang dapat bertumbuh meskipun tidak dapat berpindah tempat seperti binatang, serta memenuhi rasa keingintahuannya tentang alam dan tumbuhan.
Geography
Di dalam area geography, anak akan semakin jauh lagi bereksplorasi tentang alam semesta ini, yakni mengenal lebih dekat tentang bumi yang ditempatinya seperti adanya 7 benua dan 5 samudera, perbedaan air, udara dan tanah serta perbedaan bentuk daratan dan lautan yang dapat ditemukan di sekeliling kita. Melalui area geography ini anak dapat memahami bahwa bukan hanya dirinya dan keluarganya saja yang tinggal di bumi tetapi makhluk hidup yang lainnya juga turut berbagi sehingga harus saling menghargai satu dengan yang lainnya.
History
Pada area history, anak akan diajak untuk mengenal waktu lebih dekat yang erat dalam kegiatan kesehariannya, seperti hari, tanggal, bulan dan tahun. Serta kebiasaannya melalui jadwal rutinitas yang sudah dibuat. Pada area history ini anak akan mengenal waktu secara konkret menuju abstrak melalui hitungan jam. Selain itu anak akan mengetahui adanya perubahan waktu yang menyangkut momen tertentu diluar dari ordernya selama ini seperti kelahiran dan kematian, pertama kali masuk sekolah, pindah rumah dan sebagainya.
Science
Disini anak akan diajak lebih hands-on experience saat mempelajari science melalui eksperimen konsep ilmu pengetahuan, seperti sink and float, magnetic and non magnetic dan lain-lain. Di area ini juga anak bisa diberikan kesempatan untuk diajak lebih jauh mengenal tata surya, cuaca maupun peristiwa gunung berapi.
“In the presence of this phase of the child’s development, we must be specially careful not to destroy and of life’s natural tendencies. If nature shows so clearly that this is a period of intense effort, we must be prepared to help this effort”
(sumber: Buku Maria Montessori- “The Absorbent Mind” P. 158)
Dari kelima area yang diaplikasikan pada Cultural Studies tersebut maka segala aktivitasnya dapat dikaitkan dengan pendekatan tingkah laku seseorang dari Maria Montessori, yakni 14 Behaviours the Tendencies of Man, diantaranya Exploration (1), dimana anak akan bebas berekspresi dengan mencari tahu lebih jauh tentang kelima area dalam Cultural Studies; Order (2), yaitu anak akan mempelajari keteraturan dalam sebuah kehidupan misalnya melalui siklus hidup binatang serta kepastian tentang terbit dan tenggelamnya matahari; Gregoriousness (3), dimana adanya kecenderungan anak untuk menceritakan suatu hal yang menarik yang terjadi di sekitarnya; Communication (4), dimana anak akan belajar bagaimana menyampaikan sesuatu dari apa yang dipelajarinya; Abstraksi (5), disini anak akan dilatih untuk membuat atau menyusun sesuatu misalnya dengan mengetahui urutan siklus hidup kupu-kupu dari telur hingga menjadi kupu-kupu dewasa.
Curiousity (6), di dalam Cultural Studies anak akan dipancing rasa ingintahunya yang akan difasilitasi oleh pendamping atau fasilitatornya; Calculation (7), saat bekerja dengan 5 area yang ada dalam Cultural Studies, anak akan belajar memperkirakan hal-hal di sekitarnya; Work (8) terdiri dari 3 tindakan, yakni Repetition (9), Concentration (10) dan Self Control (11) yang keseluruhannya menunjang kesempurnaan dari proses belajar; Perfection (12), merupakan akhir dari tendency of work dimana anak dilatih untuk terus mau mencoba hingga tidak terjadi kesalahan sama sekali; Creativity (13), secara tidak langsung kreativitas anak akan terasah dengan eksplorasi yang didapatkan dari pengetahuan alam semesta; Independent (14), merupakan tujuan akhir dari semua studies yang dilakukan pada kurikulum Montessori yakni menjadi pribadi yang mandiri.
“The real preparation for education is the study of one’s self. The training of the teacher who is to help life is something far more than the learning of ideas. It includes the training of character; it is a prepararation of the spirit” – Maria Montessori
Lalu apa saja yang menjadi tujuan dari Cultural Studies tersebut, antara lain :
Develop love and respect for other life forms in the world
Dimana seorang anak diharapkan dapat menjadi pribadi yang mencintai dan menghargai kehidupan makhluk hidup lain di muka bumi, sehingga anak akan enggan untuk menyakiti atau merusak apapun yang ada di lingkungan sekitarnya. Terbayang fenomena menakutkan dimana manusia bukan lagi menyerang makhluk hidup lain, melainkan menyakiti sesama anak manusia hingga nekat saling membunuh demi kepentingan diri sendiri.
Oleh karenanya jika keyakinan saling mencintai sesama makhluk sudah ditanamkan sejak dini maka diharapkan ke depannya akan mengurangi angka kriminalitas dan kerusakan ekosistem sehingga kesejahteraan lingkungan dapat terjaga dengan baik.
Respect for his environment and understand the relationship between different life forms
Dengan adanya kecintaan terhadap makhluk hidup lainnya maka anak akan lebih menghargai perbedaan serta mengetahui hubungan simbiosis mutualisme atau saling ketergantungan satu dengan yang lainnya. Sehingga diharapkan nantinya tercipta anak yang tumbuh dengan rasa peduli terhadap lingkungan alam sekitar.
Classification skills
Cultural Studies mengajarkan bahwa identifikasi dan pengklasifikasian sangat erat kaitannya dalam kehidupan kita sehari-hari sehingga nantinya anak juga lebih terampil dalam berpikir saat dituntut untuk membedakan dan mengelompokkan sesuatu hal di dalam aktivitas kesehariannya.
Language Development
Melalui Cultural Studies kemampuan bahasa anak akan berkembang karena disini anak dituntut untuk banyak berkomunikasi melalui cerita tentang apa yang dilihat dan dipegangnya selama proses eksplorasi. Selain itu keingintahuannya juga semakin meningkat karena banyak hal baru yang ditemukannya selama proses belajar.
Learn to make predictions and develop sense of enquiry
Dengan kekuatan kelima area yang disajikan dalam Cultural Studies maka secara tidak langsung anak akan berlatih untuk memprediksi sesuatu yang akan terjadi di masa akan datang dengan adanya input informasi yang sudah didapatkannya, seperti munculnya matahari di siang hari, siklus hidup binatang hingga fenomena bencana seperti banjir dan gunung meletus.
Maria Montessori called science, history, social studies and geography the “cultural subjects” because she believed that the knowledge and understanding of these subjects is what makes the difference between a “literate” person and a “cultured” person. Today we might use the term “educated”.
(sumber : montessorianswers.com/cultural-areas.html)
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa melalui program Cultural Studies di dalam kurikulum Montessori, anak akan mendapatkan banyak pengalaman baru serta kesempatan untuk eksplorasi lebih jauh dengan apa yang ada di sekitarnya. Sehingga nantinya anak akan lebih mencintai lingkungan dan juga menghormati makhluk hidup yang berada di sekelilingnya serta memahami fungsi dari masing-masing ciptaan di alam semesta yang menjadikannya manusia berkepenuhan.
BIBLIOGRAPHY
Modul PDEME Montessori Haus Asia
Buku “The Secret of Childhood”- Maria Montessori
Buku Maria Montessori- “The Absorbent Mind”
infomontessori.com
montessorianswers.com
Tulisan dibuat sebagai bagian dari program Diploma Montessori MHA